Perjalanan seorang lelaki dalam menjalani pesugihan untuk membahagiakan keluarganya, akankah semua kekayaan yang akan dia dapatkan bisa membahagiakan keluarganya atau hanya akan menjadi penyesealan dikemudian hari....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dheana Echa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Kang, i... ini uang??" Tanya Nur tergagap.
Bibir nya bergetar bahkan tangan nya sampai tremor saat akan menyentuh uang uang itu.
Meski pun Nur tahu Romli sang suami pemuja, tapi Nur tidak pernah menyangka uang yang di dapat suaminya sangat banyak dan di luar dugaan nya.
Dengan santai nya Romli mengangguk pelan sambil mengulas senyum.
"Sebanyak ini kang!!" Ujar Nur lagi keheranan.
Lagi lagi Romli hanya mengangguk.
"Tolong bantu nata nya, kakang sudah lelah, di sana kakang tadi sudah nata, sudah banyak, seperti nya uang ini gak mau habis, maka nya tak bawa kesini minta bantuan sampean" jawab Romli.
"Di... di sana sudah banyak??" Sahut Nur lagi mengulang ucapan sang suami.
Lagi lagi Romli hanya mengangguk.
"Maka nya kakang sampai kusut karna kelelahan nata uang, trus 'nyai' tadi melempari kakang dengan uang sangat keras sekali" kilah nya menggerutu manja.
"Duuuh kang!!, maaf ya?? Aku gak tahu kalau kakang di lempari dengan keras" jawab Nur dengan wajah sendu nya.
"Sudah gak papa, wong kakang juga seneng kok meski di lempari, yang penting gak di lempari batu saja" ujar Romli sambil berseloroh.
"Kang kok malah ngelawak to,, gak tahu kalau istri khawatir" sahut Nur
"Ya sudah, rapikan uang uang ini, sebentar lagi si Sholeh pasti datang, sampean simpan uang ini, siapa tahu cukup buat beli sawah nanti, kalau enggak kita beli lahan di luar desa" ujar Romli.
"Iya kang" jawab Nur yang langsung merapikan uang uang itu.
Sampai adzan Magrib berkumandang, Nur masih berkutat menata uang uang itu.
"Kenapa Nur ??'tanya Romli saat baru masuk kekamar nya...
"Ini lo kang, kok gak habis- habis ya kang??" Jawab Nur keheranan.
"La maka nya, nyai kalau lagi marah itu ya kebangetan begitu" kilah Romli.
"Maap yo 'nyai''' batin Romli meminta maaf pada istri Siluman nya itu.
"Kalau gak habis ya masukan lagi kekantong kresek Nur, besok di hitung lagi" jawab Romli enteng.
"Eem, trus ini kang??" Tanya Nur sambil menunjuk beberapa tumpuk uang yang telah ia tata.
"Ya itu sampean simpan, nanti kalau ada kabar orang jual lahan, itu buat bayar" jawab Romli sambil merapikan pakaian nya.
"Iya kang" jawab Nur sambil mengangguk dan memasukan uang yang masih berserakan di kasur itu Kembali ke dalam plastik tempat uang itu semula.
Nur pun memasukan beberapa tumpuk uang nya itu kedalam laci lemari milik nya.
"Uang nya tak taruh sini ya kang," ujar Nur.
"Iya terserah" jawab Romli.
"Siapa tahu sampean butuh atau ambil kang" ujar Nur lagi.
"kalau kakang butuh, kakang ambil yang di peti di kamar depan saja" jawab Romli dan seketika Nur pun langsung menoleh dan menatap sang suami...
"Masih ada kang??' Tanya Nur penasaran.
"Yo masih to Nur, uang yang dulu dulu, yang ini uang baru di kasih tadi, kalau yang kemarin kemarin yo masih ada di peti to Nur" jawab Romli panjang lebar.
Nur hanya menelan ludah mendengar penjelasan sang suami.
Nur benar benar tidak menyangka sang suami memiliki uang yang sangat banyak.
"Kenapa sampean begitu??'
todong sang suami, karna Nur terlihat melamun.
"Eem, enggak kang, aku hanya gak nyangka kalau kakang punya uang yang sangat banyak" jawab Nur tergagap.
"Maka nya, kakang pernah nawari to?? Opo sampean mau di belikan sepeda motor baru?? Sampean gak mau, apa sampean takut uang kakang habis?? Uang kakang gak bakal habis selama kakang jadi su... pengikut 'nyai" ujar Romli panjang lebar dan hampir saja Romli keceplosan.
Nur hanya mengangguk anggukan kepala nya mendengar semua ucapan Romli,.
"Assalamualaikum..." sapa seseorang dari luar rumah Romli.
"Iyu seperti nya si Sholeh kang" ujar Nur.
"Iya, sampean rapikan itu, biar kakang temui dulu" jawab Romli dan Nur hanya mengangguk patuh.
Romli pun berlalu keluar dari kamar menemui Sholeh.
"Masuk kang" ujar Romli mempersilahkan.
"Di luar saja kang, adem" jawab Sholeh yang justru langsung duduk di teras sambil lesehan.
"Oalah ya sudah, kita ngobrol di luar saja" ujar Romli dan kedua nya duduk di lantai....
"Nur, buatkan kopi dua" pekik Romli.
"Iya kang" sahut Nur.
"Mau ada urusan apa ya kang??" Tanya Sholeh membuka pembahasan.
"Ooh, itu lo kang, yang sampean usulkan, kalau sampean dengar ada yang mau jual lahan, tolong sampaikan ke saya, atau sampean kumpul di warung kopi sambil tanya tanya, siapa tahu ada yang menawarkan lahan nya" terang Romli menjelaskan tujuan nya memanggil Sholeh untuk datang kerumah nya.
"Eem, ke warung kopi ya kang??" Ulang Sholeh, Romli hanya mengangguk pelan.
"Tapi kang, kalau ke warung kopi, aku... emm..." sahut Sholeh yang akhir nya hanya menggumam...
"Kalau masalah nya buat ngopi, nanti tak kasih uang saku kang, tenang saja" jawab Romli, Sholeh pun mengangguk sambil tersenyum malu.
"Eem, maaf ya kang, sampean kan ya tahu sendiri kang, aku gak pernah ngopi di warung" ujar Sholeh sambil menggumam malu.
"Iya gak papa, memang yang nyuruh kan ya saya kang, ya saya kasih uang buat ngopi to," jawab Romli.
"Tapi jangan bilang kalau saya yang nyuruh sampean, kalau ada yang tanya, ya bilang saja buat saudara jauh sampean atau siapa gitu" ujar Romli panjang lebar, sesekali Sholeh mengangguk pelan.
"Ini uang buat ngopi, besok pagi sebelum kerja, sampean ke warung dulu, kalau datang kerja gak usah pagi buta, wong orang nya masih tidur sampean kok sudah nunggui di depan pintu nya" ujar Romli sambil berseloroh.
"Hehehe, iya kang, maklum kang, saking semangat nya" jawab Sholeh sambil meringis malu.
"Ini kopi nya kang " ujar Nur sambil menyodorkan dua cangkir kopi untuk Sholeh
dan juga sang suami.
"Ya gak apa, tapi jangan di ulangi lagi, lebih baik pake buat istirahat, wong kerja juga jam tujuh baru mulai lo" ujar Romli lagi,. Dan lagi lagi Sholeh hanya mengangguk sambil tersenyum malu.
"Apa Sulis masih ada bahan untuk masak besok kang??' Tanya Nur yang kini lebih memikirkan Sulis istri Sholeh.
"Seperti nya beras dan lauk kemarin yang mbak yu kasih masih banyak yu" jawab Sholeh pelan.
"Atau sampean minta bayaran harian??' Sahut Romli menawarkan pada Sholeh.
"Eem, enggak kang, seminggu sekali gak papa kang, kalau butuh aku tak bon, gak papa to kang??' Jawab Sholeh.
"Ya gak papa, sampean minta bayaran sekarang juga tak kasih" jawab Romli serius.
"Hehe, nanti saja kang, wong beras sama lauk dari mbak yu Nur masih banyak kok, wong saya juga makan di sini, jadi yang di rumah di makan Sulis sama anak saya saja kang" terang Sholeh panjang lebar bercerita.
"Ya sudah, ayo minum kopi nya, mumpung masih hangat" ujar Romli sambil mendorong pelan cangkir kopi milik Sholeh.
Kedua nya berbincang sampai larut....
"Kang, aku tak pulang dulu ya kang, seperti nya sampean juga sudah lelah" ujar Sholeh pamit pulang.
"Yo wis Kang, jangan lupa besok ya?? Sampean cari kabar di warung kopi dulu" jawab Romli sambil berpesan.
"Iya kang, siap" jawab pria muda itu dengan semangat nya.
Sholeh pun kembali pulang kerumah dengan senyum bahagia.
"Opo setelah ini aku keja di ladang nya kang Romli ya?? Kalau iya, yo malah seneng, dari pada kerja bareng dua orang sok berkuasa itu" gumam Sholeh menggerutu kesal.
Sesampai nya di rumah...
Baru saja Sholeh hendak mengetuk pintu, ternyata sang istri sudah membuka pintu terlebih dulu.
"Kok kebiasaan to kang, kalau main itu mbok ya kira kira" omel sang istri.
Tak seucap pun Sholeh ingin menyahuti, Sholeh hanya mengikuti sang istri sampai masuk kedalam kamar nya.
Setelah istri terdiam, barulah Sholeh membuka mulut nya untuk bercerita...
"Kakang dapat tugas,... aaah... pokok nya rahasia, nanti saja kalau sudah berhasil kakang
cerita " jawab Sholeh yang semakin membuat sang istri penasaran..
"pch, gitu saja yo main rahasia rahasianan lo kang sampean itu" gerutu Sang istri sambil merebahkan tubuh nya.
"wiiiss... pokok e rahasia, yang penting kerjaan kakang lancar, karena ini juga menyangkut pekerjaan kakang" jawab Sholeh dan Sang istri hanya menghela nafas panjang dan akhir nya pasrah, dan rasa ingin tahu nya pun pupus begitu saja....