dari aplikasi salah satu dating ku install di ponsel ku, untuk mengisi waktu gabut ku dan juga aku baru saja kehilangan pekerjaan ku, karena seseorang yang ku anggap baik ternyata dia lah yang membuat ku kehilangan pekerjaan ku, lalu aku juga menulis novel, ketika menggunakan aplikasi dating itu aku mengenal pria yang membuat ku nyaman untuk mengirim pesan singkat, dia selalu menyempatkan waktu untuk merespon pesan dari ku melalui ponsel kita masing masing, dan dari awal aku hanya iseng mengenal pria tersebut dan karena dia lebih matang usianya dari ku, yang selalu ku panggil suhu yang sudah ku anggap seperti seorang kakak, semua keluh kesah ku selalu ku curahkan kepada dia, dan aku semakin merasa nyaman mengenal dengan pria yang ku kenal secara online, dan tidak tahu perasaan itu tumbuh begitu saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afifah Dewi Masithoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kebahagiaan Livy
Kini mereka berdua memasuki area mall selayaknya sepasang kekasih, terlihat Livy tersenyum bahagia menggandeng tangan sang kekasihnya, begitu pun dengan Richard dia begitu merasakan kebahagiaan seperti kembali di masa mudah nya, meski dia sedikit merasa seperti seorang pria dewasa dengan gadis mudah, akan tetapi melihat Livy tersenyum bahagia dia sudah merasa cukup, senyuman keduanya tidak luntur dan tak lupa mereka saling bertukar cerita.
"kenapa kamu tidak bercerita jika selama ini sudah berada di Jakarta, dengan waktu yang cukup lama di Jakarta" ucap Richard yang merasa terkejut untuk pertama kali pertemuan mereka berdua, begitu pun dengan Livy dia ingin membuat sebuah kejutan untuk sang kekasih nya, akan tetapi dirinya maupun Richard di buat terkejut untuk pertemuan pertama kali mereka berdua.
"aku ingin membuat sebuah kejutan dan menunggu waktu akan tetapi, aku maupun kamu sama sama terkejut untuk pertemuan kita yang memang takdir yang menemukan kita berdua" ucap Livy dan Richard mengangguk setuju untuk itu, sebuah takdir yang mempertemukan dirinya dengan Livy, terlebih-lebih Livy tidak mengetahui perusahaan milik Richard bergerak di bidang apa, dan Livy juga tidak pernah mempertanyakan hal itu kepada Richard karena bagi Livy, sosok Richard yang paling penting di kehidupan nya dan dia tidak peduli hal yang lain.
"kenapa tidak bekerja di tempat ku, aku bisa saja memberikan posisi yang baik buat kamu, gaji yang besar buat kamu? kenapa kamu memilih di perusahaan dia? kenapa tidak bilang jika ingin bekerja disini dan" ucap Richard terpotong dengan kilat Livy mengecup lembut bibir merah ranum Richard.
"pertama aku bekerja sesuai dengan perusahaan yang mau menerima ku, dan aku tidak tahu jika perusahaan itu milik tuan Ezra, kedua aku ingin bekerja di tempat kamu tetapi kita tidak tahu kedepannya seperti apa" ucap Livy yang tidak habis pikir dengan Richard yang kini dirinya yang merasa cemburu, jika dirinya harus bekerja di perusahaan milik orang lain, akan tetapi dirinya juga tidak ingin merepotkan sang kekasihnya jika harus bekerja di perusahaan miliknya, terlebih dia juga tidak ingin dirinya di cap CEO yang memiliki hubungan dengan karyawan nya, serta dirinya akan di nilai sebagai wanita yang memiliki koneksi di perusahaan tersebut karena dengan mudah mendapatkan posisi yang baik disana, meski hal itu bener ada nya akan tetapi dirinya juga berfikir kedepannya, dan tidak ingin terjadi masalah antara dirinya maupun sang kekasihnya.
"baiklah kamu harus jaga jarak dengan karyawan pria, terutama dengan pria bernama Ezra" ucap Richard yang kini menjadi posesif kepada dirinya dan Livy patuh dengan nasihat sang kekasih nya, karena dirinya berusaha menjadi submissive girl.
keduanya setelah makan malam dan tak lupa mengabadikan momen-momen bersama pada saat itu, Livy mengajak berfoto berdua di tempat yang menurut nya memiliki view yang bagus.
"kamu tunggu disini sebentar dan duduk pasti kamu lelah setelah jalan jalan" ucap Richard dan Livy mengangguk paham, dan dirinya duduk di kursi yang terlihat kosong, dan beberapa orang juga memilih untuk duduk di tempat itu, Livy menikmati es cream yang di belikan oleh Richard karena dia tahu jika Livy sangat menyukai es cream.
"kenapa lama banget dia" gumam Livy dalam hati, yang dirinya menunggu Richard sudah 15 menit dan membuat es cream nya habis.
"bapak silahkan duduk saya sudah akan pergi" ucap Livy yang melihat seorang pria paruh baya yang terlihat kelelahan, dan mempersilahkan pria asing tersebut untuk duduk di kursi nya, dan pria itu pun berterimakasih karena memberikan kursi nya, meski kursi itu bukan milik Livy dan semua orang berhak duduk di tempat itu, dan Livy melihat jika pria paruh tersebut terlihat kelelahan, dan dari jauh seorang pria diam diam memperhatikan Livy, dan tanpa dia sadari jika dirinya tersenyum ketika Livy dengan lahap makan es cream miliknya.
"ay kamu mau kemana" ucap Richard yang melihat Livy berjalan tanpa melihat dirinya yang membelakangi dirinya, dia melihat ponsel milik nya berbunyi dan melihat ada notifikasi panggilan masuk dari Livy, lalu dia pun segera menghampiri Livy yang seperti kebingungan mencari dirinya.
"ay kamu kemana saja kenapa lama sekali, aku sudah menunggu mu dari tadi" ucap Livy ketika dirinya bertemu dengan Richard ketika dirinya akan mencari dirinya, tetapi kini Richard telah datang dan kini Livy tidak perlu merasa khawatir lagi.
"maaf aku tadi ada urusan, sebaiknya kita segara pulang besok kamu harus kerja lagi" ucap Richard dan Livy mengangguk paham keduanya masuk ke dalam mobil, sebelumnya Richard meminta bantuan untuk mengambil sebuah benda yang berada di bagasi mobil, dia berjalan tanpa bertanya kepada sang prianya, lalu dia mengambil paper bag yang berada disana, dan berfikir jika benda tersebut memang untuk orang lain, lalu dia membawa nya kembali ke depan.
"Apakah kamu menyukai nya" ucap Richard tiba-tiba tanpa menyadari jika benda itu memang untuk Livy yang dia taruh ke kursi belakang, dia tetap tersenyum meski dia tidak berharap apapun dari dia.
"ini untuk aku" ucap Livy yang bertanya dan Richard mengangguk sebagai jawaban, dan Livy pun segera membuka isi benda yang di dalam paper bag tersebut.
"ini tas dan sepatu untuk kamu bekerja, dan selamat kamu mendapatkan pekerjaan disini dan selamat datang di Jakarta, dan terimakasih karena sudah berusaha untuk aku" ucap Richard dan Livy langsung memeluk dengan erat dan menitihkan air mata kebahagiaan, rasa nya dia di buat jatuh cinta lagi dan lagi dengan perlakuan manis dari Richard.
"aku akan menggunakan nya besok" ucap Livy dan dia mengangguk paham, dan tak lupa Livy pasti akan memfoto nya untuk di berikan kepada Richard.
Mereka berdua pun sampai di gedung apartemen Livy, dan dirinya mempersilahkan Richard untuk berkunjung ke apartemen nya, hingga mereka sampai di lantai 12 dimana letak apartemen Livy.
"kamu menggunakan kata sandi hari jadian kita ay, sebagai sandi kunci apartemen kamu" ucap Richard yang spontan ingat tanggal jadian mereka berdua dan Livy mengangguk sebagai jawaban.
"tumben kamu ingat tanggal jadian kita" ucap Livy yang bertanya karena dia tahu jika sang kekasihnya sangat lemah dalam ingatan angka, akan tetapi dia ingat dengan betul tanggal jadian mereka berdua.
"karena itu bukan tanggal lahir kamu maupun aku, yang pasti ini tanggal jadian kita berdua" ucap Richard dan Livy mengecup singkat bibir Richard, lalu dia segera masuk ke dalam apartemen dan membuat pria itu geleng kepala, mendengar bisikan pengakuan cinta dari Livy, itu yang membuat wanita itu semakin menggemaskan dan sikap Livy kini sudah cukup berubah yang semakin dewasa, terkadang masih seperti wanita yang kekanakan.
"ay sebaiknya kamu mandi sebentar dan aku akan menyiapkan minuman yang hangat buat kamu" ucap Livy yang langsung menuju ke dapur ketika mereka berdua masuk ke apartemen, Richard pun duduk di sofa single.
"ay bagaimana jika kita mandi berdua" ucap Richard yang berjalan menuju dapur lalu menghampiri Livy yang ingin membuat minuman hangat untuk dirinya, dan karena Richard membuat nya bahagia seharian penuh dan dia juga merasa lelah beraktivitas, dia pun mengangguk setuju dengan ide Richard, keduanya pun menuju ke kamar mandi sebelum nya Livy menyiapkan dua handuk untuk dirinya dan Richard, dan menunda membuat minuman untuk Richard lalu keduanya pun masuk ke dalam kamar mandi.