Cewek matre? Itu biasa! Lalu, bagaimana dengan cowok matre? Sangat luar biasa.
Itulah yang Delia rasakan, memiliki kekasih yang menjadikannya seperti ATM berjalan. Hingga pada akhirnya, putus cinta membawa Delia yang tanpa sengaja menghabiskan satu malam bersama dengan pria asing.
Bagaimana cerita Delia selanjutnya? Yuk simak!
So Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 15 ONS
Aryan bergegas pergi dari kantor karena mendapat telpon dari rumah sakit. Laura— Mama Aryan, mendadak pingsan dan harus di rawat. Padahal Aryan berniat untuk lembur malam ini. Namun, saat melewati jalan yang cukup sepi, dia melihat ada mobil terparkir di tengah jalan. Dirinya berpikir jika terjadi kecelakaan di depan.
"Tapi kenapa sepi?" tanya Aryan pada dirinya sendiri. Saat hendak mencari jalan lain, dia mendengar suara seorang wanita meminta tolong.
Aryan langsung keluar dari mobilnya dan melihat para preman yang sedang mengancam seorang wanita. Dia tidak bisa tinggal diam dan memutuskan untuk membantu wanita tersebut.
"Apa yang terjadi di sini?" tanya Aryan dengan suara yang tegas.
Para preman memperhatikan Aryan dengan mata yang penuh ancaman. "Kau tidak usah ikut campur!" kata salah satu preman dengan suara yang kasar.
Aryan tidak gentar dan berdiri teguh. "Saya tidak akan membiarkan kalian mengancam wanita ini," kata Aryan dengan suara yang kuat.
Para preman tertawa dan mendekati Aryan. "Kau pikir kau bisa melawan kami?" tanya salah satu preman dengan suara yang penuh ejekan.
Aryan siap untuk melawan para preman dan melindungi wanita tersebut. Tapi, dia tidak tahu bahwa situasi ini akan menjadi lebih rumit dari yang dia duga.
Aryan siap untuk melawan para preman, tapi sebelum pertarungan dimulai, Delia berteriak ke arah Aryan dan memohon agar dia tidak melawan.
"Tolong, jangan! Mereka tidak akan berhenti sampai kau terluka parah," kata Delia dengan suara yang panik.
Aryan memperhatikan wanita tersebut dan melihat ketakutan di matanya. Dia memutuskan untuk tidak melawan.
"Baiklah, apa yang kalian inginkan?" tanya Aryan dengan suara yang tenang.
Para preman memperhatikan Aryan dengan mata yang penuh kemenangan. "Kami ingin kau memberikan mobilmu kepada kami," kata salah satu preman dengan suara yang kasar.
Aryan tidak ingin memberikan mobilnya, tapi dia tidak ingin wanita tersebut terluka. "Baiklah, ambil mobilku," kata Aryan dengan suara yang resign.
Tapi, ketika para preman hendak mengambil kunci mobil, Aryan melihat kesempatan untuk melawan. Dengan gerakan yang cepat, Aryan berhasil mengalahkan para preman dan membuat mereka kabur.
Delia memperhatikan Aryan dengan mata yang penuh terima kasih. Wajah Aryan tidak terlihat jelas karena lampu jalan yang temaram. "Terima kasih, kau telah menyelamatkan saya," kata Delia dengan suara yang lembut.
Aryan tersenyum dan memperhatikan wanita tersebut. "Tidak apa-apa, saya hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan," kata Aryan dengan suara yang santai.
Delia tersenyum tipis, tanpa sengaja matanya menatap ke arah lengan Aryan. "Kau terluka!" pungkasnya khawatir.
"Ini hanya luka kecil, tidak masalah." sahut Aryan dengan santai.
Delia membuka jaket yang dia gunakan, lalu merobeknya dan mengikatnya di daerah lengan Aryan yang terluka. "Jika ini dibiarkan maka bisa terjadi infeksi. Kita harus kerumah sakit."
Aryan menatap Delia dibawah sinar rembulan dan lampu jalan yang temaram. "Baiklah, kita akan pergi kerumah sakit, karena kau juga terluka."
Delia memegang lehernya yang masih mengeluarkan darah. Sebelum pergi, mereka menyadarkan pak Sopir terlebih dahulu. Setelah membayar, keduanya pun bergegas pergi dari sana.
"Maaf karena sudah membuatmu terluka." ucap Delia saat mereka masih dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Aryan hanya tersenyum tipis.
Tak lama kemudian, sampailah mereka di rumah sakit, tempat Mama Aryan di rawat. Mereka masih belum menyadari sesuatu. Delia berjalan di belakang Aryan, saat pria itu berhenti, Delia pun spontan ikut berhenti.
"Suster! Tolong obati lukanya!" perintah Aryan saat suster sudah datang.
"Baik, Pak."
Aryan menoleh, dan membuat Delia tercengang.
'Pria ini,' batinnya.
Mata mereka saling menatap, entah mengapa Aryan merasakan hal yang berbeda setiap kali bertemu dengan Delia. Namun, dia tidak mengerti apa artinya. Tatapan mereka terputus saat suster mengajak Delia masuk ke dalam ruang rawat. Sementara Aryan, dibawa keruangan lainnya.
******
Bersambung
kaya kaca mbke /CoolGuy//CoolGuy/
biar della aja yg tunjukin bukti ke aryan biar dramatis dan usai