Kean tak seberuntung kakak-kakaknya, yang menemukan jodohnya dengan mudah, Kean berkali-kali gagal menikah bahkan yang terakhir di khianati wanita yang di cintainya dengan tulus.
Lelah mencari jodoh hingga usianya semakin matang Kean nyaris menyerah dan justru di jodohkan dengan gadis desa pilihan Bundanya.
Lentera si gadis miskin yang menjadi tulang punggung keluarganya, kehidupannya tak seberuntung gadis-gadis yang lain, namun semua itu berubah ketika bertemu dengan Bunda Mutia sebagai Bosnya. Akankah Kean mau menerima jodoh dari bundanya??? Bisakah dirinya hidup bahagia dengan gadis desa pilihan ibunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belum siap bertemu
✉️" Assalamualaikum Bun, Kean akan mengurus Perusahaan yang di Jakarta, Ayah Haris mulai sakitan lagi." Kean mengirim pesan pada Bunda Mutia, tak ingin datang langsung karena pasti tidak di perbolehkan sang Bunda, jadi Kean memilih untuk melalui pesan saja.
✉️"Walaikum salam, Kamu tega meninggalkan istrimu yang baru saja keluar dari ruang operasi???" Balas Bunda Mutia tak percaya jika Kean kabur dengan alasan pekerjaan.
✉️"Maaf Bun, ini sama pentingnya, Nanti aku akan kirim asisten pribadi untuknya." Balas Kean, lalu masuk ke mobil yang di sopir Rudi mereka berdua akan menuju ke Bandara untuk menuju Jakarta.
✉️"Kamu keterlaluan Kean. Kalau gitu aku kirimi nomor istrimu dan kamu harus hubungi dia jika dia sudah sadar." Kata Bunda Mutia melalui pesan.
Kean menonaktifkan ponselnya begitu sudah memasuki area bandara, Rudi juga akan ikut bersama Kean untuk mengurus segala keperluan yang Bosnya perlukan.
Kean memejamkan mata begitu sudah berada di pesawat rasanya lega bisa pergi sebentar dari kenyataan pahit yang baru saja dia alami, pernikahan paling tak dia inginkan seumur hidupnya.
"Bos, Kamu yakin tega meninggalkan istrimu?" Tanya Rudi ragu-ragu jujur ini keterlaluan menurutnya.
"Hmmm, Kenapa?" Tanya Kean tak mau melihat dan setia dengan menutup matanya.
"Ini keterlaluan sih Bos, Apakah Bos tak khawatir dengan istrimu?" Tanya Rudi pelan.
"Kamu tau kan aku tak mencintainya." Jawab Kean masih terpejam tak mau membuka matanya.
Rudi geleng kepala pada sang Bos yang keras kepala, jika hanya akan di tinggal seperti ini mengapa tetap menikahinya pikir Rudi tak habis pikir.
"Tapi Bos setidaknya kamu melihat dulu bagaimana kondisinya." Jujur Rudi sedikit takut jika Kean akan tersinggung.
"Kalau gitu, mengapa tak kau saja yang melihat." Jawab asal Kean yang langsung membuat Rudi menutup mulutnya apalagi jika Kean sudah menatap tajam kearahnya begini.
Kean langsung memasang earphone di telinganya membuat Rudi semakin paham jika bosnya benar-benar tidak suka dengan pertanyaan dan sarannya, Rudi pun hanya bisa menghela nafas.
...****************...
Di Rumah sakit.
Bunda Mutia memeluk menantu yang sudah membuka mata itu dengan penuh rasa syukur dan rasa bersalah karena baru saja putra yang dia nikahkan dengan gadis ini justru pergi ke Jakarta tak ingin menemui istrinya yang masih masa perawatan paska donor ginjal untuk ibunya.
"Alhamdulillah kamu sudah sadar sayang." Kata Bunda Mutia penuh haru dan sayang.
Tera tersenyum penuh syukur saat menatap Bunda Mutia, bagaimana bisa ada bidadari tak bersayap di dunia semacam Bunda Mutia yang begitu baik dan perhatian pada dirinya dan keluarganya.
"Terimakasih Bu." Kata Tera lemah.
"Bunda, panggil Bunda dong, kamu sekarang mantu Bunda." Kata Bunda Mutia sambil tersenyum.
"Terimakasih Bunda, saya berhutang banyak pada Bunda." Kata Tera berkaca-kaca terharu dan bersyukur sekali.
"Stttt, kamu fokus saja pada kesembuhanmu. Untuk ibumu alhamdulillah sudah melewati masa kritisnya dan sudah membaik bahkan sudah di pindahkan ke ruangannya yang baru." Kata Bunda Mutia yang membuat Tera tersenyum bahagia setidaknya usahanya tak sia-sia karena meski kehilangan satu ginjalnya dirinya tetap bisa melihat Ibu satu-satunya yang dia miliki bertahan hidup lebih panjang.
"Ehmm, Maaf untuk suamimu belum bisa Mebesukmu, karena dia ada pekerjaan ke Jakarta selama beberapa waktu, maafkan Bunda ya, tak bisa mencegahnya." Kata Bunda Mutia merasa bersalah.
"Tak apa-apa Bun, Mas Ehm maaf nama suami saya siapa ya?" Tanya Tera karena memeng belum sempat bertemu ataupun bertukar sapa dengan laki-laki yang di nikahi.
"Kean Maulana." Kata Bunda Mutia.
"Ah iya Mas Maulana." Kata Tera sambil tersenyum sejujurnya, dia juga takut bertemu laki-laki yang dia nikahi saat ini, takut jika lelaki itu kecewa begitu melihat keadaannya saat ini.
"Kamu belum pernah bertemu, karena saking sibuknya dia, maafkan ya sayang. Kami biasa panggil dia Kean, kamu juga bisa panggil dia Kean. Kata Bunda Mutia lagi, Ah nama itu pernah dia dengan, oh iya laki-laki yang tiba-tiba melamar dirinya dan yang dia tolong waktu itu, rasanya tidak mungkin jika suaminya laki-laki konyol itu, pikir Tera sambil tersenyum.
...****************...
Up lagi jangan lupa jejak dan dukungan terbaiknya 😍🙏
Kak pastikan beri ulasan dan bintang 5 ya kak... jangan kasih bintang di bawah lima huhuhu meski tak sebaik itu karya aku, tapi ini membantu sekali karya author agar tidak turun rantingnya🙏😍
lanjut aku baca cerita Faiza dan Zein 👍
Terima kasih author dan sehat sehat juga untuk author nya 😍😍
Sudah lounching kah buku nya Faiz dan Zain ??