Divisi Alam Ghaib

Ternyata dari ki sarma. mahendra mengangkatnya.

"Halo ki sarma. ada apa ki?".

"Kau sudah di tkp mahendra?".

"Baru sampai ini ki".

"Bagus..nah hati-hati lah. aku punya firasat tak enak mengenai ini. selalu waspada mahendra".

"Siap ki. laksanakan".

Setelah menutup hape nya. mahendra pun mulai memantau daerah tersebut. ia susuri gang besar dan kecil sambil berjalan kaki memperhatikan tukang jamu gendong yang berjualan di daerah itu.

Akan tetapi hingga siang hari. ia belum juga menemukan nya. terpantau di sekitar daerah itu ada 3 tukang jamu gendong yang lalu lalang. tapi semuanya memakai selendang batik untuk memikul bakulnya.

Ia pun kecewa. tak ada lagi tukang jamu yang lalu lalang di siang hari ini. akhirnya ia memutuskan untuk ke warteg saja. perutnya sudah keroncongan. Namun mahendra tak sadar. ada seorang wanita yang juga sedang memantau nya dari pagi, ia mencurigai mahendra karena ia selalu memperhatikan wanita penjual jamu di sekitar situ.

Mahendra pun sampai di warteg. lalu ia makan dengan lahapnya. setelah itu sambil menikmati es teh manis ia telpon ki sarma. dan ki sarma pun mengangkatnya.

"ya mahendra".

"Ki sarma. sepertinya hari ini aku gagal ki. aku tak melihat seorang pun penjual jamu yang memakai selendang putih di sekitar tkp

bahkan aku sudah melebar dalam radius 2 Km. namun aku masih belum berhasil ki".

"Hmm..sabarlah mahendra. sekarang kau boleh pulang dulu. besok pagi kau awasi lagi. siapa tahu ia mulai beraksi".

"Baik ki sarma. besok aku akan kembali lagi kesini".

Maka setelah membayar makanan, mahendra kembali ke motornya dan langsung meluncur ke kontrakan nya.

Di malam harinya. mahendra yang sedang berbaring, kembali memikirkan dewi si hantu cantik itu. ia berandai-andai bila saja dewi seorang manusia yang masih hidup. mungkin ia akan mengajukan diri untuk menjadi kekasihnya. tapi kenyataan memang berkata lain. ia tak bisa melakukan nya. karena hal ini bertentangan dengan ajaran yang telah ki sarma beri selama ini

Bahwa manusia punya alamnya sendiri. dan makhluk halus pun punya alam nya sendiri. mereka tak bisa saling bertautan. dan tak boleh bertautan. karena bila itu terjadi. hanya akan membuat malapetaka saja. ia pun menyadari ini. namun ia tak tega mengusir dewi. bahkan kini mulai ada benih-benih.....

"Ah..tidak mungkin. gua ga punya perasaan apa-apa sama dia. ga bisa dan ga boleh. itu kata guru gua. gua harus membasmi dewi. gua harus tegas...ya gua harus memilih yang tegas. liat aja kalo nanti dia datang lagi. pasti gua basmi". begitulah tekad dalam hatinya yang memang keras.

lalu ia ingat lagi dengan tugas esok hari. maka ia pun berusaha untuk segera tidur.

Pagi pun tiba. mahendra yang telah mandi bersiap diri untuk melakukan pemantauan lagi. ia berharap mendapatkan sesuatu yang berarti di pagi ini. ia pun menyalakan motornya dan langsung menuju tkp.

Sambil menyalakan rokoknya mahendra memulai lagi tugasnya. ia selalu memperhatikan tukang jamu yang lewat di daerah itu. kembali yang ia lihat adalah wanita yang sama. ia pun tak menyerah ia memperlebar radius pemantauan hingga 2 km dari lokasi kejadian. namun hingga siang lagi-lagi..ia tak menemukannya

Akan tetapi disaat ia merokok sambil menyenderkan tangan yang satunya di tiang listrik, Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang menyentuh pinggang belakangnya.

"Jangan macam-macam. ikut kami. kalu tidak, pistol ini akan meledak. kau mengerti?". mahendra pun terkejut jadi nya. ia tak sempat menoleh ke belakang karena ia yakin ancaman itu tak main-main.

"Siapa kalian?".

"Kau tak perlu tahu. sekarang ikuti kami".

"Baik-baiklah".

Setelah orang itu merangkul mahendra sambil mengancam pinggangnya dengan pistol. barulah mahendra melihat orang yang mengancamnya ternyata seorang laki-laki yang tinggi besar. lalu ia juga melihat satu lagi teman nya yang bermuka garang dan kasar. karena dibawah ancaman, mahendra pasrah aja akhirnya. ia tak tahu akan dibawa kemana. orang sekitar juga tak memperhatikan nya. karena begitu rapihnya orang itu menyembunyikan pistol di bagian bawah jaketnya. sementara moncong pistol itu menempel di pinggang mahendra