Karya ini sudah tamat ya...
Tak pernah terpikir dalam hatinya menikah dengan suami orang, namun amanah sahabatnya sendiri yang membuat dirinya terpaksa menjadi istri dari suami sahabatnya sendiri.
Akankah keputusan itu di setuju keluarga???bisakah dirinya bisa di terima oleh suaminya??? Adakah cinta untuk istri yang tak di harapkan???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebulan kemudian
Sebulan berlalu.
"𝚉𝚒𝚊𝚊𝚊.... "
"𝙽𝚊𝚗𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚒𝚜... 𝙽𝚊𝚗𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚊𝚛𝚒𝚖𝚞... "
"𝙰𝚔𝚞 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊... ???"
"𝚉𝚒𝚊𝚊... "
"𝚉𝚒𝚊𝚊... 𝙿𝚕𝚎𝚊𝚜𝚎 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒... "
Banyak pesan hari ini dari Azzam yang di kirim untuk Zia, dering ponsel juga tidak berhenti. Zia sengaja tak mengganti nomor dirinya tak ingin terlihat seperti orang yang kabur, oleh Alma ataupun Nana.
Saat Alma menghubungi dirinya atau Nana meminta berbicara dirinya pasti akan mengangkat telfonnya, namun tidak jika Azzam yang melakukannya.
Zia takut, setiap kali mendengar suara Azzam detak jantungnya selalu berdetak dan bergetar tak karuan. Zia ingin membunuh perasaan itu agar tak ada perasaan yang semakin berkembang untuk Azzam.
Zia bangkit dan menatap pasangan-pasangan yang berbahagia di kafe tempat dirinya makan, melihat mereka bercengkerama, saling sayang saling dukung membuat sedikit rasa iri di hati Zia.
Zia tersenyum miris pada dirinya sendiri, kapan dirinya bisa seperti mereka, menikmati waktu muda tanpa menyakiti perasaan orang lain.
Zia bertanya pada tulisan takdirnya, kapan dirinya bisa melukis kisah cinta yang murni dan sejati, adakah cinta yang tulus dan setia yang akan mengisi hidupnya.
Zia meminum jus pesanannya, sambil melirik ke sisi meja lain, saat seorang pasangan saling menyuap satu sama lain seolah dunia milik berdua.
𝓓𝓾𝓷𝓲𝓪... 𝓗𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓯𝓪𝓷𝓪
𝓙𝓲𝓴𝓪 𝓪𝓴𝓾 𝓽𝓪𝓴 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓶𝓮𝓻𝓪𝓲𝓱 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪
𝓘𝔃𝓲𝓷𝓴𝓪𝓷 𝓪𝓴𝓾 𝓶𝓮𝓶𝓲𝓵𝓲𝓴𝓲 𝓴𝓮𝓲𝓴𝓱𝓵𝓪𝓼𝓪𝓷 𝓱𝓪𝓽𝓲
𝓙𝓲𝓴𝓪 𝓶𝓮𝓶𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓪𝓴𝓭𝓲𝓻 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼 𝓫𝓮𝓰𝓲𝓷𝓲
𝓐𝓳𝓪𝓻𝓲 𝓪𝓴𝓾 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓻𝓮𝓵𝓪 𝓼𝓮𝓷𝓭𝓲𝓻𝓲
𝓒𝓾𝓴𝓾𝓹 𝓴𝓪𝓷 𝓪𝓴𝓾 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓴𝓪𝓼𝓲𝓱-𝓜𝓾
𝓗𝓲𝓪𝓼𝓲 𝓱𝓪𝓽𝓲 𝓲𝓷𝓲 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓒i𝓷𝓽𝓪-𝓜𝓾
Tulis Zia di akun sosial medianya, cara ini yang cukup membuat Zia merasa lega, saat dirinya bisa melepas perasaan melalui untaian katanya.
"𝙰𝚜𝚜𝚊𝚕𝚊𝚖𝚞𝚊𝚕𝚊𝚒𝚔𝚞𝚖 𝚋𝚞 𝚉𝚒𝚊... 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝??? 𝚋𝚞 𝚉𝚒𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚗𝚊???" 𝙿𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚗𝚘𝚖𝚘𝚛 𝚋𝚊𝚛𝚞.
Zia melihat foto profilnya, Zia tersenyum, sungguh unik hidup ini, saat dirinya justru di kejar-kejar oleh siswa SMAnya. Sebulan ini Zia terus mengabaikan pesan dari Al Jovano, murid baru yang selalu menghubungi dirinya, namun Zia sengaja tak mau menyimpan nomor bocah itu.
Zia bangkit setelah menghabiskan pesanannya, lalu membayar dan berniat berjalan-jalan ke stable kuda yang di bangun oleh Ayahnya semenjak pindah ke Jakarta dan bercerai dengan Bundanya.
Baru memasuki mobilnya pesan dari Zea saudara kembarnya masuk dengan pertanyaan yang membuatnya kesal.
"𝚉𝚒𝚊... 𝚂𝚜𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚔𝚊𝚙𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚊𝚍𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚍𝚒 𝚜𝚒𝚝𝚞??? 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚐𝚞𝚙 𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚔𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚓𝚎𝚕𝚊𝚜 𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗... !!! "
"Asssttthhhh emang tu bocah gak bisa bayangin nikah belum ada satu tahun udah jadi janda... gimana rasanya..." Gerutu Zia sambil meletakkan handphone miliknya asal.
Zia melajukan mobilnya, menuju stable kuda dengan pelan, sebulan ini benar-benar dia lakukan harinya untuk berlibur dan bersantai, mencoba menikmati hobi yang dia sukai.
Zia lalui harinya dengan mengikuti banyak kajian pagi, lalu melakukan olah raga yang di sukai renang, berkuda dan memanah, sesekali Zia datang ke panti asuhan untuk bermain dengan banyak anak-anak.
Tak butuh terlalu banyak waktu, Zia tiba di stable kuda lalu memarkir mobilnya, di stable sudah banyak orang-orang yang sedang berlatih menaiki kuda.
Zia pergi untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian berkuda, lalu meminta Mang ibeng untuk menyiapkan kuda kesayangannya.
"Mang Ibeng... Siapin Sanja dong...." Ucap Zia sambil memakai sepatu berkuda.
"Asiappp... " Jawab Mang Ibeng sambil berjalan menuju kandang Sanja.
Sanja sudah siap dengan tali kekang dan perlengkapannya meringkik mendekati Zia. Zia tersenyum sambil mengelus rambut panjang Sanja.
"Hai cantik... kamu sudah makan???" Tanya Zia lembut yang di jawab dengan ringkikan kudanya.
"Aah... manis sekali sih kamu... ok let's go girl kita bermain... " Kata Zia lalu naik pada kudanya.
Zia menaiki kuda dengan lihainya, setiap ada papan lompatan dia melompat bersama Sanja dengan cantiknya. Bebas tanpa beban terasa lega itu yang di rasa saat dirinya mampu berlari dengan Sanja dan melompat tinggi-tinggi.
Peluh di tubuhnya membasahi bajunya dan kulitnya, kulit putih itu kini merona terkena panas dan lelah, sejenak Zia lupa dengan segala permasalahan yang di alaminya.
***
Di sisi lain, di tempat yang berbeda.
Azzam gelisah saat menatap tubuh berkuda yang wajahnya tertutup hijab yang terbang terkena angin itu. Azzam gelisah saat tak bisa menatap dengan jelas wajah cantik itu.
Satu bulan ini dirinya merasakan benar-benar tak memiliki semangat, rumah terasa hampa dan berbeda. Setiap pulang dan berangkat kerja Nana selalu menangis mencari Zia. Masuk ke kamar Alma juga menangis bertanya kemana perginya Zia.
Azzam menghirup udara dalam, rasanya leleh hari ini berlebih, apa lagi saat mendapati Nana demam sambil terus memanggil nama Zia terus menerus.
Azzam mem video Nana lalu mengirim pada kontak Zia, berharap Zia melihat dan terketuk hatinya untuk pulang dan menengok Nana.
Azzam menitipkan Nana sebentar pada Bibi lalu beralih menuju kamar Alma dimana Alma berbaring, yah... Alma semakin lemah, tubuhnya semakin mengecil dan kakinya sulit di gerakkan.
Azzam menatap dengan linangan air mata, tak tega pada tubuh ringkih di hadapannya itu. Azzam menyelimuti tubuh Alma dan mengecup kening Alma hangat.
Azzam berbalik saat suara Alma memanggilnya lemah. "Mas... Zia mana??? " Tanya Alma.
"Mas... Aku ingin Zia pulang sebelum Aku pergi... " Ucap Alma parau dan lirih.
"Sttt udah... fokus sama tubuhmu... Zia masih banyak urusan... " Kata Azzam mengelak.
"Kamu bohong!!! Zia kabur kan???"
"Mas... jujur padaku??? kemana Zia??? "
Alma terus mendesak Azzam untuk menjawab, namun Azzam sendiri tidak tau dimana Zia berada sekarang, Zia seolah menghilang dari kota ini.
"Cukup Alma!!! Apa kamu pikir posisi Zia di sini mudah??? "
"Apa kamu pikir Aku berada di antara kalian juga mudah???? "
"Apa kamu akan kuat jika aku jatuh cinta pada Zia??? "
"Apa kamu tidak akan terluka jika Zia membalas perasaanku juga??? "
"Cukup... biar dia memilih mau bagaimana... Zia juga berhak bahagia... " Kata Azzam menunduk berkaca-kaca.
Alma tertegun sekaligus terkejut, ini kali pertama Azzam berkata keras dan kasar padanya, Alma menunduk dan terisak di tempatnya membuat Azzam menarik kasar napasnya.
"Apa Mas Azzam sudah jatuh cinta pada Zia??? " Tanya Alma masih di sela tangisnya.
"Ndak usah cari penyakit... kamu udah sakit gak usah nambah penyakit... " Ucap Azzam lelah.
"Aku ikhlas Mas... Semoga kamu dan Zia bahagia... " Ucap Alma pelan.
"Ckkk lisan mu bisa bohong... Tapi hati kamu tidak... Sudah istirahatlah... Aku akan menemani Nana badannya panas... " Ucap Azzam lalu berlalu dengan dada yang sesak menahan perasaannya.
Azzam menutup pintu kamar Alma dengan pelan dan berjalan ke ruang kerja, Azzam ingin meminta tolong Ayah mertuanya untuk membantunya.
***
Mau vote nya ya... please... 🤗
Mohon maaf Author baru bisa up... baru tidak fit badannya... 🙏🙏🙏