NovelToon NovelToon
Janda Satu Malam

Janda Satu Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / CEO
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: My Choki

Karena salah paham saat mendengar percakapan Ayahnya tentang pelaku yang terlibat dalam kecelakaan Kakeknya saat dia.masih kecil sehingga membuat seorang pemuda bernama lengkap Arishaka Narendra membalaskan dendamnya kepada seorang gadis bernama Nindia Asatya yang tidak tahu menahu akan permasalahan orang tua mereka di masa lalu.

Akankah Nindia yang akrab di sapa Nindi itu akan memaafkan Shaka yang telah melukainya begitu dalam?

dan Bagaimana perjuangan Shaka dalam meluluhkan hati Nindia gadis yang telah ia sakiti hatinya itu!

Mari kita simak saja kisah selanjutnya.

Bijaklah dalam membaca mohon maaf bila ada nama tokoh atau tempat yang sama. semua ini hanya hasil karangan semata tidak untuk menyinggung siapapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon My Choki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengunjungi Ibu

"Huek!! Huek!! " Shaka memuntahkan semua isi perutnya yang terasa seperti tengah di aduk-aduk di jam yang baru menunjukkan pukul setenagh enam ini.

Shaka kembali di landa rasa mual yang luar biasa. Sehingga membuat Ibunya dan Ayah Surya begitu khawatir. Melihat putra mereka seperti itu.

" Yah, hubungi Dokter Kian. Suruh stay di rumah sakit. Kita bawa Shaka sekarang. Ibu takut dia kenapa-napa, kalau nunggu nanti-nanti." Titah Asma seraya memapah Shaka dari kamar mandi dan membawanya ke tempat tidur.

Perasaan seorang Ibu yang begitu mengkhawatirkan putranya tidak bisa di sepelekan. Asma sangat menyayangi anak-anaknya.

"Baik Bu, Ayha akan hubungi Sekarang." Sahut Srya seraya berdiri dari duduknya berjalan keluar kamar untuk menghubungi Dokter Kian.

"Ibu, mau jus lemon." Lirihnya dengan suara lemah. Entah menggapa saat ini hanya jus lemon yang terlintas di benaknya.

"Ha! Jus lemon? " Ulang Asma , barangkali dirinya salah dengar.

"Iya Bu, aku mau jus lemon. " Ucap Shaka lagi, suaranya masih sangat lemah.

Asma dan Surya saling pandang, mendengar permintaan putra sulung mereka itu. Surya baru saja masuk kembali ke dalam kamar Shaka, setelah menghubungi dokter Kian. Seketika terdiam saat mendengar keinginan putranya yang ingin jus lemon di pagi buta seperti ini.

"Apa nggak mau makanan atau minuman yang lain? Jus Lemon kurang baik di minum sepagi ini. Apalagi perut mu masih kosong. Nanti malah nggak enak perutnya." Ucap Asma berusaha memberikan pengertian kepada putra sulungnya itu.

"Nggak mau yang lain Bu, maunya jus Lemon. Boleh ya Bu, keknya segar banget minum jus lemon." Sahut Shaka, memelas dan tetap menginginkan jus Lemon.

Surya dan Asma kembali saling pandang. Saat Shaka kembali meminta minuman masam itu.

"Sudah, Bu. Buatkan saja. Mungkin dengan begini akan mengurangi rasa mualnya. " Ucap Surya tidak tega melihat kondisi putranya itu.

"Baiklah, tunggu sebentar ya. Ibu minta Mbak yang buatkan."

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

"Bagaimana Dok? Sebenarnya apa yang terjadi dengan putra saya? Mual nya nggak kunjung hilang. Apalagi tadi pagi, parah sekali muntahnya." Tanya Surya dengan wajah khawatir.

"Sebenarnya tidak ada penyakit yang serius. Yang terjadi pada Tuan muda. Tuan Surya. Sepertinya Tuan Muda salah makan sesuatu. Dan itu yang menyebabkan Tuan muda muntah-muntah. Sehingga menyebabkan dehidrasi ringan. Untuk itu saya sarankan hari ini Tuan muda di rawat saja di sini. Untuk menghindari terjadinya dehidrasi lebih parah. " Jelas dokter Kian seraya menatap Shaka yang terbaring lemah di atas blangkar. "Maaf kan saya Tuan Surya, saya terpaksa menutupi hal ini!" Batin Dokter Kian

Surya mengkerutkan keningnya mendengar penjelasan dokter Kian. Benarkah putranya itu hanya salah makan saja Lalu menggapa muntahnya tidak kunjung mereda. Malahan hari ini lebih parah.

"Tapi dokter, putra saya ini pagi-pagi sekali dia sudah bolak-balik ke kamar mandi. Saya khawatir terjadi sesuatu dengannya. Rasanya mustahil sekali jika dalam keadaan seperti ini dia hanya salah makan." Ucap Surya lagi masih belum puas dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter Kian terhadap Putranya

Dokter Kian menggaruk kepalanya yang mendadak gatal. Setelah mendengar perkataan dari Tuan Surya itu.

"Tapi Tuan Surya, saya sudah memeriksanya dengan baik dan teliti. Dan hasilnya tetap sama. Tidak ada di temukan penyakit yang serius pada Tuan muda Shaka. Yang Tuan muda alam saat ini. Hanya dehidrasi ringan saja." Tukas dokter Kian lagi. Berusaha meyakinkan Surya

"Sudah Yah, mungkin memang Shaka, nggak sakit serius. Biarkan saja dia menginap disini. Biar Ibu yang temani Shaka." Ucap Asmai menenangkan suaminya.

Surya pun akhirnya mengangguk. Saat Asma menenangkannya.

"Jangan Ibu yang tungguin Shaka. Biar suruh Leo saja. Ayah tidak mau Ibu kecapekan dan ikutan sakit. Sudah cukup Ibu itu capeknya saat ngela𝐲anin Ayah saja." Ucap Surya yang sempat-sempatnya berbisik seperti itu di telinga Istrinya dalam situasi seperti ini.

"Ish! Ayah... Ingat umur Yah, malu. " Sahut Asma seraya mencubit manja perut rata suaminya itu. Malu sekali rasanya, sebab saat ini keduanya masih berada di hadapan dokter Kian.

Surya hanya nyengir saja dengan tingkah sang istri yang selalu menjadi candunya.

"Em, baiklah dokter. Tolong berikan yang terbaik untuk putra saya." Ucap Surya pada akhirnya.

"Ibu pulang dulu ya, Kamu pengen makan apa? Biar nanti Ibu masakin." Asma menanyakan apa yang ingin di makan oleh putranya itu sebelum pulang.

Saat ini Shaka sudah berada di ruang rawat. Leo juga baru tiba 10 menit yang lalu.

"Mau Ayam crispy Bu, tanpa nasi." Sahut Shaka. Sudah tidak sepucat tadi pagi. Karena kini tangan kirinya telah terpasang selang infus.

"Oke, Leo mau apa?" Asma juga tidak lupa menawarkan pada Leo, barangkali putra Adipati itu mau juga. Adipati adalah sahabat suaminya sekaligus Asistennya.

"Waduh, jadi nggak enak ini. Ngerepotin Tante." Tukas Leo nyengir saat bertemu pandang dengan Shaka. Yang langsung mencibirnya.

"Kalau di tawarin, berarti nggak ngerepotin Tante, Leo! Buruan, mau apa? Tante mau pulang ini. Itu Om Surya sudah mau ke kantor." Tukas Asma lagi.

"Berbelit-belit, tinggal bilang aja padahal. Samain aja Bu, Ayam crispy. Jangan lupa nasinya dua porsi, kalau satu aja dia nggak bakalan kenyang." Sahut Shaka dari atas bednya. pria itu walaupun dalam keadaan lemah tetap saja masih bisa mencibir Leo.

"Benar ini Leo? Mau di samain dengan request nya Shaka?" Asma kembali bertanya kepada Leo untuk memastikan.

"Iya Tante, samain saja dengan pesanannya Shaka" Sahut Leo malu-malu. Walaupun bukan sekali ini saja dirinya di perlakukan seperti ini oleh Asma, namun Leo selalu malu.

Asma selalu memperlakukan nya dengan baik. Selayaknya anaknya sendiri.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Nindia keluar dari kamarnya saat penghuni kost-kostan itu sudah berangkat kerja semuanya. Nindia sengaja menunggu dulu para penghuni kost itu pergi barulah dirinya akan keluar. Bukan tidak ingin lebih dekat dan akrab, dengan tetangga kostnya. ia hanya tidak ingin mereka bertanya-tanya tentang perubahan tubuhnya. Walaupun dirinya tidak yakin jika apa yang di takut kannya itu benar terjadi.

Hari ini Nindia ingin mengunjungi makam Ibunya nya. Sudah satu bulan dirinya tidak mengunjungi sang Ibu. Nindia sudah begitu merindukan Ibunya itu.

"Hai! Tumben jam segini kamu masih ada di kost, kamu nggak kerja Ndi?"

Suara Luna mengagetkan Nindia yang baru saja mendudukkan dirinya di bangku depan kamarnya itu. Untuk memakai sepatunya.

"Ups! Maaf, kaget ya?" Luna meminta maaf ketika tidak sengaja mengagetkan Nindia.

"Eh! Kak Luna, iya nih! Aku kaget. Kirain nggak ada orang. Iya kak, hari ini aku libur." Sahut Nindia setelah berhasil menenangkan dirinya dari rasa kagetnya.

"Ouh! Aku juga libur, sekarang kamu mau kemana?"

"Aku mau mengunjungi Ibuku. Sudah lama nggak ke sana. Aku merindukannya."

"Waw, kedengarannya menyenangkan. Aku boleh ikut nggak? Aku lagi bete berada di kost. Mau jalan-jalan ke Mall juga malas. Tanggal tua." Sahut Luna sembari menghembuskan nafasnya.

Luna tidak tahu jika Ibu yang akan di kunjungi oleh Nindia itu adalah Ibunya yang telah tiada. Wanita itu pikir Ibunya Nindia masih hidup.

Nindia terdiam sesaat sebelum menjawab permintaan Luna. Yang ia panggil Kakak itu. Sebab Luna lebih tua darinya.

Next......

Jangan lupa komen Nn like and Votenya guys! Ads juga boleh🤭

1
🐾Jingga
terimakasih kakak 🙏
cutesylvie160
Asik banget bisa nemuin karya yang apik seperti ini.
KnuckleBreaker
Jleb banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!