Berjuang dengan penyakit yang dia derita selama ini malah mendapatkan pengkhianatan dari suami.
Arkan. Suami yang dia percaya selama enam tahun untuk menjaga anaknya, malah mengkhianatinya.
Yang membuat dirinya sakit hati, ternyata Arkan sedang bercinta dengan perawat yang bekerja di rumahnya untuk membantunya sembuh.
Nyatanya mereka berdua mengkhianatinya, saat itu juga dia bertekad untuk membohongi keduanya supaya kebusukan yang mereka lakukan terbongkar.
Bisakah Amel membongkar semua kebusukan yang mereka lakukan selama ini? Atau memilih setia dalam rumah tangga untuk kebahagiaan kedua anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15 : perhatian dan kelembutan Rev
Seperti biasa Rev mengantar Lilian ke sekolah, dikarenakan Rev sudah menjadi murid menengah akhir jadi ia tidak perlu datang ke sekolah. Sedangkan Lilian tinggal menunggu kelulusan, Rev kini kembali ke rumah untuk melihat keadaan Lea.
Selama dia mengantar Lilian ke sekolah dia belum melihat keberadaan wanita itu, "Dimana Lea?" tanya Rev tidak sengaja bertemu dengan salah satu wanita yang kemarin membuli Lea.
"Ma-maaf den Lea tidak ada di kamarnya." ucap wanita itu tidak berani menatap Rev.
"Apa? Gimana bisa? Dimana dia sekarang." kata Rev membuat wanita itu memberitahu keberadaan Lea.
Rev tiba di sebuah taman belakang, taman yang memang sengaja diurus dengan indah. Rev dibuat terkejut saat ia melihat Lea sedang berciuman mesra dengan seorang laki-laki, Rev dengan marah menghampiri mereka berdua.
"Apa-apaan kalian berdua. Kalian tidak punya malu berciuman di sini." erang Rev dengan rahang yang sudah mengeras melihat taman yang dirawat oleh ibunya dijadikan tempat seperti ini.
Mereka berdua melepaskan ciuman panas, Lea menunduk merasa tidak pantas menatap Rev.
"Sudahlah Rev kenapa lu marah sama wanita ini. Bukannya lu sendiri yang memberikan wanita ini ke gua, jadi mau gua lakuin apapun ke wanita ini bukan urusan lu." urai Ahmed yang membantah ucapan Rev.
Rev memang meminta ketiga sahabatnya tidak pulang lebih dulu, mereka berempat akan pergi ke salah tempat yang sudah dipesan oleh Rev untuk liburan.
"Ya gua tahu. Tapi gak di sini juga lu lakuin itu, masih banyak tempat yang harus lu lakuin sama wanita rendahan ini." lontar Rev melirik kearah Lea, Lea yang mendengar ucapan Rev seakan dirinya sudah dihina habis-habisan oleh pria ini.
"Oke. Gua gak akan lakuin itu di sini, tapi bolehkan gua ambil wanita ini untuk menuntaskan hasrat gua." kata Ahmed menatap Rev saat sahabatnya ini seperti mempertimbangkan ucapannya.
"Gimana lu izinin gua bawa wanita ini gak?" Rev melirik Lea lalu dia kembali melirik sahabatnya.
"Silakan tapi gak di sini." Ahmed tersenyum mendengar ucapan Rev, Lea yang mendengar ucapan Rev seakan kecewa dengan pria ini.
Dia pikir pria ini berbeda dari yang lain, nyatanya sama saja. Kebaikan yang dilakukan Rev semalam hanyalah semu belaka, jadi perhatian itu adalah palsu. Palsu untuk dirinya dan terbiasa untuk Rev.
"Dimana Ahmed?" tanya Lion yang baru saja datang bersama dengan Noer.
"Dia lagi senang-senang." jawab Rev yang mengambil sebuah roti yang sudah dia panggang.
"Gila itu cowok masih pagi udah lakuin itu." timpal Noer yang tidak habis pikir dengan jalan pikiran Ahmed.
"Tapi apa lu gak kasihan sama pembantu baru lu. Kayanya dia masih muda, umurnya aja lebih muda dari adik lu kan? Tapi kenapa lu ngizinin dia bersama dengan Ahmed, lu kan tahu Ahmed kaya apa, gua gak tega aja kalau hidup wanita itu hancur ditangan Ahmed." ucap Lion yang dianggukin oleh Noer, tidak lupa ia mengambil roti dan juga makanan yang lain.
Rev berpikir sejenak, Rev meninggalkan sarapan pagi dan memutuskan mencari keberadaan Lea dan juga Ahmed. Dia sudah salah atas tindakannya, tapi gimanapun dia masih memiliki hati nurani.
Rev terus mencari keberadaan Lea tetapi belum juga ketemu, sampai akhirnya dia mendengar suara rintihan yang begitu ia kenali. Rev dengan cepat mendobrak pintu yang ada di gudang, pintu terbuka dan melihat Lea sudah tidak berdaya akibat menolak permintaan dari Ahmed.
Rev menyingkirkan Lea dari Ahmed dan membantu wanita itu dari sahabatnya, "Lu gila ya masih pagi udah menghantam tubuh wanita, otak lu udah gak beres apa gimana sampai tubuh perempuan dijadikan kenikmatan buat lu."
***
Ahmed terkekeh mendengar ucapan Rev yang sangat marah, ini pertama kalinya melihat Rev marah besar hanya gara-gara wanita ini. Dia tidak habis pikir kenapa Rev bisa semarah ini, biasanya pria ini tidak peduli dengan apa yang ia lakukan tapi lihatlah dia sudah menjadi kesatria berkuda yang membela tuan putri.
"Lu marahin gua hanya karena dia?" ucap Ahmed menunjuk kearah Lea, "Sadar bro dia udah ngancurin rumah tangga orang tua lu, dia juga yang membuat hidup bunda lu seperti ini. Apa lu gak berpikir ke situ sampai lu membela dia mati-matian."
Rev tidak peduli yang dikatakan Ahmed, dia membawa Lea kembali ke kamar. Bukannya kamar wanita ini melainkan kamarnya, Ahmed tertawa melihat kepergian Rev dengan membawa wanita sialan itu.
Lea terus memperhatikan Rev saat tangannya dibawa pergi, tubuhnya di suruh masuk ke kamar pria ini. Kamar yang menurutnya sangat bagus dan luas, ini pertama kalinya dia bisa melihat kamar yang dimiliki Rev. Dulu Rev tidak mengizinkan dirinya untuk masuk ke dalam kamar, tapi entah kenapa pria ini membawanya ke sini.
"Duduk." pinta Rev dengan tegas, dengan perasaan marah ia berjalan untuk mengambil kotak obat.
Lea masih memperhatikan Rev sampai lelaki itu berada di hadapannya, Rev membantu Lea untuk menyembuhkan luka akibat kekerasan yang diberikan Ahmed.
Lea masih memperhatikan Rev sampai luka yang terasa perih tidak terasa, Rev kembali menatap Lea yang belum sadar kalau dari tadi ia terus memperhatikannya.
"Kenapa? Apa masih ada yang sakit?" tanya Rev membuat Lea sadar akan lamunannya, wanita itu menggeleng.
"Makasih." balas Lea membuat Rev tersenyum.
"Sekarang kamu bisa istirahat di sini, setelah lukanya sembuh kamu bisa kembali ke kamar." lontar Rev yang menyimpan kembali kotak obat.
"Sekali lagi makasih kamu sudah mau membantuku. Aku tidak tahu harus membalasnya seperti apa, kamu sudah dua kali menolongku. Maaf sudah merepotkan kamu." ucap Lea dengan tulus.
Rev mengelus kepala Lea dengan lembut, "Gak usah kamu pikirkan sekarang pikirkan kesehatan kamu aja. Aku pergi dulu kalau ada apa-apa bilang aja jangan sungkan."
Rev keluar dari kamar tidak lupa menutup pintu, sedangkan di lantai bawah teman-temannya udah pada siap untuk berangkat ke vila. Vila yang memang disiapkan Rev untuk liburan, vila ini juga yang direkomendasikan oleh Lion untuk bersenang-senang.
"Gua minta maaf atas perbuatan gua barusan. Sebagai gantinya gua bakal kasih lu wanita bayaran yang tidak kalah seksinya dari pembantu gua." ucap Rev yang membantu Ahmed mengangkat koper.
Ahmed terkekeh mendengarnya, "Kenapa? Lu gak terima gua perlakuan kasar wanita kesayangan lu itu, apa lu sekarang mulai suka dengan dia sampai lu mati-matian bela dia."
"Gua..." Rev terdiam dan tidak melanjutkan ucapannya, Ahmed menggelengkan kepala melihat bagaimana reaksi dari sahabatnya ini.
"Sudahlah bro lagian gua bisa cari wanita yang lebih cantik dari pembantu lu. Dan makasih lu udah izinin gua menyentuh wanita cantik yang ada di rumah lu, jangan sampai sasaran kedua gua adik lu." lontar Ahmed membuat Rev terkejut mendengarnya, Ahmed tertawa melihat reaksi dari Rev.
"Gua bercanda." Ahmed menutup bagasi mobil dan melangkah masuk ke dalam mobil, sedangkan Rev kini sudah berada di samping kursi pengemudi.