NovelToon NovelToon
LEGENDA LAUT TIMUR

LEGENDA LAUT TIMUR

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur
Popularitas:477
Nilai: 5
Nama Author: Fii Cholby

Ini adalah kisah Guru Spiritual dan Seorang Duyung yang mencoba menerobos perbudakan melalui segala macam kesulitan dan bahaya. akhirnya menjadi sebuah keluarga dan bergandengan tangan untuk melindungi rakyat jelata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 15

Raut wajah Jesly berubah dingin. Otaknya berputar beberapa tahun silam saat ia masih kecil mendorong Tuan Muda Alaric ke jurang ular spiritual.

"Aaaaaaa..." Alaric kecil di dorong Jesly masuk ke jurang spiritual.

"Mengapa kamu ditakdirkan mendapat posisi pewaris Kerajaan Vielstead? Dan aku hanya bisa menjadi pengikutmu. Alaric, biarkan kamu mati disini!" Setelah mengatakan itu Jesly kecil pergi meninggalkan Alaric dengan ular-ular di sekitarnya.

Mengingat kejadian masalalu membuat Jesly merasa bersalah. Hal itu terjadi bukan karena keinginannya. Seseorang telah melakukan trik seolah-olah dirinyalah yang mendorong Alaric hingga masuk ke jurang.

"Haruskan saya dan anda menjadi seperti dayung bersambut?" tanya Jesly setelah mengingat kejadian beberapa tahun silam.

"Dayung bersambut? Hmmm.. saya rasa kita akan seperti ini sampai mati."

Jesly tertawa kecil. "Anda benar. Karena sekarang kita telah mencapai point ini, tidak ada cara lain untuk keluar darinya. Kompetisi belum berakhir. Tuan Muda, mari kita tunggu dan lihat hasilnya."

Tuan Muda Alaric maju satu langkah lebih dekat pada Jesly. "Jesly, saya benci saat anda tertawa seperti ini. Dingin! Arogan!" Ucap Tuan Muda dengan menekan perkataannya. Lalu ia pergi, Sisy mengekor di belakang Tuan Muda.

Perlahan senyumnya pudar. Jesly menatap punggung Tuan Muda Alaric dengan penuh rasa bersalah. Bayangan-bayangan masalalu terus berputar di kepalanya. Dari mulai pertama kali mereka dipertemukan. Menjadi sahabat bahkan ia sudah menganggap Tuan Muda seperti saudaranya sendiri.

Ia ingat betul, saat Tuan Muda Alaric memberinya bunga mawar putih padanya sebagai tanda persaudaraan. Tuan Muda sangat menyayanginya layaknya adiknya sendiri.

Jesly menunduk dalam diam. Matanya berkaca-kaca mengingat masalalu yang dulunya penuh keceriaan sekarang berubah menjadi kebencian semenjak kejadian di jurang ular spiritual.

Tuan Muda Alaric berhenti, menoleh ke belakang. Ia memandangi Jesly dari kejauhan. Dapat ia simpulkan Jesly terlihat sedih. "Apakah anda masih mengkhawatirkan Jesly?" Tanya Sisy menyimpulkan kekhawatiran di wajah Tuan Muda Alaric.

"Dia sudah kehilangan kepercayaan duyung. Jadi, akan sulit baginya untuk kembali melatih."

"Dia tidak akan mudah menyerah. Selama dia masih di sekitarnya, banyak hal bisa akan berubah. Kita harus mengeluarkan berbagai cara untuk bisa mengeluarkannya." Ucap Tuan Muda Alaric menutupi rasa khawatirnya.

Sisy mengangguk.

Jesly berjalan dengan lesu kembali ke kediamannya. Senyum Lily merekah saat melihat Jesly sudah kembali. "Jesly," pekiknya menghampiri.

"Jesly, kamu sudah kembali. Ehh, tunggu sebentar. Setelah memberikan satu botol pil salju, mengapa wajah kamu menjadi seperti ini? Apakah duyung itu sangat keras kepala? Hahh?"

Jesly menggigit bibir bawahnya. "Haih.. sudah berakhir. Tidak ada gunanya. Sudah tidak ada gunanya lagi. Jesly, apa kamu dengar aku bicara?" Lily melambaikan tangannya di depan wajah Jesly.

"Aku dengar."

"Ada yang salah denganmu. Apa yang kamu pikirkan?"

"Lily,"

"Iya."

"Mana yang menurutmu lebih menjengkelkan, menyesal atau meminta maaf?"

Lily tersenyum menggoda. "Apa yang sedang kamu sesali? Dan kamu minta maaf untuk apa?"

Jesly tak menjawab, ia memilih masuk ke rumah. "Apa ada yang menindas mu?" Tanya Lily sedikit berteriak. Jesly tak menggubrisnya memilih masuk ke rumah.

Lily berkacak pinggang. "Apa duyung itu menindasnya? Tidak mungkin. Bahkan duyung itu tidak sepintar diriku. Apa si Alaric, bukan? Dasar Alaric jahat!" Lily meluntung bajunya dan dengan kesal mencari Alaric.

.

.

.

Duyung melihat butiran-butiran pil salju berwarna putih yang berceceran. Berjongkok, mengambilnya satu, mengamati pil salju. "Kamu sudah melihat lukaku. Jika aku tidak menghasilkan sesuatu untuk Kerajaan Vielstead, bagaimana bisa aku meninggalkan tempat yang seperti neraka ini? aku menggunakan segel abadiku untuk memblokir panah emas itu untukmu, mengoleskan obat untukmu, membelikan mu makanan yanga mana itu seharga pulau kecil. Dan pil salju itu, kamu tau seberapa sulit bagiku untuk menyelamatkan mu? Aku sendiri menahan diri untuk pil itu, tapi malah aku berikan padamu. Coba kamu fikir, apakah aku pernah menyakitimu? Aku hanya ingin berteman denganmu. Tapi kamu tidak mempercayaiku."

Perkataan Jesly beberapa menit yang lalu kembali terngiang-ngiang di telinganya. Perlahan ia memasukkan pil salju itu kedalam mulutnya. Ia dapat merasakan perubahan setelah menelan pil salju.

Duyung berdiri, memejamkan matanya menikmati sensasi pil salju yang secara perlahan membuat tubuhnya dapat kembali pulih. Senyuman terbit di bibirnya, menghela nafas lega.

Beberapa detik, penglihatannya berubah menjadi merah. Ia melihat sekelilingnya, semua terlihat merah. Detik kemudian dadanya mulai terasa sesak. Duyung memegangi dadanya.

.

.

.

Jesly sedang fokus membaca buku mengenai teori duyung di laut dalam. "Duyung di laut dalam hati mereka seperti cermin. Jika rusak sulit diperbaiki."

"Jesly, Jesly ini gawat!" Panglima Juan berlari masuk ke rumah Jesly menghampiri Jesly yang sedang membaca. "Tuan Muda Alaric tau duyung tidak bisa tahan panas. Untuk memaksanya bicara, gua refleksi bagaikan tempat peleburan sekarang."

"Bagaimana bisa dia melakukan itu? Duyung itu pasti tidak mau menyerah."

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Panglima Juan.

Jesly menoleh kesamping, tanpa sengaja ia melihat kalimat yang membuatnya memiliki ide. "Lihat! Buku kuno ini mengatakan nelayan membantu duyung yang tersesat kembali ke laut. Dan duyung itu membalas kebaikannya dikatakan bahwa duyung itu berterimakasih dan tidak melupakan jasanya."

Jesly beranjak dari duduknya. "Alaric akan bertaruh pada duyung itu. Dia akan melukainya. Tapi aku akan menyelamatkannya." Jesly tersenyum miring.

sedangkan di satu sisi, salah satu prajurit mendatangi kediaman Tuan Muda Alaric. "Tuan Muda," ucapnya di pintu yang masih belum terbuka.

Tuan Muda Alaric dan Sisy sedang melihat rancangan untuk merencanakan sesuatu. "Masuk!"

Lily diam-diam mendengarkan pembicaraan mereka. Ia hinggap di lampu teras kediaman Tuan Muda Alaric.

"Tuan Muda, Guru Spiritual Jesly dan Panglima Juan pergi ke gua refleksi." lapor prajurit tersebut.

"Minta semua prajurit pergi dari gua refleksi. Sisakan dua untuk menjaga di pintu gua."

"Baik." prajurit tersebut lalu pergi setelah melapor.

"Kenapa Tuan Muda dengan sengaja mengirim berita pada Jesly? Apa ini kesempatan terbaiknya untuk menunjukkan kebaikannya pada duyung?" Sisy khawatir Jesly akan menang dalam kompetisi ini.

"Jika anda adalah Jesly, bagaimana anda menunjukkan kebaikan?"

"Tentu saja menyelamatkannya dan mendapatkan kepercayaannya." jawab Sisy. Sesaat ia baru sadar dengan rencana Tuan Muda.

"Jika dia ingin menyelamatkan duyung itu, dia harus menghancurkan penghalangnya untuk membantunya kabur dari gua refleksi. Apa yang anda lakukan hari ini bukan untuk memaksa duyung, tetapi membiarkan Jesly melakukannya. Melepaskan tawanan tanpa izin adalah kejahatan di Kerajaan Vielstead. Jika hari ini kita mendapatkan bukti ini, maka selanjutnya tidak akan ada yang bisa bersaing dengan anda." ucap Sisy mengatakan maksud rencana Tuan Muda.

Lily terkejut mendengar rencana Tuan Muda. "Jesly, kamu tidak boleh terperangkap dalam rencana ini." Lily terbang untuk memberitahu rencana Tuan Muda pada Jesly.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!