Ketulusan cinta Avan teruntuk Kayla, istrinya. Wanita yang masih berada di dalam bayang masa lalu. Mencoba merubah hati Kayla agar berbelok padanya dengan cinta yang ia punya. Menghangatkan hati Kayla yang beku dengan ketulusan dan kesabaran yang Avan punya.
Cinta yang seperti air, mengalir dari Avan untuk Kayla. Akankah tetesan kasihnya sampai di hati Kayla yang keras oleh cinta masa lalunya?
Ataukah, hanya menjadi pengobat yang mengantarkan sang istri kembali pada cinta yang belum usai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danie A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Emak, Bapak, Avan dan Kayla saat ini tengah berkumpul di ruang tamu, untuk membahas mengenai Avan dan Kayla yang ternyata tidur terpisah selama ini. Emak dan Bapak benar-benar kecewa, melihat putrinya yang sudah menikah, namun tidur terpisah dengan sang suami.
"Sekarang katakan yang jujur pada Bapak! Kalian selama ini tidur terpisah? Kalian selama ini tidur di kamar masing-masing?" tanya Bapak pada Avan dan juga Kayla.
Kayla tidak dapat lagi menutup-nutupinya. Wanita itu sudah terlanjur tertangkap basah. Kayla hanya bisa mengakui dan meminta pengampunan dari orang tuanya yang sudah mempercayai dirinya selama ini.
"Maaf, Pak!" ucap Kayla pada sang ayah.
"Bapak tidak butuh kata maaf! Sekarang kamu jelaskan! Ada apa sebenarnya diantara kalian? kalian marahan? Kenapa sampai pisah ranjang?"
Kayla bungkam, diam seribu bahasa. Disini, Avan yang berhati lembut dan menyimpan hatinya untuk Kayla. Tidak akan pernah sampai hati melihat sang istri mendapat berondongan pertanyaan dari sang bapak.
"Jangan salahkan Kayla pak."
Bapak menatap Avan dengan mata yang mendelik tajam.
"saya yang meminta untuk pisah ranjang." aku Avan.
Bapak dan emak saling pandang."kenapa, Van? Bukankah kamu melamar anak bapak? Kenapa malah pisah ranjang? Apa kalian bertengkar?"
"Enggak, pak. Saya tau hati Kayla belum siap menerima orang baru, karena itu, saya meminta Kayla untuk tinggal di kamar sebelah sampai dia bisa menerimaku, lahir dan batin."
Bapak mengepalkan tangannya kuat, hingga buku-buku jarinya memucat.
"Apa itu benar, Kayla?"
Bahu Kayla berguncang, tanpa mampu menjawab dan berkelit.
"Buat apa kamu menikah kalau kamu cuma mau menyakiti suami kamu, nak?" omel Bapak. Pria itu benar-benar kecewa dan malu pada putrinya sendiri.
Kayla tak berani menjawab. Wanita itu terus menundukkan kepala tanpa berani bercicit di depan kedua orang tuanya. Tubuhnya terus berguncang pelan dan terisak kecil.
"Sejak kapan kalian pisah ranjang?" tanya Bapak.
"Bicaralah sebelum bapakmu semakin murka, La." Emak ikut menambahi.
Avan terdiam sejenak. Pria itu melirik sekilas ke arah Kayla sebelum menjawab pertanyaan dari mertuanya.
"Jawab saja yang jujur, Nak Avan! Emak dan Bapak akan semakin kecewa kalau kalian berbohong," sahut Bapak.
Avan menghelan nafas. Pria itu tidak mungkin tega berbohong pada kedua mertuanya. "Sejak awal pernikahan," ungkap Avan.
Makin sakit hatilah Emak dan Bapak Kayla. Mereka sudah sukses dibuat malu karena ulah putri mereka sendiri.
"Maafkan Kayla, Pak!" ucap Kayla pada kedua orang tuanya dengan penuh sesal.
Emak mengusap manik matanya yang berkaca-kaca. Wanita paruh baya itu sudah berharap banyak dari pernikahan putrinya. Emak berharap ia bisa cepat mendapatkan cucu dan putrinya bisa segera melupakan Raize.
Tapi harapannya langsung dihancurkan begitu saja oleh kelakuan Kayla. "Apa yang sudah kamu lakukan, Kayla? Kamu sadar tidak apa yang kamu lakukan ini benar-benar sudah kelewatan!" sentak Emak.
"Maafkan, Kayla! Kayla mohon ampun!" ucap Kayla sembari berlutut di hadapan kedua orang tuanya.
Bapak yang sudah terlanjut emosi, semakin mengepalkan tangannya. perlahan tangan itu terangkat untuk memukul Kayla. Akan tetapi tertahan oleh tangan Avan. Bapak menatap Avan dengan mata yang mendelik tak terima.
"Maafkan saya, pak. Kayla istri saya, dia tanggung jawab saya. Pukul saya saja."
Kayla menatap suaminya dengan penuh sesal tak percaya dan air mata. Matanya menatap sendu pria baik yang selalu menjaga dan melindunginya. Namun selalu ia sakiti hatinya.
Bapak menatap Kayla dengan pandangan yang makin kesal, "kamu lihat? Dia suami kamu La. Bagaimana bisa kamu sedurhaka ini padanya?" sentak pak Rahman pada putrinya. Hatinya tarasa sangat sakit oleh anak gadis yang sudah ia didik dengan baik selama ini. Tapi justru membuatnya malu.
"Dan kamu, Van. Benar, kamu memang suaminya, benar, Ila adalah tanggung jawab mu. Tapi, membiarkan istrimu berbuat dosa seperti ini, juga salah. kamu biarkan istrimu durhaka padamu," pak Rahman menatap Avan kecewa.
"Kami berharap banyak dari pernikahan ini, Nak!" Bu Rohman menimpali."Apa yang membuatmu begini, La?"
baik Kayla maupun Avan sama-sama bungkam. Bahu Kayla masih berguncang oleh tangisnya. Dan Avan memeluk sang istri untuk menenangkan dan menjaga dari pukulan Pak Rahman.
"Apa karena laki-laki itu, La? Apa karena laki-laki bule itu kamu sampai seeprti ini? Kenapa sulit sekali bagi kamu untuk melupakannya? Kamu tidak kasihan sedikitpun pada suami kamu? Kamu sekarang sudah menjadi seorang istri! Kamu masih ingin memikirkan pria lain?" omel Bapak. "Dosa La, dosa!"
Kayla menggeleng. Melihat istrinya yang menangis pilu di depan Emak dan Bapak, Avan mengeratkan pelukannya.
"Tolong jangan hakimi Ila seperti pak. Kita tak bisa memaksakan perasaan. Ila juga sudah berusaha, pernikahan ini juga baru berjalan beberapa bulan. Biarkan Ila menata hatinya terlebih dahulu, saya akan membantu sebisa saya agar Kayla melupakan laki-laki itu." ucap Avan tetap bernada rendah dan lembut, ia paling tak sanggup melihat air mata Kayla.
Sebenarnya, mendengar ucapan Avan, pak Rahman malu. sangat malu akan kelakukan putrinya.
"Emak benar-benar berharap kamu bisa membangun lembaran hidup baru yang lebih bahagia bersama dengan Avan! Emak Benar-benar berharap kamu bisa melupakan laki-laki bule! Emak benar-benar berharap kalian bisa segera mempunyai momongan dan hidup sebagai keluarga bahagia yang lengkap. Tetapi justru ini yang kamu suguhkan pada Emak dan Bapak? Kalau saja Emak dan Bapak tidak berkunjung hari ini, apa selamanya kalian akan tidur pisah ranjang dan menjalani rumah tangga yang berantakan seperti ini?" ucap Emak panjang lebar.
Di saat pertengkaran di rumah tersebut masih memanas, tiba-tiba ponsel Kayla yang ada di meja ruang tamu pun berdering dengan kencang. Emak melirik ke arah meja dan melihat layar ponsel putrinya.
"Kamu masih berhubungan dengan laki-laki itu?" sentak Emak pada Kayla saat melihat wajah Raize memenuhi layar. Emak ingat betul wajah Raize sepupu Rocky itu.
Kayla benar-benar tidak menyangka Raize akan ikut terlibat dan memperkeruh suasana. Melihat wanita itu mendapatkan panggilan telepon dari Raize, Bapak pun juga ikut naik pitam.
"Apa-apaan ini? Kamu masih berhubungan dengan laki-laki itu?" sungut Bapak makin dibuat kecewa karena sang putri yang tak bisa juga lepas dari Raize.
"Ka-Y-la! Bapak sudah tak bisa berkata-kata lagi padamu! Bagaimana bisa kamu masih menjalin hubungan dengan laki-laki itu!?" Bapak hampir saja hilang kendali. Beruntungnya Avan tetap setia melindungi sang istri sebelum wanita itu mendapatkan omelan makin parah dari Emak dan Bapak.
"Ini tak seperti yang bapak pikirkan. Mereka bekerja di instalasi yang sama. Sebagai seorang dokter dan perawat jelas mereka sudah disumpah untuk bekerja dengan profesional... Saya rasa, ini hanya tentang pekerjaan, Pak." ujar Avan mencoba menenangkan Bapak. Walau hatinya sama sakitnya dengan keadaan ini, Avan akan mengesampingkan hal itu untuk menjaga hati Kayla."Tolong jangan meninggikan suara pada Ila." mohonnya kemudian dengan mata berkaca.
Tubuh Kayla terus berguncang oleh tangis dalam pelukan sang suami. tanpa Kayla bisa berkelit. Menyakiti hati orang tua dan Suaminya begitu baik dan terus membela dirinya meskipun Kayla jelas-jelas salah.
Pertengkaran mereka pun berlangsung cukup lama. Kayla berkali-kali mengucapkan kata maaf, tapi Emak dan Bapak tidak menggubris sedikitpun.
"Maafkan Kayla, Mak, pak. Maaf." Kayla terus menangis dan mengulang kalimat yang sama, seperti sebuah kaset yang rusak. Tapi sepertinya semua perkataan Kayla sudah tak mau lagi didengar oleh Emak dan Bapak.
"Bapak sudah tidak mau mendengar lagi! Sebelum meminta maaf pada Bapak, minta maaflah pada suamimu, dia yang kamu lukai paling besar di sini, La. Bapak tidak pernah mengajari kamu seperti ini kan, Kayla? Apa Bapak pernah mengajari kamu untuk menyakiti hati seseorang terlebih lagi suami kamu sendiri?" ujar Bapak.
Emak dan Bapak sudah benar-benar kehilangan muka. Kedua orang tua Kayla itu pun memutuskan untuk menghentikan pertengkaran mereka.
"Tidak ada lagi yang ingin kami katakan. Emak dan Bapak pamit sekarang juga," ujar Bapak sembari bersiap untuk meninggalkan rumah Avan.
Kayla pun bangkit dan segera mencegah kepergian kedua orang tuanya. "Pak, maafkan Kayla pak. Jangan pergi, maafkan Kayla. Maafkan Kayla Mak." bujuk Kayla.
Wanita itu tidak akan membiarkan kedua orang tuanya pulang sebelum Kayla mendapatkan maaf dari Emak dan Bapak. Tapi sayangnya Emak dan Bapak sudah tak mau lagi mendengarkan perkataan Kayla apa pun itu.
"Terserah kamu saja, Kayla! Emak sudah tidak mau peduli lagi!" sahut emak dingin.
Kedua orang tua Kayla pun pergi meninggalkan rumah Avan dengan kepala yang masih penuh dengan marah. Keduanya tidak menyangka akan mendapatkan kejutan tidak menyenangkan saat mereka mengunjungi putri kesayangan mereka.
Sementara Kayla hanya bisa menangis di rumah, tanpa bisa menahan kepergian kedua orang tuanya. Wanita itu benar-benar merasa bersalah kepada orang tuanya dan juga Avan. Hari Kayla pun sukses dibuat kacau karena ulahnya sendiri yang sudah menyakiti banyak orang.
*****
dan faktanya dalam novel pun demikian dan novelis wanita susah benar buat karakter wanita yang melakukan kesalahan mengaku dia salah dan tulus minya maaf, apakah susah benar melakukannya para author
ceritanya bener2 bikin gagal move on.., 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰