NovelToon NovelToon
Lovely Lawyer

Lovely Lawyer

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:74.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Elina adalah seorang pengacara muda handal. Di usianya yang terbilang masih muda, dia sudah berhasil menyelesaikan banyak kasus penting di karirnya yang baru seumur jagung.

Demi dedikasinya sebagai seorang pengacara yang membela kebenaran, tak jarang wanita itu menghadapi bahaya ketika menyingkap sebuah kasus.

Namun kehidupan percintaannya tidak berbanding lurus dengan karirnya. Wanita itu cukup sulit melabuhkan hati pada dua pria yang mendekatinya. Seorang Jaksa muda dan juga mentor sekaligus atasannya di kantor.

Siapakah yang menjadi pilihan hati Elina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak Emas

Selesai menangani kasus Santi, seperti biasa, Elina melanjutkan pekerjaannya di firma hukum tempatnya berkarier. Usai menangani kasus Santi, wanita itu harus membuat laporan terkait kasus yang dikerjakannya. Nantinya laporan tersebut akan masuk ke dalam tempat arsip dan bisa dijadikan referensi bagi rekan yang lain jika menangani kasus serupa.

Usai membuat laporan, Elina keluar dari ruangannya. Dia pergi menuju pantry untuk membuat minuman. Di sana ada juga beberapa rekannya yang tengah beristirahat sambil berdiskusi tentang sebuah kasus.

“Hai, El,” sapa Imam, salah satu rekan kerjanya.

“Aku dengar kamu berhasil mempermalukan Jaksa di pengadilan,” sambar Vito.

“Aku hanya beruntung saja,” Elina mengambil minum lalu bergabung dengan ketiga temannya.”

“Aku sudah pernah berhadapan dengan Carya Respati waktu di Jakarta. Dia itu menyebalkan sekali,” sahut Selomita.

“Apa kamu menang?” tanya Vito.

“Aku masih pengacara muda waktu itu. Bukan hanya aku, ada Gita juga. Aku dan Gita dibantai habis olehnya di pengadilan. Kami mengerjakan kasus pro bono. Dan tidak ada pengacara senior yang mau mengerjakannya, jadi dilimpahkan pada kami. Klien kami difitnah dan harus mempertanggung jawabkan perbuatan yang tidak dilakukan olehnya. Semua bukti mengarah padanya, persis seperti kasus kamu. Dan kita sudah hampir putus asa waktu itu. Tapi Pak Gerald datang dan mengambil alih kasus.”

“Dan Carya kalah di persidangan,” sambar Elina.

“Yup. Aku senang saja, orang yang tidak bersalah bisa lolos dari hukuman.”

“Kenapa Pak Gerald tidak menangani kasus ini dari awal?”

“Pak Gerald sedang menangani kasus lain. Dia sedang berada di Surabaya waktu itu.”

“Kamu beruntung Pak Gerald datang tepat waktu.”

Selomita hanya menganggukkan kepalanya. Dari kasus tersebut dia belajar banyak dari Gerald. Ada hal yang luput dari perhatiannya dan juga Gita. Mereka dipaksa melihat kembali kronologi kejadian dari awal, mendatangi TKP dan melihat hal-hal yang berkaitan dengan kasus, sekecil apa pun itu.

“Vit, kamu dapat kasus pro bono lagi?”

“Iya. Kasus perebutan warisan.”

“Masalah klasik. Sebenarnya simple aja, kalau muslim tinggal ikutin aturan syariahnya. Kalau non muslim, mengikuti wasiat yang diberikan pemberi waris.”

“Masalahnya ngga sesimple itu. Jadi ini keluarga campuran, janda dan duda menikah bawa anak masing-masing. Anak si Ibu ngga masalah mereka ngga dapat warisan, tapi mereka menuntut hak untuk Ibunya dan anak-anak dari pihak Bapak tidak mau memberi. Dengan alasan, mereka menikah hanya lima tahun. Dan setelah menikah, Bapaknya sudah pensiun. Jadi Ibunya dianggap tidak memiliki hak apa-apa. Yang lebih parahnya, anak sulung dari Pihak Bapak mengalami kecelakaan, dan si Ibu dan anak-anaknya dituduh menjadi dalang kecelakaan. Si Ibu dilaporkan melakukan pembunuhan berencana demi hak waris.”

“Kamu mewakili si Ibu?” tanya Elina.

“Yup. Dan aku lagi kumpulin data tentang kasus ini.”

“Masalah warisan itu masalah sensitif, kamu harus berhati-hati. Harus terbuka atas semua peluang. Selidiki juga semua anak dari pihak Bapak. Bukan tidak mungkin pelakunya adalah mereka.”

“Kenapa kasus ini masuk kasus pro bono?”

“Karena si Ibu termasuk orang tidak mampu. Dia diusir keluar dari rumah suaminya oleh anak-anak tirinya. Dua anak si Ibu sudah berkeluarga dan mereka kehidupan mereka masih jauh dari kata mapan.”

“Good luck!” seru Elina yang hanya diangguki oleh Vito.

Tanpa sengaja mata Elina menangkap sosok Jaka yang berdiri tak jauh dari pantry. Tangan Elina melambai memanggil Jaka untuk masuk. Melihat isyarat yang diberikan Elina, Jaka langsung masuk ke dalam pantry.

“Ada apa Pak Jaka?”

“Saya cuma mau mengucapkan terima kasih atas bantuan Bu Elina. Saya tidak bisa memberi apa-apa sebagai bayarannya. Tapi kalau Ibu membutuhkan bantuan, apapun itu, saya akan berusaha untuk membantu."

“Sama-sama, Pak Jaka. Bagaimana kabar Bu Santi?”

“Alhamdulillah baik. Untuk sementara dia tinggal dengan saya. Tapi mungkin dua tiga hari lagi akan pindah. Saya sudah mendapat kontrakan untuk Teh Santi.”

“Apa Bu Santi punya uang untuk mengontrak rumah?”

“Alhamdulillah ada, Bu. Pak Gerald memberi uang untuk mengontrak rumah dan juga modal untuk usaha.”

“Benarkah?”

“Iya. Alhamdulillah, Pak Gerald memberi uang untuk mengontrak selama dua tahun.”

“Syukurlah. Semoga Pak Jaka bisa menjaga Bu Santi dengan baik. Sekarang tanggung jawab Bu Santi dan anaknya kembali pada Pak Jaka.”

“Aamiin.. semoga saya bisa menjaganya dengan baik. Saya permisi dulu, Bu.”

Elina hanya menganggukkan kepalanya. Semua yang mendengar penuturan Jaka, tidak merasa heran. Selain sering memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma pada masyarakat tidak mampu, pria itu juga tidak jarang mengeluarkan uang dari kocek sendiri untuk membantu yang tidak mampu. Security, OB dan Cleaning Service di kantor ini sering mendapat bonus dari kocek pribadi Gerald.

“Sel.. kamu ngga mau daftar jadi calon pendamping Pak Gerald?” goda Imam seraya menaik turunkan alisnya.

“Jangan tanya aku, tanya aja El,” Selomita melihat pada Elina.

“Kenapa aku?”

“Karena kamu anak kesayangan Pak Gerald.”

Terdengar suara Gita menyambung pembicaraan. Saat masuk ke dalam pantry, tanpa sengaja wanita itu mendengar pembicaraan rekannya dengan Elina. Tidak ada tanggapan dari Elina. Keduanya hanya melihat satu sama lain dengan saling melemparkan tatapan tak suka. Sudah menjadi rahasia umum di kantor ini kalau keduanya terlibat perang dingin sejak kantor ini berdiri.

“El..”

Imam yang baru hendak membuka mulutnya kembali menutup mulutnya ketika tiba-tiba Gerald muncul dan meminta Elina mengikutinya. Melihat Gerald memanggilnya, Elina memiliki alasan untuk pergi dari pantry. Kedatangan Gita membuat suasana di sana tidak nyaman lagi.

“Apa?” tanya Gita saat melihat pandangan ketiga rekannya tertuju padanya.

“Apa masalahmu dengan El?” tanya Imam.

“Aku hanya tidak menyukainya,” jawab Gita santai.

“Kenapa?”

“Apa aku harus punya alasan?”

Gita mengambil gelas lalu mengisinya dengan air putih dingin dari dispenser. Wanita itu menarik kursi di dekat Selomita lalu mendaratkan bokongnya di sana.

“Kita bekerja di kantor yang sama. Bukankah lebih baik kalau kita bekerja sama?”

“Aku bisa bekerja sama dengan kalian, kecuali dia.”

“Why?”

“Do I must have the reason?”

“Apa karena dia anak emas Pak Gerald?” tanya Selomita penasaran.

“Aku pikir Pak Gerald memperlakukan kita semua sama. Tidak ada yang diistimewakan. Kita diberi kesempatan yang sama dalam meniti karir. Pak Gerald juga tidak sungkan memberikan arahan untuk kita kalau diperlukan, termasuk pada El. Letak masalahnya di mana?” sambung Vito.

“Kamu baru bergabung di sini selama dua tahun. Aku sudah mengenalnya sejak di Novak and Partners. Dan sejak itu aku tidak menyukainya. Aku tidak memaksa kalian untuk tidak menyukainya seperti yang kulakukan, jadi jangan paksa aku untuk menyukainya. Dan dengan menjadikan aku sebagai enemy of the state karena tidak menyukainya, membuat aku semakin tidak menyukainya.”

Gita menghabiskan minumannya, menaruhnya di bak cuci piring lalu meninggalkan pantry. Vito hanya mengangkat tangannya, tak mengerti dengan jalan pikiran Gita.

“Ada apa dengannya?” tanya Vito.

“Apa jangan-jangan dia menyukai Pak Gerald?” sahut Imam.

“Gita memang mengagumi Pak Gerald. Tapi menyukainya sebagai pria.. aku rasa tidak,” jawab Selomita. Wanita itu sudah mengenal Gita cukup lama. Mereka bertemu di lembaga Pendidikan Khusus Profesi Advokat dan sama-sama melakukan magang di Novak dan Partners.

***

Bersama dengan Elina, Gerald memasuki restoran yang ada di salah satu hotel bintang empat yang ada di kota Bandung. Keduanya akan menemui perwakilan perusahaan yang menjadi klien mereka. Rencananya mereka akan memperpanjang kontrak dengan D&G Law Firm dengan merevisi beberapa bagian dalam perjanjian mereka.

“Kenapa kita bertemu di sini? Bukankah biasanya klien datang ke kantor kita?”

“Miss Clara, pemilik Moon Rising, memang selalu memilih tempat di luar kantornya atau partnernya untuk menanda tangani perjanjian. Sudah menjadi kebiasaannya saja. Biasanya untuk urusan ini, ada Damian yang mengurus. Tapi karena dia sedang berada di Bali, terpaksa harus aku yang datang.”

“Kenapa Abang jarang sekali berhubungan dengan klien corporate kita?”

“Karena Damian lebih cocok berhubungan dengan mereka. Dia lebih tahu bagaimana bernegosiasi demi kepentingan bisnis. Dan itu sama sekali bukan gayaku,” Gerald terkekeh setelahnya.

“Well setidaknya kehadirannya menjadi penyeimbang untuk Abang.”

“Yup. Hampir semua klien corporate yang kita miliki datang karenanya.”

Lift yang mereka tumpangi berhenti di lantai tiga. Keduanya keluar lalu menuju restoran yang ada di lantai ini. seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dan langsung memandu mereka menuju private room yang sudah dipesan untuk pertemuan.

“Miss Clara,” sapa Gerald ketika memasuki private room seraya mengulurkan tangannya.

Wanita berusia 37 tahun itu menyambut uluran tangan Gerald lalu mempersilakannya untuk duduk. Clara memang dipanggil dengan sebutan Miss karena sampai sekarang dia masih betah melajang. Di usianya yang menjelang empat puluh tahun, tak membuat wanita itu terburu-buru untuk menikah.

“Di mana Damian?”

“Dia sedang ada urusan di Bali.”

“Oh sayang sekali.”

“Tapi aku membawa perjanjian yang sudah direvisi olehnya. Silakan dibaca lebih dulu.”

Gerald memberikan berkas di tangannya. Clara membaca dengan seksama perjanjian yang sudah direvisi oleh Damian. Tanpa pikir panjang, wanita itu langsung menanda tanganinya. Usai Clara menanda tangani, sekarang giliran Gerald yang melakukannya.

“Terima kasih masih mempercayai kami,” ujar Gerald.

“Aku percaya pada Damian dan juga firma hukumnya.”

Hanya anggukan kepala saja yang diberikan oleh Gerald. Tidak masalah kalau Clara menanda tangani kerja sama itu karena Damian. Yang penting mereka tidak kehilangan klien sebesar Clara.

“Aku sudah memesan makan siang untuk kalian. Mohon maaf aku tidak bisa menemani. Sampaikan salamku pada Damian. Enjoy your lunch.”

Clara mengambil tasnya lalu keluar dari private room tersebut. Selang beberapa detik, seorang pelayan masuk dan menyiapkan hidangan yang sudah dipesan oleh Clara.

“Penanda tanganannya semudah ini dan sepertinya aku tidak perlu ikut hadir. Kenapa Abang mengajakku?”

“Aku hanya tidak ingin makan siang sendiri.”

“Abang sudah tahu kalau pertemuan akan berjalan sesingkat ini?”

“Yap.”

“Apa pertemuannya sesingkat ini kalau bertemu dengan Pak Damian?”

“Tentu saja tidak.”

“Apa dia menyukai Pak Damian?”

“Mereka punya sejarah. Mereka kuliah di kampus yang sama. Dan keduanya cukup dekat. Aku tidak tahu apa di antara mereka punya hubungan spesial sebelumnya.”

“Miss Clara belum menikah sampai sekarang. Apa jangan-jangan dia masih belum bisa move on dari Pak Damian?”

“Hahaha.. aku tidak tahu, El. Aku tidak suka membahas urusan pribadi orang lain.”

“Abang sendiri kenapa belum menikah? Apa Abang masih belum move on? Maksudku sebelum Abang menyukaiku.”

“Tidak. Begitu kami berpisah, aku sudah melupakannya.”

“Secepat itu? Kenapa?”

“Dia tidak layak diingat.”

Jawaban singkat Gerald membuat Elina enggan untuk bertanya lagi. Sepertinya Gerald tidak begitu nyaman membahas tentang mantan istrinya. Elina memilih membahas hal lain sambil menikmati makanan.

Setengah jam kemudian, acara makan siang mereka selesai. Gerald dan Elina bermaksud langsung kembali ke kantor. Keduanya segera meninggalkan private room tersebut. Ketika mereka melintasi private room lain yang pintunya terbuka, sayup-sayup keduanya mendengar suara pelayan dari dalamnya.

“Ibu.. tolong bangun. Ibu..”

Gerald dan Elina segera masuk ke dalam private room. Di sana nampak seorang wanita paruh baya tergeletak di lantai. Di sampingnya seorang pelayan berusaha membangunkan wanita itu. Gerald langsung mendekat.

“Apa yang terjadi?” tanya Gerald.

“Tiba-tiba saja dia pingsan.”

“Sudah berapa lama?”

“Sekitar tiga menit.”

Gerald segera membalikkan wanita itu hingga posisi tubuhnya telentang. Dia segera melakukan CPR padanya. Mata Elina menatap tak berkedip pada wanita yang tengah pingsan tersebut.

“Tante Elsa,” gumamnya pelan.

***

Emaknya Malik nongol nih.

BTW besok Elina libur ya. Mau bawa Emaknya Malik ke RS😂

1
fifia
favorit pokok ny
fifia
bau bau nya elina milih zahran
sum mia
Dengan banyaknya dukungan buat El , untuk mencoba bekerja sama dengan Gita semoga dia bisa memperbaiki hubungannya dengan Gita . mungkin awalnya gita juga akan menolak dan julid tapi semoga kedepannya mereka bisa akur .
aku yakin Gita suka sama Gerald , tapi sayangnya Gerald suka sama Elina . dan pada akhirnya nanti Elina malah mendukung Gita dengan Gerald .
pikiranku terlalu jauh gak sih , tapi namanya juga nebak , bener sukur , kalau salah ya udah berarti gak sesuai dengan ide cerita kak othor . jadi nikmati aja ya El......

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
❤Rainy Wiratama Yuda❤️
Ya udah deh, aku dukung El sama Zahran aja, jadi kesel.juga sama Ge.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
aq tau maksudmu menggiring opini thor. tetep aq pendukungnya bang Ge🤣🤣🤣🤣.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
pointnya itu loh elina. kelak kau akan sadar kemana hatimu lebih lebih pantas berlabuh.
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
ga rela oeeekkkkk 🤣🤣🤣🤣
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
zahran cmn bisa menghibur elina tp tidak bisa membimbing dan mengarahkan nya, apalg mslh pekerjaan
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
nah ini yang dibutuhkan seorang elina. yang balance. klo salah blg salah, klo benar blg benar. bkn yg hny bs kasih kata2 mutiara dan penyemangat.
Febri Nayu
kok aku lebih suka el sama Gerald yaa. embuh opoo lebih sreg kesana
Nabila hasir
mak author kayaknya ke zahran deh. padahal nabila pengen El ma bang Ge.
tapi nabila ikutin alurnya mak author deh
Jenong Nong
sebenarnya aku lebih sreg klo elina sm bang Ge... bang Ge tahu menempatkan diri memanjakan bisa memang bisa tegas jg bisa... ❤❤🙏🙏
anonim
baru pertama kali sidang Carya sudah mrepet aja nih...Elina tidak gentar menghadapimu pak Jaksa...tunggu Elina bisa mencari bukti-bukti Santi tidak bersalah
☠ᵏᵋᶜᶟ⏳⃟⃝㉉❤️⃟Wᵃfᴹᵉᶦᵈᵃ🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️
tapi aku gak suka kalau Elina sama Zahran aku lebih suka sama bang GE😀
Popy Desiana
he he hee... menurut qu apa yg di Arahkan Gerald bener kalo untuk urusan pekerjaan Gerald cocok sama Elina sepemahaman dan tegas... tapi kalau urusan rumah tangga Gerald keras dan pemaksa sedang kan Elina orang nya manja dan gak mau di paksa jadi agak susah menyatukan 2 hati kemungkinan Elina akan sering menangis..
sedangkan sama Zahran , Zahran bisa mengimbangi Elina biar kata Zahran menuruti elina tapi dia bisa membujuk Elina dan mengarahkan insyaallah bahagia terus kalau sama Zahran..
ardiani rosanti
Iya hilalnya udah keliatan,
E..tapi kok aq lebih sreg EL sam bang Ge ya 🤭🤭🤭
Ya walaupun duda sih, kan skrg Duda semakin didepan 🤣🤣🤣
Tapi aq manut aja apa yg ditulis kak icha.,
Siapa tw dgn kasus ini akhrnya El sama Gita bisa jadi bestie ye kan....
Trys gita jadian sama zahran 🤣🤣🤣
Lila
bang ge sdng mempersiapkan diri dg apapun pilihan hati el/Smile/
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
tim Gerald pada Ter potek potek hatinya 💔💔🤣🤣🤭
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
kok aku condongnya ke Gerald ya Bun untuk pasangan Elina 🤭tapi balik ke ibun yg punya cerita,mo ma Zahran atau Ge yg penting tulus mencintaimu Elina.
⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢
bun bun bun pleaseee elina lgi keasal itu jnagan bkin dia slah pilih,zahran ksih jdooh yg lain aja bun😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!