Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.
Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.
Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 15
“Ha... Benar-benar deh, padahal aku adalah gadis yang baik, aku tidak mencuri dan bersikap nakal, aku bahkan tidak dari sini, kenapa aku harus di kirimkan ke sini...? Lebih baik segera masuk sekolah, aku tak ingin di sini lagi...” dia tampak kecewa dan tak beberapa lama kemudian, dia menjatuhkan kepalanya di dekat Tora.
“Dasar, berantakan sekali...” ia menatap langit-langit dengan kepalanya di tangan Tora yang sebagai bantal.
“Ini semua salah mu! Padahal aku gadis baik... Aku berpikir dewasa... Aku tidak lemah... Aku tidak takut apapun...” ia tampak masih kecewa, bahkan satu kakinya berada di atas tubuh Tora.
“Dan bau ini, sungguh... Ugh... Siapa yang mau mendekat padamu!” Leandra langsung keluar dari ranjang kemudian menatap sekitar, ia menemukan pengharum ruangan toilet dan tersenyum kecil, kemudian menyemprotkan nya di tubuh Tora, semuanya tanpa terkecuali.
“Uhuk! Kupikir itu sudah cukup...” dia melempar kaleng semprot itu dan langsung mendekat ke Tora di ranjang nya, dia memeluk tubuh Tora bahkan kepalanya di atas dada dekat bahu Tora.
“Tak apa bau mu seperti pengharum toilet, paling tidak lebih baik dari pada tadi, dan ini guling terbesar...” Leandra tampak senang, dan di saat itu juga, matanya perlahan mengecil akan menutup mata.
“Kenapa aku malah mengantuk, padahal sebelumnya, aku sangat susah tidur hanya karena aku ketakutan tidur... Aku terus melihat bayangan gelap yang akan keluar dari dinding pojokan bahkan bawah ranjang ku,” dia melirik luar ranjang.
Tapi dia masih bisa merasakan Tora di samping nya dan itu membuat nya lebih baik. “Dari kecil... Aku tak pernah tidur dengan orang... Bahkan, orang tua ku sendiri... Dan kenapa hal pertama ini harus dengan Macan Jahat ini...” ia terus berpikir hal lain hingga kedua matanya tertutup dan tertidur.
Di saat itu juga, tangan Tora yang merentang tadi, bergerak memeluk, atau bisa dikatakan memegang pinggang nya Leandra, seperti membuat Leandra dekat dengan nya.
"Aku.... Tidak pernah bisa tenang dalam tidur.... Ketika bangun, aku mencoba melupakan apa yang mimpi katakan padaku... Dan sekarang, rasanya seperti lama sekali aku bangun, aku hanya melihat sesuatu yang sangat besar, bayangan gelap membentuk orang yang sangat mengerikan berada di depan ku, aku yang terbaring di ranjang tak bisa bergerak dan mulai cemas, bahkan dia menekan wajahku dengan kepalanya...”
“Ugh... Hentikan!!” Leandra mencoba sekuat tenaga untuk mendorong bayangan gelap itu dalam mimpinya, tapi, dia sudah bangun dari tempat tidurnya dan ujungnya dia hanya sedang mengigau.
Tapi itu membuat nya benar-benar ketakutan jika mengingatnya, bahkan bernafas sangat cepat, tanpa sadar bahwa pagi sudah menyambutnya membuat nya menggeleng melupakan apa yang terjadi. “Itu tadi, tidak lebih buruk dari sebelum nya.... Ini akan baik-baik saja.... Sudah pagi...” dia menghela napas panjang, tapi ia terkejut mengingat sesuatu, apalagi dia sedang di ranjang sendirian dengan selimut menyelimutinya.
“Selimut?” dia bingung lalu melihat ke sekitar di ruangan itu. “Ha... Akhirnya, dia pergi,” dia menghela napas lega karena Tora tak ada. Mungkin sudah pergi dari sana.
“Baiklah, waktunya mandi dan menyambut pagi...” dia meregangkan tubuhnya dan berjalan ke kamar mandi di kamar nya, tapi ia terdiam merasakan bahwa ia menginjak sesuatu, ia menginjak sebuah baju yang tampak nya berserakan.
“Eh, baju? Ini tak mungkin bajuku?” dia mengambil nya dan rupanya itu kaos hitam yang tadi malam tampak nya di pakai Tora. Seketika dia terkejut, dia lalu melihat ke arah lantai lain, di sana juga ada celana Tora, bahkan semua barang-barang nya berserakan di sana, bahkan senjata dan sabuk pengaman senjata.
“Ke-kenapa semua bajunya di sini?! Apa jangan-jangan, dia pergi telanjang karena bajunya bau pengharum toilet?!” ia terkejut panik, tapi ia terdiam ketika mendengar suara air shower dari kamar mandi.
Seketika wajahnya mengarah ke pintu kamar mandi di depan nya dengan gemetar. “Nenek, apa itu kamu?” dengan ketakutan dia bertanya memastikan siapa yang ada di dalam kamar mandi, dia berharap itu Neneknya, tapi ia tampak cemas kalau itu bukan Neneknya.
Lalu suara datang dari kamar mandi. “Ya, ini aku, Sayang~” suaranya berat yang berarti bukan Nenek nya, itu TORA, dan dia masih bisa bersandiwara dengan nada suaranya itu.
“AKHH!!! Apa yang kamu lakukan di kamar mandi ku!! Kenapa kamu begitu jahat!!!” dia mendobrak pintu itu dengan kesal dan putus asa.
“Kamu!! Cepatlah keluar... Huhu... Kamu ini Macan sialan...” Leandra terus mencoba untuk membuka gagang pintu yang terkunci itu.
Tapi tiba-tiba pintunya terbuka dari dalam membuat nya terkejut akan jatuh. “Ah!?”
Seketika Tora yang ada di dalam menangkap tangan nya dan langsung memeluk nya dengan menutup matanya.
“Ugh! Apa yang kamu lakukan? Jangan lakukan itu!!”
“Sebentar, tunggulah sebentar lagi,” tangan Tora mengambil topeng nya dan memakainya. “Oke, sudah...” dia melepas pandangan Leandra.
Seketika Leandra menoleh ke belakang Ketika Tora melepasnya, dia menoleh sambil mengatakan hal kesal. “Kau gila! Kau seharusnya pergi dari apartemen ku saat aku bangun nanti!!” tatapnya, tapi ia terkejut Tora telanjang tapi pandangan lurus menatap ke sesuatu.
“Ahh!!” wajahnya terkejut memerah. Dia langsung menunjuk pinggang Tora. “Kau memakai handuk rambut ku!!!”
Rupanya Tora memakai handuk putih yang ia lilitkan di pinggang nya, sepenuhnya telanjang tapi tidak dengan handuk itu.
“Apa kau tahu itu handuk ku!! Aku menggunakan nya untuk rambut ku, sialan!!” Leandra menatap kesal.
“Kupikir itu handuk badan... Apa kau tak pernah menggunakan handuk badan? Jadi kau selalu keluar telanjan--
“Akhh!! Apa yang kamu katakan!! Aku tentu saja memakai jubah handuk!” Leandra menunjuk jubah handuk wanita yang terpajang di atas.
“. . . Tidak mungkin aku memakainya...” gumam Tora melihat itu.
“Astaga, ugh, kepalaku, kamu benar-benar membuat ku pusing dengan permainan mu itu... Kamu sudah cukup melakukan ini padaku... Haaaa.... Kenapa...” Leandra tampak putus asa bahkan sekarang merosot terlutut di bawah.
Lalu Tora berlutut menatap nya dengan topeng nya itu sambil mengatakan sesuatu. “Jika saja aku tidak tertidur dengan pill itu, mungkin kau yang akan tidur selamanya...” tatapnya.
Tapi Leandra mendorong topeng itu. “Apa kau bercanda! Ini bukan urusan mu! Kamu telah menghancurkan malam ku dan sekarang, kau telanjang di depan ku, berhentilah mengotori pandangan ku...”
“Pill itu sangat berbahaya, apalagi untuk mu yang masih remaja, apa kau sudah mengkonsumsi nya sebelumnya?” tatap Tora yang masih berlutut.
“. . . Aku sudah bilang ini bukan urusan mu, aku menggunakan pill itu hanya untuk tertidur cepat!”
“Bukankah tadi malam kau tertidur?” Tora menyela membuat Leandra terdiam, dia ingat ia tertidur karena di samping nya ada Tora.