bagaimana rasanya ketika kamu mendapatkan sebuah penawaran uang kaget?
Rara di hina dan di maki selama hidupnya.
Ini semua karena kemiskinan.
Tapi ketika dia merasa sudah menyerah, Dia mendapatkan aplikasi rahasia.
Namanya uang kaget.
Singkatnya habis kan uang, semakin banyak uang yang kau habiskan maka uang yang akan kamu kantongi juga akan semakin banyak.
Tapi hanya ada satu kesempatan dan 5 jam saja.
Saksikan bagaimana Rara menghasilkan uang pertama kali di dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Kejadian di acara perpisahan sekolah benar-benar menyisakan cerita yang dalam.
Sebenarnya Rara bukanlah seseorang yang menyimpan dendam tapi dia juga tidak ingin menjadi seorang yang bisa dibully.
Jadi sedikit pelajaran diberikan agar semua orang bisa mengingat ini dengan baik.
Adapun Rara yang sudah menyelesaikan beberapa hal di Indonesia mulai berpikiran untuk pergi menyusul keluarganya ke Swiss.
Karena beberapa alasan Rara memang tinggal di apartemen alih-alih di villa puncak.
Hari ini adalah jadwal keberangkatannya ke Swiss.
Matahari pagi menyinari apartemen mewah milik Rara yang berada di pusat kota Jakarta. Tirai jendela terbuka lebar memperlihatkan langit cerah dan lalu lintas yang mulai menggeliat di bawah sana.
Di dalam ruangan, dua pelayan tengah sibuk melipat pakaian dan merapikan barang-barang ke dalam dua koper besar berwarna hitam mengilap. Sementara itu, Rara berdiri di depan cermin panjang, mengenakan blazer krem dan celana panjang putih dengan sepatu sneakers netral. Rambutnya digerai sederhana, dan wajahnya terlihat segar namun sedikit sendu.
“Bagasi sudah siap, Mbak Rara,” ucap salah satu pelayan wanita dengan nada riang. “Tinggal beberapa dokumen penting yang kami masukkan ke tas jinjing Mbak.”
Rara menoleh, lalu berjalan mendekat. “Paspor, visa, KTP… semuanya sudah masuk, kan?”
“Sudah, Mbak. Kami pastikan semuanya lengkap dan tersusun rapi,” sahut pelayan satunya, sambil menutup koper dan menguncinya dengan kunci kombinasi.
Rara mengangguk pelan. Ia menarik napas, lalu menatap kedua pelayan itu dengan senyum hangat.
“Aku tahu kalian biasa datang dua kali seminggu ke villa dan apartemen, tapi setelah aku berangkat nanti, cukup bersihkan sebulan sekali saja. Tidak perlu terlalu repot. Gaji tetap dibayar penuh.”
Mata kedua pelayan itu langsung berbinar.
“Mbak… terima kasih banyak. Kami… bersyukur sekali bisa bekerja dengan Mbak Rara,” ujar pelayan yang lebih tua sambil menunduk hormat.
“Iya, Mbak,” timpal yang lainnya. “Semoga perjalanannya lancar ya. Semoga cepat sampai, cepat bertemu keluarga dan S1-nya lancar!”
Rara tersenyum. “Aamiin. Terima kasih, ya.”
“Waktunya menyusul mereka… dan memulai hidup baru.
Tidak lama kemudian.
Dia yang akan pergi ke parkiran mobil, segera berhenti berjalan.Saat suara langkah terburu-buru terdengar di belakangnya.
Sekelompok pria muda muncul dari arah pintu masuk. Pakaian mereka terlihat rapi, tapi wajah-wajah itu tak bisa menyembunyikan kegelisahan yang mendalam.
Rara berhenti sejenak. Napasnya teratur, namun hatinya mengenali wajah-wajah itu.
Mereka… teman-teman Arya.
Bagaimana mungkin Rara tidak mengenali mereka. Bisa dikatakan Rara tumbuh di bawah mata mereka.
Seharusnya mereka menganggap Rara adalah adik perempuan mereka sendiri karena seringnya mereka berhubungan di masa lalu.
Tapi mungkin itu hanya pemikiran Rara saja. sementara mereka hanya menganggap keluarga Rara dan Rara sendiri adalah orang asing.
Tapi Rara masih tersenyum dan menunggu mereka datang.
Doni yang melangkah paling depan. Senyum pahit menggantung di bibirnya yang kering. Kemejanya terlihat sedikit kusut dan keringat dingin membasahi pelipisnya. Ada sedikit bau asam di udara ketika dia mendekat.
Rara tanpa sengaja mencubit hidungnya. Kapan terakhir kali orang ini mandi.
Namun yang jadi pertanyaan, bukankah Dodi adalah buronan. Lalu kenapa dia ada di sini dan tidak seperti seseorang yang sedang kabur dikejar polisi.
Rara tidak tahu jika Dodi meminta bantuan ibu kandungnya untuk terakhir kali. karena kasih sayang yang tersisa Mama Dodi membayar sejumlah uang kepada polisi untuk meringankan hukuman untuk putranya ini.
Meskipun ini tidak bisa membuat Dodi menghindari hukuman, tapi paling tidak bisa memberikan Dodi sedikit waktu untuk menyelesaikan masalah internalnya dengan Arya.
Dalam pikiran Dodi, segala sesuatu terletak di tangan arya. Jika Arya sudah menyerah bukan tidak mungkin dia bisa bebas sepenuhnya dari tuduhan-tuduhan itu.
Terlepas dari apa yang dipikirkan oleh Rara ,Dodi masih berjalan dengan lemah. Tatapan matanya tampak ragu tapi dia masih penuh harap.
Tapi sampai di sini Dodi tidak akan pernah menduga jika tangan Arya kalah panjang dengan tangan Rara.Rara adalah orang yang sebenarnya bisa meluruskan masalahnya bukan Arya.
Tapi sayang Doni tidak akan pernah tahu itu.
"Rara," katanya. " Aku... aku ingin bicara sebentar... tentang Arya."
"Rara di mana kakakmu sekarang? dengar dia sedang melanjutkan kuliahnya di Swiss, apakah itu benar?"tanya Dodi lagi.
Belum lagi Rara menjawab, salah satu temannya datang .Dia bahkan menarik tangan Rara seolah mereka adalah orang yang akrab.
Jika tidak salah namanya neney kan,eh entahlah Rara juga tidak peduli. Mereka ini hanya orang yang sedang lewat.
Dengan keras Rara menarik tangannya sehingga pria itu kesal sekali namun tiba-tiba rasa kesalnya digantikan dengan senyum ramah.
"Rara bukankah kita sudah lama kenal. jangan terlalu sombong kami hanya ingin bertanya di mana kakakmu sekarang? apa dia sedang sembunyi?"
Dengan sedikit uang yang dia punya saat ini Dodi sudah mendengar selintingan kabar jika Arya membawa kedua orang tuanya untuk berobat sekaligus melanjutkan kuliahnya di Swiss
Tapi sebagai pribadi dia sedikit meragukan informasi ini.
Karena itulah dirinya bertanya secara langsung kepada Rara.
Rara tersenyum simpul dan berkata,"apa hubungannya dengan kalian?"
Rara menatapnya.
Dingin.
Tanpa emosi.
Sorot matanya menyala seperti api yang tertahan.
Doni sebenarnya juga kesal tapi dia tidak memiliki alasan bagus untuk marah dengan Rara saat ini. Saat ini dia benar-benar sedang membutuhkan bantuan keluarga Mahesa.
Jalan satu-satunya adalah meminta Arya untuk membatalkan semua perintahnya pada orang-orang itu.
"Rara apa yang terjadi denganmu apakah kau lupa sama aku. dulu kita sering makan siang bareng kan?"kata Doni dengan wajah sedih yang dibuat-buat.
Melihat ini Rara sepertinya berpikir apakah kakaknya melakukan sesuatu yang membuat Doni kesal .
Rara terkekeh geli.
Cara pembalasan mereka terhadap musuh benar-benar mirip. Apakah ini yang namanya hubungan darah.
"Aku ingat kau," katanya pelan. "Doni kan dan kau adalah Dion, neney.jack.... kalian kan yang menghantam kakakku dengan botol bir di klub malam.Ah .. Aku masih ingat, aku bahkan harus membayar dua belas juta rupiah hanya untuk menyelesaikan kekacauan yang kau buat malam itu."
Doni dan kawan kawan nya terdiam. saat itu mereka sedang bersenang-senang dan tidak tahu akibat dari apa yang mereka lakukan saat itu. Seandainya mereka tahu, mereka tidak akan pernah memiliki nyali untuk melakukannya.
Sekarang masalah itu menjadi alasan untuk keluarga Mahesa melakukan serangan balik.
Wajah mereka memucat.
"Itu,itu kesalahan, salah faham.kami..sedang mabuk... kami semua waktu itu..."
“Kakakku tidak mabuk malam itu,” potong Rara. “Tidak satu pun dari kami mengira teman sendiri akan mengangkat tangan untuk menyakiti.”
"Yah di masa lalu kau dan kakakku adalah teman. Kalian makan bersama-sama pergi kepada cewek juga bersama-sama. Kakakku bahkan sering bereskan masalah yang kau buat. aku pikir kalian adalah teman sehidup semati tapi...
"Tapi aku salah besar. kalian hanyalah iblis bertopeng manusia"antara panjang lebar.
Salah satu dari mereka mencoba ikut bicara, tapi Rara mengangkat tangannya, cukup untuk membuat mereka semua bungkam.
Tapi Doni tidak patah arang, kesempatan satu-satunya hanyalah Rara.
“Bagaimana keadaan Arya sekarang,di mana dia ?” tanya Doni, suaranya terdengar tulus namun gemetar. “Kami dengar... dia di Swiss. Aku ingin Ada kesalahpahaman di antara kami.Rara ... sekali saja oke.”
Jack dengan membalas berkata,"Dia mungkin sudah ganti nomor jadi tidak bisa dihubungi"
"Rara... adik kecil yang manis, kami tahu salah tapi semuanya akan diperbaiki jika kami berbicara dari hati ke hati dengan Arya "
Rara tersenyum kecil, senyuman yang lebih seperti guratan kecewa.
Persahabatan macam taik
“Persahabatan kalian sudah berakhir, Doni,” katanya tajam. “Kakakku terlalu lama menganggap kalian sahabat. Terlalu sering memberi, terlalu bodoh untuk melihat niat kalian yang sebenarnya.”
Doni menunduk. Nafasnya berat.
“Perusahaan keluargaku... kami juga sedang kesulitan. Banyak investor mundur. Partner kerja pergi satu per satu. Sekarang sepupu lah yang mengambil alih masalah perusahaan. tapi ada banyak kesulitan di tengah, aku dianggap sebagai penyebab masalah itu. jika aku tidak menyelesaikan masalah ini maka akibatnya agar lebih buruk"dulu dia melakukan banyak hal secara sembrono karena berpikir dia adalah pewaris dari perusahaan keluarga.
Tapi sekarang kenyataannya sangat berbanding terbalik.
Sampai mati pun dia tidak akan pernah menerima kenyataan.Dia yakin sedikit saja Arya mau mengulurkan tangan, bangkit lagi.
"Rara bisakah kau melupakan masalah itu dan tolong beritahu pada kakak mu"kata Doni dengan amat sangat.
Dia menyesal sudah menghina Arya. Jika saja waktu bisa diputar maka dia akan memilih untuk tidak melakukan itu.
Ayah nya kemaren koma, tapi begitu sadar dia pingsan lagi menyadari perubahan situasi.
Sedang kan mamanya, sudah menghubungi pengacara untuk meminta cerai.
Sekarang keluarganya hancur dan dia bahkan terancam untuk dibui.
"Ah keluargamu hancur apa hubungannya dengan kami?"antara Rara tidak lagi peduli dengan mengangkat bahu.
Hei dia harus pergi ke bandara, jangan sampai tertinggal jadwal penerbangan.
Tapi Doni segera berjalan ke depan pintu mobil sehingga Rara tidak bisa masuk ke dalam mobilnya.
"Doni... Minggir...ck
Ia menatap Rara dengan penuh harap. “Kami tidak tahu apa yang terjadi. Tapi setelah diselidiki... semua jejaknya mengarah pada keluarga Mahesa.”
Rara hanya memiringkan kepalanya sedikit.
Tatapannya tak berubah.
Benar saja, kakakku marah dan dia membuat temannya bangkrut.
Hebat.
“Dan kau ingin aku memohonkan ampunan untukmu pada polisi?” tanyanya pura-pura tidak tahu.
“Tidak, tidak...” Doni tergagap. “Aku cuma ingin minta maaf... kepada Arya... kepada kalian...”
“Maafmu terlalu murah, Doni,” jawab Rara, kali ini dengan senyum yang lebih menusuk. “Dan keluargaku... terlalu mahal untuk dibayar dengan hanya kata ‘maaf’.”
Suasana hening.
“Kalau kau ingin tahu keadaan kakakku Arya, kalian cukup tahu satu hal. Dia akan jauh lebih baik... tanpa kalian.”
Rara kembali berbalik. Tas dan troli kembali mengiringi langkahnya. Kali ini, tanpa satupun gangguan.
Teman-teman Arya terdiam membeku. Tak ada satu pun dari mereka yang mampu membalas kata-katanya.
Doni masih tetap di depan pintu mobil. Rara adalah harapan satu-satunya jadi dia tidak bisa membiarkan Rara pergi.
"Ra ...
"minggir," kata Rara.
Doni kalap, mungkin karena emosi tanpa sadar dia menggenggam leher Rara sehingga Rara menjadi tercekik.
"Akhhhhhh...uhuk...
Perlakuan ini membuat teman-temannya juga terkejut karena tidak pernah menyangka jika Doni akan seberani itu.
"Doni lepaskan... lepaskan Doni"
"Doni polisi sedang memburumu, Doni jangan lakukan kesalahan lagi"
"Doni...
Rara sendiri tidak bisa bicara dia hanya bisa memukul tangan Doni. Dengan berpikir dia itu akan melonggarkan genggamannya.
Tapi orang yang kehilangan akal, sudah tidak bisa dibujuk.
Buk...
Jack tidak tahan lagi jadi dia meninju guru Doni. Secara refleks Doni melepaskan genggamannya di leher Rara.
"Sial kau Jack "
"Rara... Rara... kami tahu salah.Tapi bisakah kau memberikan nomor telepon Arya, kami akan menyelesaikannya sendiri Ra "kata Jack yang tidak menggubris kemarahan Doni.
Jack tidak memiliki latar belakang sama seperti Arya. Papanya bekerja di perusahaan milik Doni. Itulah kenapa dia sering akur dengan Doni dan melakukan apa yang dia perintahkan.
Tapi apa yang terjadi dengan Doni benar-benar berimbas kepada dia dan keluarga besarnya.
Papanya di istirahatkan dengan waktu yang tidak bisa dijelaskan.
Jika saja Arya mau membantunya, mungkin papanya bisa bangkit lagi.
Jika Rara terluka, Arya tidak akan pernah memaafkan mereka dan konsekuensinya akan lebih buruk daripada ini.
Rara berusaha menetralkan detak jantungnya sendiri. dia hampir saja mati di tangan Doni yang benar-benar beringas .
Doni masih kalang kabut di India ingin melakukan hal itu lagi namun ditahan oleh beberapa temannya.
Melihat itu Rara tidak berani memprovokasi mereka. lalu dia mengambil telepon dan memberikan nomor kakaknya kepada Jack.
Rara tidak peduli dengan nomor ini, biarkan saja Kakak nya yang menyelesaikan ini
Setelah mendapatkan nomor telepon Arya, Jack berterima kasih dan lantas membuka pintu mobil. Saat itu dia membiarkan Rara pergi terlebih dahulu.
"Pergi lah, Ra,maaf aku tidak bermaksud "katanya dengan rasa bersalah .
"Jack apa yang kau lakukan, kenapa kau lepas kan dia pergi?"tanya Doni yang balas memukul Jack.
Tapi Jack sudah kehilangan respek tentang doni sekarang.
"Doni... saat ini kau masih memiliki mamamu untuk mendukung kau dari belakang. jika tidak bagaimana mungkin kau bisa lari dari kejaran polisi kan.Tapi kami... kami tidak memiliki latar belakang apapun. Sekali ditangkap polisi maka kami kelar Don "
Doni mendapatkan beberapa tuduhan yang benar-benar akan memberatkan dia. Tapi mamanya masih memiliki rasa sayang terhadap doni. karena itu Mama mengorbankan beberapa ratus juta kepada seseorang untuk memperkecil tuduhan.
Dari seorang pengedar menjadi seorang pemakai saja.
Adapun orang-orang yang sudah dirugikan semuanya dibayar dengan mahal oleh Mama Doni.
Tapi bagaimana dengan mereka.
Doni tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh teman-temannya. Yang dia pikirkan hanyalah kepergian Rara yang membuat dirinya marah dan muak.
senyaman mu nulis aja thor manut AQ
Byk typo ehh author