NovelToon NovelToon
Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Briany Feby

"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....

Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.

Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....

Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Usaha untuk meluluhkan Arka

Di tempat lain, tepatnya di kediaman megah milik keluarga Megantara Feby terus mondar-mandir di dalam kamarnya dengan perasaan gelisah.

Ia berkali-kali mengirim pesan kepada Arka namun tidak ada satupun pesan yang di jawab.

Jam di hpnya sudah menunjukan pukul 23:50 malam, namun Arka masih belum pulang juga.

"Apakah Mas Arka benar-benar marah dengan kejadian tadi? Aduh gimana ini... Dia kalo marah bikin jantungan lagi! Gimana kalau dia nggak pulang malam ini? Gimana kalau terjadi sesuatu sama dia? Kenapa aku jadi cemas begini sih?!

Dia pasti lagi kerja... Tapi, ini udah hampir jam dua belas malem! Siapa yang kerja sampai jam dua belas malem?" Cerocos Feby seraya terus mondar-mandir.

Perasaan cemas di hatinya tak lagi bisa ia tahan. Gadis itu akhirnya memilih keluar dari kamarnya untuk mengecek keluar apakah mobil Arka sudah sampai atau belum.

Ia terus berdiri di depan pintu ruang tamu menunggu kedatangan Arka.

"Aku nggak bakalan bisa tenang kalau Mas Arka belum pulang!" Feby terus berdiri dengan cemas di depan pintu menunggu Arka.

Tok! Tok! Tok!

Tak selang beberapa lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah. Feby bergegas membukakan pintu. Senyuman di wajah Feby langsung mengembang begitu melihat seseorang yang sejak tadi ia tunggu. Arka berdiri tepat di depan pintu. Tatapan mereka berdua langsung beradu satu sama lain.

Feby sejenak menatap Arka dengan kedua mata yang berbinar. Detik berikutnya, entah keberanian dari mana gadis itu tiba-tiba saja langsung memeluk erat tubuh pria tampan itu.

Mendapatkan pelukan tak terduga dari Feby, Arka hanya berdiri mematung. Aroma tubuh Feby seakan membuat seluruh rasa penat Arka hilang seketika. Jantungnya berdebar saat tangan mungil gadis itu melingkar di perutnya. Nyaman, rasanya sungguh nyaman.

Namun, bayangan Feby yang berada di pangkuan lelaki lain membuat rahang Arka mengeras, pria langsung melepas paksa pelukan Feby.

Feby menatap Arka dengan mata yang berkaca-kaca. "Kenapa Mas Arka baru pulang? Aku dari tadi khawatir nungguin Mas..." Tanya Feby.

Tatapan gadis itu membuat jantung Arka melemah. Namun amarah di hati Arka masih menguasai pikirannya.

"Siapa yang nyuruh kamu nungguin saya?" Saut Arka dengan ketus.

"Memang nggak ada nyuruh aku nungguin Mas Arka pulang. Tapi entah kenapa aku merasa sangat khawatir karena ini sudah larut malam" Jawab Feby.

"Kamu tau kan, ini sudah larut malam? Lalu kenapa kamu terus membiarkan saya berdiri di luar? Apakah kamu ingin saya sakit?"

Mendengar itu, Feby sontak langsung menggeser tubuhnya memberi jalan Arka agar bisa masuk.

"Maaf-maaf Mas... Maafin aku. Aku nggak bermaksud ngebiarin Mas Arka berdiri di luar"

Arka melenggang begitu saja meninggalkan Feby tanpa menggubris permintaan maaf gadis itu. Setelah mengunci pintu kembali, Feby langsung berlari kecil mengejar Arka.

"Mas Arka mau makan atau mandi dulu? Aku udah siapin air hangat buat Mas mandi. Aku juga udah masakin nasi goreng buat Mas"

Tanya Feby terus berjalan di belakang Arka yang mulai menaiki tangga.

"Saya capek, mau tidur." Jawab Arka dengan singkat. Lalu langsung masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamar rapat-rapat.

"Dia pasti marah sama aku..."

Gumam Feby terus berdiri di depan kamar Arka. Wajah Feby langsung berubah menjadi lesu seketika. Entah mengapa ia tidak suka kalau Arka bersikap dingin kepadanya apalagi sampai mengabaikannya seperti ini.

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...

Kringggggggg!

Suara dering alarm dari hp milik Feby berkali-kali bunyi. Feby menggeliat pelan karena merasa terusik. Dengan mata yang masih setengah terpejam, gadis itu berusaha meraih hp miliknya yang semalam ia letakkan di samping tempat tidurnya.

Jam di hpnya menunjukkan pukul 05:00 pagi. Semalam sebelum tidur, ia sengaja menyetel alarm di hpnya agar ia tidak kesiangan seperti kemarin.

Gadis itu langsung turun dari kasur meskipun rasa kantuknya masih belum hilang. Feby meraih handuk dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Tak membutuhkan waktu lama untuk bersikap-siap 20 menit kemudian, Feby telah keluar dari kamarnya dengan kondisi rapih memakai seragam sekolah.

Keadaan rumah masih sepi. Sebelum beranjak menuju dapur, Feby sempat mengecek kamar Arka. Kamar pria itu masih tertutup rapat. Ia juga tidak mendengar suara apapun dari dalam.

"Kayanya di masih tidur"

Gumam Feby.

Gadis itupun akhirnya memutuskan untuk membuat sarapan. Bukan hanya untuknya saja, akan tetapi untuk Arka juga. Nasi goreng yang ia masak untuk Arka tidak sedikitpun dilirik oleh pria itu. Karena semalam Arka seperti pulang dalam keadaan marah.

Ia mengambil nasi goreng tersebut lalu hendak membuangnya di tong sampah. Namun begitu ia hendak membuangnya, kalimat yang dikatakan Ibunya tiba-tiba saja terngiang-ngiang di telinganya.

"Inget Feb, kamu nggak boleh buang-buang makanan! Itu mubazir namanya! Kamu nggak bayangin gimana susahnya orang di luar sana nyari makanan?"

Mengingat kalimat itu, Feby langsung mengurungkan niatnya untuk membuang nasi goreng itu.

"Dari pada mubazir mending aku makan aja buat sarapan" Feby meletakkan kembali nasi goreng tersebut di atas meja.

"Non Feby udah bangun? Pagi-pagi mau bikin apa Non?" Mbok Ida menyapa Feby begitu melihat Feby berkutat di dapur.

"Ini Mbok, aku mau bikin sarapan buat Mas Arka" Jawab Feby.

Mbok Ida langsung tersenyum mendengar jawaban Feby. Hal itu sontak membuat Feby mengerutkan keningnya.

"Kenapa senyum-senyum Mbok? Apa ada yang salah?" Tanya Feby.

"Mbok senyum karena lihat Non Feby, Mbok jadi inget dulu pas masih penganten baru sama suami Mbok. Dulu pas pertama kali Mbok masakin sarapan buat suami Mbok, masakan mbok manis banget non" Ucap Mbok Ida seraya tertawa.

"Kok bisa sampai manis banget Mbok?" Tanya Feby.

"Soalnya waktu itu mbok keliru bukannya ngasih garam, tapi ngasih gula halus. Jadinya masakan Mbok manis banget"

Tawa Feby langsung pecah seketika mendengar cerita dari Mbok Ida.

"Terus masakannya dimakan nggak sama suami Mbok?" Tanya Feby setelah berhasil meredam tawanya.

"Dimakan sampai habis non! Tapi setelah itu, suami Mbok kena diare gara-gara makan masakan Mbok yang manis banget itu" Tawa Feby dan Mbok Ida kembali pecah. Mereka tertawa terbahak-bahak.

"Sstttt... Mbok ketawanya jangan keras-keras nanti Mas Arka keganggu. Dia masih tidur kan?" Feby langsung menutup mulutnya agar ia berhenti tertawa.

"Siapa bilang Tuan muda masih tidur non?" Tanya Mbok Ida seraya terkekeh kerena ketidaktahuan Feby.

Feby menatap Mbok Ida dengan kening yang berkerut.

"Lah terus? Dia udah bangun Mbok?" Tanya Feby dengan polos.

"Iya udah bangun dari sebelum subuh. Setelah sholat subuh, Tuan Arka langsung olahraga. Sini non biar Mbok aja yang bikinin sarapan buat Tuan nanti Non yang nganterin aja ke atas. Tuan biasanya jam segini masih olahraga Non" Usul Mbok Ida.

Feby diam bertegun mendengarkan usul dari Mbok Ida. "Pantas aja badannya gede banget kaya Hulk ternyata dia hobi olahraga" Gumam Feby namun masih bisa di dengar oleh Mbok Ida.

"Bagus dong non badannya gede kaya hulk. Itu namanya ateis" Saut Mbok Ida.

Feby langsung mengerutkan keningnya mendengar ucapan mbok Ida.

"Ateis? Kok ateis sih Mbok?" Tanya Feby bingung.

"Itu loh... cowok-cowok yang punya badan bagus, ototnya gede biasanya orang-orang kan nyebutnya ateis. Masa Non Feby nggak tau sih?" Jelas wanita berbadan gempal itu.

Feby langsung menepuk jidatnya mendengar penjelasan dari Mbok Ida. Namun detik berikutnya ia langsung tertawa terbahak-bahak hingga kedua matanya berair.

"Hahaha...! Itu namanya Atletis Mbok! AT-LE-LIS bukan ateis! Kalo ateis mah artinya orang yang nggak percaya sama tuhan" Jawab Feby seraya tertawa.

"Oh... Udah ganti toh namanya?" Saut Mbok Ida dengan wajah polos. Hal itu membuat Feby merasa semakin gemas dengan wanita paruh baya ini.

"Emang dari dulu namanya Atletis Mbok! Udah lah aku capek ketawa terus. Oh ya, nanti Mbok yang masakin sarapan buat Mas Arka ya... Biar aku yang nganterin ke atas" Mbok Ida langsung mengangguk patuh.

"Siap Non..."

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...

Di dalam ruang gym pribadinya, Arka tengah sibuk berolahraga. Setiap pagi, pria itu tidak pernah melewatkan waktu untuk berolahraga. Hal itu telah menjadi kebiasaannya sejak dulu. Tak heran mengapa pria itu memiliki postur tubuh tegap, tinggi, dan atletis.

Keringat mengucur deras dari dahi Arka. Seluruh baju yang ia kenakan telah basah oleh keringat. Hal itu membuat otot-otot di tubuhnya tercetak sempurna dari balik baju hitam yang basah.

Arka melepaskan bajunya yang basah tersebut. Seluruh tubuh bagian atas Arka terbuka. Otot-otot bisep pria tampan itu menonjol dan basah oleh keringat.

Tiba-tiba pintu gym terbuka. Seorang gadis berseragam SMA masuk begitu saja ke dalam ruangan seraya membawa sebuah nampan. Tak lain itu adalah Feby. Gadis itu berjalan dengan santai memasuki ruangan gym. Tanpa melihat keberadaan Arka.

Namun dari tempat Arka berdiri, ia bisa melihat gadis itu dengan begitu jelas. Karena posisinya ia berdiri dari belakang lemari.

"Mas Arka? Mas di mana? Aku bawain sarapan buat Mas" Teriak Feby.

Arka tidak langsung menghampiri gadis itu. Ia masih berdiri di belakang lemari seraya terus memperhatikan Feby dari kejauhan.

Feby terus menyusuri setiap sudut ruangan itu untuk mencari Arka. Namun ia tidak menemuinya.

"Tadi kata Mbok Ida Mas Arka lagi olahraga. Tapi kenapa nggak ada? Apa jangan-jangan Mbok Ida bohong ya? Tapi masa di bohong sih?" Cerocos Feby seraya terus mencari Arka.

Perhatikan Arka tak lepas sedikitpun dari Feby. Ia terus memperhatikan setiap tingkah Feby. Gadis itu terus mencarinya tanpa memperhatikan langkahnya sendiri. Hingga pada akhirnya...

BRUK!

Feby jatuh tersandung oleh barbel yang tergeletak di atas lantai. Melihat itu, Arka langsung berlari menolong Feby yang sudah jatuh tersungkur.

Mangkok berisi salad sayur yang Feby bawa telah tumpah berceceran hingga mengotori seragam yang ia kenakan.

Tak hanya seragam saja, rambut gadis itu juga kotor. Melihat kondisi Feby yang sangat kotor, membuat Arka tanpa sadar terkekeh pelan.

"Nyebelin banget sih! Ada orang jatuh bukannya ditolongin, malah di ketawain!" Sungut Feby dengan ketus.

Gadis itu masih belum sadar bahwa Arka saat ini tengah telanjang setengah badan di depannya. Jika tidak, dia pasti sudah berteriak dengan keras.

Tanpa mengatakan apapun, Arka membersikan rambut Feby yang kotor. Gadis itu langsung mematung seketika.

Feby menatap wajah tampan Arka yang berjarak hanya beberapa senti saja darinya. Keringat mengucur dari wajah Tampan Arka. Pemandangan yang sungguh menakjubkan!

Feby bahkan sampai lupa berkedip karena terpesona dengan ketampanan Arka. Entah mengapa, setiap kali Feby menatap wajah Arka, wajah pria itu setiap hari semakin bertambah tampan.

"Apakah wajah saya terlihat begitu tampan di mata kamu?" Tanya Arka yang mendapati gadis itu tengah memperhatikannya.

Feby sontak langsung membuang pandangannya ke sembarang arah. Pipi Feby bersemu merah karena merasa malu.

"Ayo, saya bantu berdiri" Ujar Arka seraya mengulurkan tangannya pada Feby.

Tanpa berani menatap pria tampan di depannya ini, Feby pun menerima uluran tangan Arka. Begitu Feby bangun, gadis itu langsung berteriak saat menyadari Arka berdiri di hadapannya tanpa memakai baju.

"AAAAAAAAAA!" Suara teriakan Feby membuat Arka membekap mulut gadis itu agar berhenti berteriak.

Hap!

"Kenapa kamu berteriak?!" Tanya Arka seraya membekap mulut gadis itu dengan tangannya.

Feby memukul pelan tangan Arka agar pria itu melepaskan mulutnya. Karena Feby terus memukuli tangannya, Arka pun pada akhirnya menurunkan tangannya.

"Kenapa Mas nggak pakai baju sih?!" Dumel Feby seraya menutup matanya dengan kedua tangan. Gadis itu langsung berlari keluar dari ruangan gym dengan wajah memerah bak tomat.

______________________________________________

Hal yang dilihat Feby pagi-pagi 😂 :

...

...

Bahaya gak tuh? Kalo Author jadi Feby mah udah pingsan di tempat ><

.

Don't forget to click ❤️

Biar Author tambah semangat!

Mari bertemu pada part selanjutnya!

Love you all.

1
Mar Diati
saya suka ceritanya cukup menarik
Mar Diati
upnya dong
Mar Diati
lima.episode sekaligus
Mar Diati
hari ap upnya, dan kkw up jangan satu episode saja, 5lima episode kalau bisa .
Mar Diati
kapan up nya
Briany Feby: Bab 3 sudah up yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!