NovelToon NovelToon
Ketegaran Hati Aisyah

Ketegaran Hati Aisyah

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Dijodohkan Orang Tua / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: jannah sakinah

"Sayang, kita hanya dua raga yang Allah takdirkan bersama melalui perjodohan. Kalau saja aku nggak menerima perjodohan dari almarhum Papamu, kau pasti sudah bersama wanita yang sangat kau cintai. Mama mertua pasti juga akan sangat senang mempunyai menantu yang sudah lama ia idam-idamkan. Tidak sepertiku, wanita miskin yang berasal dari pinggiran kota. Aku bahkan tak mampu menandingi kesempurnaan wanita pilihan kalian. Sayang, biarkan aku berada di sisimu sampai nanti rasa lelah menghampiriku. Sayang, aku tulus mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, hingga hembusan nafas terakhirku."

Kata hati terdalam Aisyah. Matanya berkaca-kaca memperhatikan suami dan mertuanya yang saat ini tengah bersama seorang wanita cantik yang tak lain adalah Ariella, Cinta pertama suaminya. Akankah Aisyah mampu bertahan dengan cintanya yang tulus, atau justru menyerah pada takdir?

Cerita ini 100% murni fiksi. Jika tidak sesuai selera, silakan di-skip dengan bijak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa bersalah

Saking takutnya, Aisyah sampai tak sadar telah meremas jas Adam dengan kuat. Pria itu dapat merasakan remasan tangan Aisyah di jas bagian dadanya. Mata tajamnya memperhatikan bentuk wajah Aisyah yang berada di balik cadar dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Huh!"

Aisyah menghembuskan nafasnya secara spontan ketika merasakan jari telunjuk adam menyentuh pelipis Aisyah. Matanya kini kembali terbuka dan menatap Adam dengan dalam.

"Kenapa kau selalu membuatku, marah?" tanya Adam sembari mengetuk pelipis Aisyah pelan dengan ujung jari telunjuknya.

"Bukan aku yang membuatmu marah, tapi hatimu yang menyimpan kebencian padaku," jawab Aisyah begitu lirik, dengan keberanian yang entah ia dapatkan dari mana.

"Benarkah?" tanya Adam menatap Aisyah dengan rahang yang tak sekeras sebelumnya.

Wajah keduanya begitu dekat, bahkan hampir tak berjarak. Aisyah bisa merasakan hembusan nafas Adam.

Adam, melepaskan cadar Aisyah dengan perlahan, guna melihat wajah istrinya itu dengan lebih dekat.

Aisyah tidak memberontak, ia hanya diam sembari mengamati wajah Adam dan membiarkan suaminya itu melakukan apa pun semaunya.

"Kau tau, apa kesalahanmu, istriku?" tanya Adam dengan bibir yang hampir menyentuh telinga Aisyah. Bisikan lirihnya membuat sekujur tubuh Aisyah merinding.

Cadar Aisyah berhasil terbuka, dan untuk pertama kalinya Adam memperhatikan garis wajah Aisyah dengan begitu dekat dan detail. Pria itu mengelus lembut pelipis Aisyah dengan jari telunjuknya hingga ke dagu.

Tekanan jari Adam, membuat Aisyah mendongakkan sedikit wajahnya ke atas. Matanya masih fokus menatap mata tegas Adam.

Adam kembali menatap Aisyah. "Kesalahanmu adalah menerima perjodohan Papa!" ucap Adam dengan ketus dan seketika emosi kembali menguasainya.

"Bug!" Adam memukul tembok di samping kepala Aisyah.

"Ah..." Teriak Aisyah reflek menutup kedua telinganya, dengan raut wajah yang begitu ketakutan.

"Kau sudah mengetahuinya sekarang?!" Teriak Adam membuat Aisyah menangis ketakutan.

"Maaf Mas, hiks," ucap Aisyah dengan lirih tanpa berani menatap mata Adam kembali.

"Hahaha." Adam tertawa dingin seakan frustasi dengan hidupnya.

Aisyah yang melihat itu semakin merasa takut. Ada rasa bersalah di dalam hatinya namun ia tak bisa berbuat apa-apa.

"Mas, maafkan aku. Bisakah kita mulai semuanya dari awal?" tanya Aisyah mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang selama ini yang diinginkan hatinya.

"Jika kau ingin menderita, maka teruslah berharap dan bersikap bodoh seperti ini!" ucap Adam memperingati Aisyah dengan tatapan seriusnya. Nadanya lirih namun Aisyah bisa merasakan tekanan di setiap katanya.

Aisyah menciut mendengar perkataan Adam yang seperti sebuah peringatan itu. Suaminya itu tidak marah lagi, namun juga tidak memberikan harapan padanya.

Adam memijat pelipisnya yang terasa sakit, dan hal itu tak lepas dari tatapan Aisyah.

Aisyah yang merasa kasihan melihat Adam, mengulurkan tangannya hendak memijat pelipis Adam.

Sangat di sayangkan, niat baik wanita itu tak berarti di mata Adam. Dengan kasar Adam menepis tangan Aisyah.

"Jangan menyentuhku!" ucap Adam tegas dan ketus, membuat Aisyah menarik tangannya.

Tak ingin semakin marah, Adam pun memutuskan untuk keluar dari kamar Aisyah.

"Berikan aku kesempatan Mas, biarkan aku memenuhi kewajiban ku sebagai seorang istri," ucap Aisyah menatap punggung Adam dengan penuh harap.

Adam menghentikan langkahnya sesaat. Dia menolehkan sedikit kepalanya ke samping tanpa melihat Aisyah. Setelah itu, dia pun kembali melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan Aisyah.

Kepergian Adam membuat wanita rapuh itu menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Ia kembali menangis dengan dada yang begitu sesak, bahkan ia menangis tersedu-sedu di dalam keheningan malam.

Adam yang baru saja keluar dari kamar Aisyah, menuruni anak tangga dengan cepat. Pria itu terlihat terburu-buru menghampiri sesuatu yang tak sengaja dia lupakan.

Langka demi langka terdengar jelas, dan kini dia pun tiba di tempat tujuannya. Sangat di sayangkan, dia tak menemukan apa yang dia cari.

Adam menolehkan wajahnya ke kiri dan ke kanan, guna mencari sosok wanita yang di cintainya.

Kemana Ariel? Apa dia sudah pergi ke kamarnya? Pasti dia berkecil hati karena aku meninggalkannya sendirian.

Adam merasa bersalah dan tak enak hati pada Ariella. Tak ingin terus berada dalam kebimbangan, Adam pun pergi dari ruang tamu.

Aku harus meminta maaf padanya. Ariel ku nggak boleh bersedih. Aku sangat bodoh! Wanita itu membuatku mengabaikan Ariella!

Adam melangkahkan kakinya menuju kamar tamu yang berada di lantai dasar. Kamar tamu itu berada bersebelahan dengan kamar Ana.

Adam terlihat sangat berwibawa, langkah kakinya melangkah tegas. Dia berjalan dengan tubuh yang tegak. Mata tajamnya yang di hiasi alis hitam tebalnya, membuat garis wajahnya terlihat sangat tampan.

Rahangnya yang tegas dan arogan memperlihatkan kemaskulinannya. Hal itu membuat wanita mana saja yang melihatnya akan jatuh cinta dalam pandangan pertama.

Selain tampan, Adam juga pewaris tunggal di kelurga Alexander. Maka tak heran, kenapa Ariella begitu tak tau malu kembali masuk ke dalam hidupnya.

Hal ini juga menjadi alasan bagi Ana kenapa tidak menyukai Aisyah, karena ia menginginkan menantu yang memiliki harkat martabak yang sama. Dan semua yang ia lihat berada dalam diri Ariella.

Beberapa menit berlalu, kini Adam sudah berdiri tepat di depan pintu kamar Ariella. Pria itu tersenyum tipis lalu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.

"Tok-tok-tok." Ketukan Adam mengalihkan perut Ariella yang sedang melakukan perawatan sebelum tidurnya.

Ariella menghentikan kegiatannya sembari melirik ke arah pintu kamarnya. "Siapa?" tanya Ariella dari dalam tanpa berniat turun dari ranjang miliknya.

"Aku Ariel, Adam," ucap Adam dari balik pintu yang seketika itu membuat Ariella mengembangkan senyumannya.

"Iya Adam, sebentar ya," ucap Ariella menyingkirkan semua perawatannya lalu turun dari ranjang.

Dengan penuh semangat dan wajah segar yang berseri, Ariella berjalan ke arah pintu.

"Cklek." Kunci telah di putar dan pintu pun terbuka.

Di hadapan Ariella, sudah terlihat Adam yang menatapnya. Ariella terus tersenyum sembari memperhatikan penampilan Adam. Senyumnya memudar, ketika melihat darah di lengan kanan Adam.

"Adam!" Ariella meraih tangan Adam lalu melihat luka yang masih segar di tangan pria itu. Ariella bahkan melihat beberapa darah yang hampir kering.

Apa yang terjadi? Apakah dia dan Aisyah bertengkar hebat? Atau dia memukul Aisyah? Ah, nggak mungkin. Masa mukul Aisyah, tangannya bisa terluka separah ini. Hm...

Ariella sangat penasaran dengan apa yang Adam lakukan bersama Aisyah sebelumnya. Tak ingin melihat luka Adam infeksi, Ariella pun segera menarik tangan Adam.

Adam masuk ke kamar tamu mengikuti tarikan Ariella. Pria itu di tuntun untuk duduk di sisi ranjang.

"Kenapa kau membiarkan lukamu mengering?" tanya Ariella lalu mengulurkan tangannya mengambil kotak obat miliknya yang tersimpan di laci nakas.

1
partini
wasiat sih wasiat tapi mereka ga welcome, lagian kamu bukan siapa " mereka terkesan kamu maksain
Jannah Sakinah: Terima kasih sudah singgah kak🌸💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!