Janda Berkarat

Alika menunggu sang ibu dirumah sakit hingga malam hari. Dengan setianya alika menunggu sang ibu karena tidak ingin terjadi sesuatu pada sang ibu. Alika tertidur menyandarkan kepalanya sambil meng-ggendong lala menggunakan kain selendangnya dikursi tunggu. Saat jam sudah menunjukan jam 1 malam alika dikejutkan dengan suara kaki yang berlarian masuk keruang UGD yang dimana tempat ema dirawat. Alika terkejut dan langsung bangkit dari duduknya. Alika seketika menghentikan langkah suster yang baru saja keluar dari ruangan ema.

"Sus! Ada apa dengan mama saya?" Tanya alika panik.

"Maaf bu saya sedang buru buru!" Sahut suster langsung meninggalkan alika begitu saja.

Alika yang khawatir hanya bisa mondar mandir didepan ruangan ema yang masih menggendong lala. Alika terus berdzikir untuk mengharapkan keselamatan ema. Saat alika masih mondar mandir tiba tiba langkah nya terhenti karena melihat dokter yang baru saja keluar dari ruangan ema.

"Ada apa dengan mama saya dok?" Tanya alika yang masih panik.

"Alhamdulillah pasien sudah sadar! Keadaan nya sudah stabil dan hasil tes gula darah nya juga sudah normal!" Sahut dokter dengan senyum simpulnya.

"Alhamdulillah Ya Allah..!" Alika mensyukuri atas segalanya. "Lalu apa tindakan selanjutnya dok?" Tanya lagi alika yang sudah tidak sabar ingin melihat ema pulang dari rumah sakit.

"Malam ini juga pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan! Jika sampai besok sore kondisinya tetap stabil semuanya maka pasien dibolehkan pulang!" Sahut dokter mengumbar senyum lebarnya pada alika.

"Alhamdulillah..! Trimakasih banyak dok!" Ucap alika kembali mensyukuri mendengar keadaan sang ibu.

"Kalau begitu saya permisi dulu!" Ucap dokter melangkah pergi meninggalkan alika.

Alika masih terdiam ditempat melihat suster berlalu lalang yang keluar masuk akan memindahkan ema ke ruang perawatan. Saat alika akan duduk di kursi tunggu tiba tiba melihat ema yang masih terbaring baru saja keluar dari ruang UGD menggunakan kasur dor-rong dan di dor-rong oleh beberapa suster. Alika langsung menghampiri dan ikut berlari kecil mengikuti suster yang akan membawa ema keruang perawatan. Tak henti henti nya alika mengumbar senyum melihat ema sudah membuka matanya. Alika yang repot dengan membawa tas bayi dan tas jinjing juga lala yang berada digen-ddongan nya membuat dirinya seakan ringan membawa semuanya. Setelah berjalan menyusuri lorong rumah sakit akhirnya ema sudah memasuki ruang perawatan nya yang berisi 3 orang pasien karena alika bukan dari kalangan keluarga berada. Beruntung suami nindia mau membiayai biaya rumah sakit agar tidak membebani alika yang seorang jann-da. Saat ema sudah kembali di infus dan suster sudah memastikan keadaan ema baik baik saja akhirnya meninggalkan ema yang ditemani alika.

"Mah..! Gimana keadaan mama sekarang? Apa yang mama rasain?" Tanya alika yang sudah mem-bbaringkan lala dilantai yang beralaskan tikar dan meng-ggenggam tangan ema yang tidak di infus.

"Mama sudah enakan..!" Sahut ema dengan suara seraknya karena baru saja sadar.

"Yaa udah sekarang mama istirahat lagi yaa? Biar besok bisa pulang!" Ucap alika yang sangat ingin ema kembali pulang kerumah. Ema hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Alika mencium kening ema dan mengusap kepalanya lembut. Alika sangat menyayangi mama nya. Setelah melihat ema tertidur kini alika mengambil ponselnya dan menghubungi nindia yang sudah berada dirumahnya melalui pesan. Karena takut akan mengganggu istirahatnya jika alika menelfon nya di tengah malam.

"Nin.. Mama sudah sadar! Kata dokter besok sore jika keadaan mama tetap stabil maka mama dibolehkan pulang!" Ujar alika mengirim pesan pada nindia agar membacanya saat nindia bangun dipagi hari.

Alika juga menelfon zaki yang berjaga dirumah jika ada seseorang yang akan mengambil laundry nya sudah ada orang dirumah nya. Alika menelfon zaki di jam 2 pagi dan zaki belum tidur karena ditemani oleh teman teman nya yang sudah berkumpul dirumah nya.

"Nong..!" Ucap alika antusias setelah telfon nya diterima oleh zaki.

"Ada apa kak? Apa mama baik baik saja?" Sahut zaki diseberang telfon nya dengan nada panik.

"Mama sudah sadar! Kata dokter jika besok sore keadaan mama masih stabil maka mama sudah boleh pulang!" Ucap alika menyampaikan pada zaki.

"Alhamdulillah.. Besok siang aku kesana! Semua laundry sudah diambil oleh pemiliknya! Dan aku sudah pasang kertas yang aku print tadi bahwa laundry tutup selama beberapa hari sampai waktu yang tidak ditentukan!" Jelas zaki pada alika setengah berteriak karena teman teman nya bernyanyi ramai ramai menggunakan gitar.

"Yaa sudah kalau gitu! Aku mau tidur dulu yaa? Biar besok sudah enak badan nya!" Ujar alika lagi.

"Iyaa kak! Kabari aku jika perlu bantuan!" Sahut zaki dan langsung ditutup telfon nya oleh alika.

Alika kini mencharger ponselnya dan menaruh di atas nakas disebelah ranjang baring ema disana. Alika mer-rebahkan badan nya dilantai yang beralaskan tikar yang sudah disediakan dari pihak rumah sakit. Alika menggunakan tas jinjing nya sebagai bantal dan akhirnya terlelap dengan sendirinya.

***

Keesokan harinya alika terbangun karena dokter yang sudah masuk akan memeriksa keadaan ema di jam 8 pagi. Lala juga sudah terbangun duduk disamping alika yang masih tertidur saking lelahnya. Lala memainkan tali tas jinjing alika yang ada boneka di gantungan kuncinya membuat lala tidak pergi kemana mana. Alika terkejut karena mendengar suara dokter yang akan memeriksa ema.

"Permisi ibu..! Selamat pagi.. Bagaimana keadaan nya? Apa sudah lebih baik?" Tanya dokter dengan ramahnya.

"Alhamdulillah baik dok!" Sahut ema yang masih lemas.

"Baik.. Saya periksa dulu yaa!" Ucap dokter kemudian memeriksa ema dengan berbagai macam tes.

Alika sudah duduk namun masih menyandarkan kepalanya di nakas yang yang berdiri di samping ranjang baring ema. Alika merasa masih lemas karena hanya tidur sebentar membuat alika tidak memperhatikan kesehatan nya. Dokter yang sudah selesai memeriksa ema akhirnya keluar dan menutup kembali korden yang sebagai pembatas kamar pasien.

Alika berdiri dan melihat ema yang sudah membuka matanya.

"Bagaimana mah? Apa mama sudah enakan?" Tanya alika masih menetralkan matanya yang masih mengantuk.

"Alhamdulillah.. Jika kamu masih ngantuk tidur lagi saja!" Ujar ema dengan nada lemas nya.

"Kalo alika tidur lagi siapa yang jagain lala mah?" Sahut alika memberi senyum simpulnya.

Ema tak menjawab namun hanya tersenyum sebagai jawaban nya

Alika kembali duduk dan mengurus anaknya mem-mandikan dikamar mandi rumah sakit dan menggantikan popok juga bajunya agar tidak gatal. Dengan sabar dan telaten nya alika mengurus ema dan anaknya bergantian. Karena hanya alika yang mampu merawat ema tanpa adik adiknya. Meski hati dan pikiran nya lelah tidak membuat alika putus asa menghadapi semua masalah yang menimpanya.

...****************...

BERSAMBUNG