NovelToon NovelToon
Remuk Hati, Bidadari Papah!

Remuk Hati, Bidadari Papah!

Status: tamat
Genre:Tamat / Naik Kelas / Keluarga / Persahabatan / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / trauma masa lalu / bapak rumah tangga
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cici Hardi

seorang anak yang berjuang untuk kembali bersekolah setelah lama sakit jiwa dan membawanya pada harapan bisa menjalankan tugas sebagai anak didik disekolah impian bersama teman-temannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cici Hardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Tiba Di kota P, Dan Bertemu Kakak Sepupu Citra

"bangun nak! Sudah pagi."

"Pah!" Sahutnya dengan mengucek mata yang terasa berat terbuka.

"Sayang, ngompol di kasur ya?"

"Ma-af Pah. Dilla, gak tahu. Dilla tidurnya nyenyak sekali."

"Bangun dan siap-siap mandi nak. Papa akan bersihkan, sisa ngompol mu."

"Apa Kakek-Nenek, akan marah pah?"

"Tidak sayang, hanya saja kita yang mengotori, harus membersihkan, sebelum meninggalkannya."

"Pah, ternyata menginap itu tidak mudah."

"Begitulah nak."

"Seperti sekarang, Dilla menyusahkan papah."

"Tidak apa-apa. Lain kali, kalau mau kencing bangunkan papa. Ok."

"Baik papah."

"Tunggu sebentar disini, papa bawa dulu kasur ke depan untuk dijemur, setelahnya kita akan ke sumur untuk mandi."

"Hmm."

Di sumur mereka membasuh seluruh badan dengan sabun dan air yang cukup banyak. Pakaian yang sempat dikencingi Dilla pun, dicuci dengan bersih.

"Apa mandinya sudah cukup nak?"

"Belum pah, masih enak dengan airnya yang segar."

"Nak, kita tidak bisa bermain air disini."

"Kenapa pah?"

"Sumur ini dipakai untuk umum nak. Semua warga akan antri mandi disini."

"Begitu ya pah?"

"Dilla, yuk! selesaikan mandinya. Sebentar lagi, kita akan berangkat ke kota P.

"Baik Pah." Dengan lincahnya menyudahi acara mandinya, dengan dililitkan handuk menutupi tubuhnya.

"Kalian ternyata sudah bangun dan mandi pagi-pagi."

"Iya om."

"Pantas tante cari, cucu Oma gak ada dikamar."

"Maaf tan, kami berburu waktu agar lekas berangkat ke kota P."

"Jadi, kalian akan berangkat hari ini?"

"Iya tan, kami sudah berencana akan lanjutkan perjalanan ke kota P."

"Ya udah kalian, sarapan dulu." Ujar Om Hasyim.

"Baik om."

Makan bersama dengan disertai obrolan-obrolan seru, dan disuguhi teh hangat dan cemilan untuk menambah keakraban mereka dan terjalinnya hubungan antara mereka sebagai keluarga besar.

"Hasyim, pamit dulu om, tante." Menyalami mereka dengan takzim.

"Baik, kalian baik-baik dijalan." ujar Om Hasyim, dengan menampilkan senyum gigi palsunya.

"Jaga cucuku dengan baik Hasyim. Jangan sesekali memarahinya, kalau alasannya sepele." tutur tantenya.

"Baik tan, akan Hasyim jaga Dilla dengan sangat baik."

"Salim Kakek-Nenek sayang!" Langkah kecil Dilla, menimbulkan bunyi dari sepatu yang dikenakannya.

"Ini buat cucu Oma." Meraih tangan kecil Dilla, dan memberi bingkisan buah jeruk yang manis.

"Kenapa Oma, beri Dilla jeruk?"

"Biar Dilla, bisa makan dijalan nak."

"Tapi, bahaya Oma makan dijalan."

"Dilla, bisa makannya setelah singgah ditempat peristirahatan."

"Oma, ini jeruknya banyak."

"Kan bisa, dibagi sama papamu."

"Oma baik deh."

"Siapa dulu?"

"Oma..!"

"Omanya siapa coba?"

"Oma Dilla tersayang."

"Hahaha." mengecup pipi kanan-kiri Dilla.

"Oma iih, bikin Dilla geli tahu!

"Maaf,maaf. Oma gemes sama Dilla."

"Ibu, jangan usil pada cucu opa, kasihan kan dia jadi ngambek."

"Iya deh pa, Oma hanya sangat gembira melihat Dilla."

"Baik, kami pamit berangkat om, tante."

"Kalian hati-hatilah dijalan."

Kendaraan melaju dengan sedang, Dilla dengan pemandangan dilihatnya di pagi hari, membuat seketika hatinya sangat ceria. Banyak pohon karet dilewatinya, ada pohon sawit juga, dan itu membuat Dilla bertanya-tanya dalam hati. Pohon apa yang dilihatnya tadi, seperti pohon kelapa tapi buahnya berbeda dan tinggi pohon pendek, tidak seperti pohon kelapa pada umumnya.

"Pah."

"Apa sayang?" Menoleh pada anaknya dan bertanya apa yang diinginkan anaknya.

"Itu pah."

"Apa itu sayang?"

"Coba deh, papah berhenti sebentar, dan lihat apa yang Dilla tunjukkan pada papah."

"Iya papa, menepi dulu nak."

"Ini pah."

"Kenapa nak?"

"Ini pohon, apa ya pah?"

"Ini pohon sawit nak."

"Sawit?"

"Iya."

"Kok mirip pohon kelapa?"

"Iya memang mirip tapi beda jenis buahnya."

"Itu juga Dilla, berpikir buahnya beda."

"Sawit gunanya apa pah?"

"Sawit bisa dibuat minyak goreng, bahan mentah untuk minyak bumi."

"Apa papah, tidak haus?"

"Dilla haus pah."

"Maaf sayang, warung dari sini masih jauh nak."

"Tidak apa-apa pah. Ada jeruk dari Oma. Kita makan sama-sama ya."

"Mana jeruknya? Papa kupas."

"Ini pah." Memberi bingkisan jeruknya pada papahnya.

"Tunggu nak! Ada uang dalam bingkisan jeruknya. Ini uang siapa nak?"

"Mana Dilla tahu pah! Apa uang itu dari Oma?"

"Apa Oma mu, memberikan uang ini dengan diam-diam dan uang ini untuk Dilla?"

"Apa papah akan membuangnya?"

"Tidak, papa akan menyimpan untukmu."

"Papah, ayo lanjutkan perjalanan ke kota P."

"Baik, putri raja papa."

Waktu makan siang, tepat pukul 12.15. papah berhenti disebuah rumah sederhana, bertembok batu bata, dan rumah berbentuk kubus serta mengandeng tangan kecilku, menuju rumah itu untuk singgah dan bertamu.

"Pah, rumah siapa ini?"

"Rumah om Yayah, sayang."

"Om siapa lagi itu pah? Kok kita tidak kerumah papa di kota P?"

"Dilla, rumah papa masih jauh dari sini. Kita singgah kesini untuk makan, sayang."

"Pah, kita kan bisa singgah makan di warung."

"Papa, sekalian singgah disini istirahat, sayang."

"Tapi, Dilla malu pah."

"Tidak usah malu, sayang. Om Yayah itu, sahabat papa."

"Benarkah?"

"Iya sayang."

"Kapan papah, bersahabat dengan? Siapa lagi nama omnya pah?"

"Om Yayah."

"Om Yayah."

"Ya sudahi obrolan dulu nak, kita masuk dulu kerumah Om Yayah."

"Baik pah."

"Assalamualaikum." ucap papa disertai mengetuk pintu rumah Om Yayah.

"Waalaikumsalam, sebentar saya buka." Balasan salam dari tuan rumah, menyambut tamu, tidak lain papah sendiri.

"Hasyim! Kapan datang sob?"

"Ini barusan sob."

"Silakan masuk. Bentar, siapa si kecil ini?"

"Dia Dilla, anakku sob."

"Cantiknya, rambutnya indah dan pirang lagi, sob anakmu seperti keturunan Belanda."

"Bisa saja kamu, memuji anakku."

"Masuk sob, dan ajak si kecil cantik ini." menuntun masuk dalam ruangan tamu dan menemui istrinya didalam dapur.

"Ma, tolong buatkan teh hangat tiga cangkir dan cemilan juga dibawa keruangan tamu.

"Siapa yang datang pa?"

"Hasyim dan anaknya."

"Anak cowoknya yang SMA itu?"

"Bukan ma, si kecil cantik berambut pirang."

"Anak perempuan Hasyim yang sering diceritakan itu pa?"

"Iya ma."

"Baik, mama akan buatkan teh hangat buat mereka."

Berlalu menuju ruangan tamu, menemui sobatnya dan berbincang-bincang mengenai kehidupan masing-masing selama berada di kota yang berbeda.

"Sobat, apa kabar istrimu?"

"Istriku, sehat dan baik-baik sob."

"Oh, gimana kehidupan kalian dikampung?"

"Ya damai sob, apalagi kami dikelilingi keluarga besar.

"Kirain kalian akan rindu tinggal di kota P."

"Ada sih! Pikiran untuk kembali ke kota P. Tapi, kami tidak bisa jauh dari keluarga masing-masing juga sih!"

"Jujur kami sangat merindukan kalian."

"Kami pun sama sob, merindukan kalian."

Istri Yayah meletakkan teh hangat untuk mereka, dan duduk disamping sang suami, dengan ikut berbincang hangat dengan mereka.

"Syim, apa kabarmu? Lama tak jumpa."

"Alhamdulillah baik kak."

"Si kecil ini, namanya siapa Syim?"

"Dilla, kak."

"Benar ya kata suamiku. Anakmu seperti anak keturunan belanda. Aku aja yang memandangi dia dari tadi, seperti terhipnotis."

"Kakak Firda bisa saja."

"Apa aku bisa memeluknya Syim?"

"Boleh kok kak."

"Sayang, sini dekat tante." mengulurkan tangan, untuk mengajak Dilla duduk disampingnya.

"Dilla sayang, yuk duduk dekat tante Firda!" memandangi wajah papahnya, dengan wajah imut yang sedikit murung dengan permintaan papanya.

"Baik pah." Berlalu ketempat duduk disamping tante Firda.

"Dilla, sukanya makan apa nak?" tanya tante Firda dengan gemesnya.

"Dilla, suka makan ayam tante."

"Kalau tante, kasih ayam. Apa Dilla mau bawa ayamnya?"

"Ayam masak tante?" tanya balik Dilla antusias.

"Iya sayang. Apa Dilla mau?"

"Horee, iya Dilla mau tante."

"Sebentar tante, siapkan untuk Dilla."

"Baik tan, Dilla tunggu."

"Sob, apa kamu akan menginap, malam ini dirumah kami?"

"Tidak sob, kami akan melanjutkan perjalanan ke kota P."

"Kirain kamu, akan menginap satu malam."

"Maaf sob, banyak kerjaan juga."

"Ya sudah, hati-hati saja dijalan. Jangan bawa motor, yang kencang, ingat Dilla si kecil."

"Iya sob, nanti aku mengendarai seperti keong."

"Jangan juga seperti itu, malah akan makin lama sampai di kota P."

"Iyaa deh."

"Hahaha, lucu kamu Hasyim."

Setelah dua jam berlalu.. berhentilah motor kami didepan rumah sederhana, sama seperti rumah kami dikampung. Namun, yang membedakan rumah ini memiliki pekarangan luas dan pagar tembok. Dan tak menunggu lama, kami pun memasuki area rumah dan mencoba mengetuk pintu rumah dengan disertai ucapan salam.

"Assalamualaikum." ucap papa, dengan aku yang mengintip celah masuk pintu rumah.

"Waalaikumsalam." balasan ucap salam dari dalam rumah.

"Om Hasyim! masuk om." seorang gadis remaja yang membuka pintu dan mempersilakan masuk.

"Baik nak." Papa masuk dengan mengandeng tangan kecilku.

"Ma, Om Hasyim sudah tiba dirumah."

"Mama, akan siap-siap dulu dan berganti pakaian daster."

"Baik ma, aku ke depan bawa teh hangatnya."

"Hmm."

"Om, barusan tiba?"

"Iya nak."

"Siapa dia om?"

"Adikmu, anak om bernama Dilla."

"Ooh."

"Dilla, ini kakakmu citra."

"Dilla, kak." mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

"Aku citra." meraih tangan mungil Dilla, dan memeluknya.

"Citra, om minta tolong bawa Dilla istirahat dikamar nak!"

"Baik, om."

"Dan sesudahnya, tolong panggilkan mamamu! Om mau bicara."

"Iya om.

Berlalu dan mengandeng tangan kecil Dilla, menuntunnya masuk ke kamarnya.

1
pal ishwaroppo97@gmail.com
lanjut
pal ishwaroppo97@gmail.com: bagus
pal ishwaroppo97@gmail.com: bagus
total 2 replies
Layla
Buat saya, ini sih cerita yang harus masuk ke dalam top chart semua platform.
Cici Hardi: terimakasih saudara
total 1 replies
Oralie
Ngakak terus-terusan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!