Tiba-tiba dipaksa menikah karena sebuah kesalahpahaman, bahkan tidak diberikan kesempatan untuk memberikan penjelasan. Membuat Emily harus menerima kenyataan jika ia mendadak diperistri oleh tetangga sekaligus kakak sahabatnya sendiri. Bagaimana kehidupan Emily selanjutnya, apakah ia akan bahagia dengan pernikahannya atau tidak?
Ikuti terus ceritanya di Skandal With Tetangga 💛💛💛
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Alika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Di kelas Emil dan Bintang mereka kedatangan murid baru yang cantik, siapa lagi kalau bukan Sachi. Para siswa laki-laki sempat riuh saat melihat kedatangan murid baru yang cantik.
Bintang agak cemburu saat melihat Sachi, mungkin karena ia merasa kasih sayang dari kakak laki-lakinya menjadi terbagi. Padahal Boy memperlakukan kedua adiknya dengan sama. Apalagi Bintang sudah dekat dari dulu dengan Boy. Harusnya Bintang tidak usah cemburu pada Sachi, malah sebaliknya lah Sachi yang sebenarnya mungkin lebih pantas untuk cemburu pada Bintang karena sedari kecil ia sudah sangat dekat dengan Boy.
"Kok kamu kaya gak suka sama si Hachi?" tanya Emil.
"Namanya Sachi bukan Hachi," ralat Bintang.
"Ohh ...lucu ya namanya, gak kaya Bintang, namanya kaya benda langit," jawab Emil sambil tertawa, hingga tepukan di pundak Emil pun Bintang daratkan.
"Jangan macam-macam sama kakak ipar, jangan coba-coba jadi adik ipar durhaka, nanti kualat," ucapnya.
"Gak apa-apa macem - macem sama kakak ipar durjana, malah yang ada dapat pahala," mereka berdua masih asik berbisik-bisik saja.
Setelah Sachi memperkenalkan diri, Sachi pun kemudian di persilahkan duduk oleh guru pembimbing. Dan kebetulan bangku yang akan Sachi duduki tepat di depan bangku Bintang dan juga Sachi.
Emil dan Bintang bersikap biasa dan tersenyum ke arah Sachi. "Hei adik ipar, moga betah ya sekolah disini," ucap Emil sambil tersenyum bagaimana pun juga Sachi adalah adik Boy dari pihak ayah, yang artinya dia adik ipar Emil sama seperti Bintang.
"Hai," jawab Sachi.
"Kasih salam nih sama adik tiri," ucap Emil pada Bintang sambil tertawa.
"Busettt kok kita kaya jadi tokoh di film bumbu dapur ya," ucap Bintang.
"Bumbu dapur?" tanya Sachi.
"Iya, yang cerita bawang merah sama bawang putih itu loh. Itu kan bumbu dapur," Emil dan Sachi pun tertawa perlahan takut guru mendengarnya.
"Terus kalau anaknya bawang merah sama bawang putih, emak sama bapaknya apa dong?" tanya Emil.
"Bawang Bombay sama bawang daun!" jawab Bintang, tiba - tiba mereka bertiga terbahak-bahak di kelas hingga menjadi pusat perhatian semua orang. Termasuk dari guru pembimbing, hingga pada akhirnya mereka bertiga pun di hukum.
*
*
*
"Mimpi apa aku semalam, hari pertama sekolah udah di hukum," Sachi menggerutu karena di hari pertamanya sekolah ia harus membersihkan toilet.
"Jangan sedih anggap aja ini anugerah, jarang - jarang loh kita di kasih ijin gak boleh ikut pelajaran sama guru. Hitung - hitung otak kita istirahat, " ucap Emil sambil menyiram toilet itu dengan banyak karbol.
"Perasaan otak kamu istirahat terus deh, Mil." Sambung Bintang yang sedang menyikat toliet itu dengan memakai masker karena ia merasa sangat jijik.
"Itu karena aku ini orangnya penyayang, sayang otak sama sayang hati. Aku gak mau mereka bekerja terlalu sering, nanti mereka lelah!" jawab Emil.
"Ahhh itu mah dasar kamu nya aja yang otaknya seuprit, kamu sama- sama lahir dari tante Erina, kan?" tanya Bintang, sedangkan Sachi masih menyimak obrolan saudara ipar dan saudara tirinya itu.
"Sama lah, cuma beda jalan aja," Karena merasa lelah, Emil pun istirahat sejenak.
"Maksudnya beda jalan gimana, kamu arah kanan dan Emran arah kiri gitu?" tanya Sachi yang mulai penasaran.
"Maksudnya bukan begitu Rosalinda, maksudnya kalau A Emran itu lahirnya lewat jendela kalau aku lewat pintu. Makanya mungkin waktu itu otak aku kejepit pintunya makanya tinggal sedikit," jawab Emil sambil terbahak.
"Aku makin gak ngerti," jawab Sachi.
"Maksudnya Emil itu, Emran lahirnya di Caesar dan Emil lahirannya normal." terang Bintang. Sachi pun mengangguk mengerti.
Mereka bertiga pun terus mengobrol hal-hal yang tidak penting, sambil terus tertawa. Hingga pada akhirnya, Bintang dan Sachi pun bisa akrab berkat Emil. Mereka pun banyak bercerita di sana dengan di selingi tawa riuh dari mereka bertiga.
"Alhamdulillah beres, ke kantin yuk aku laper!" ajak Emil, Bintang dan Sachi pun mengiyakan dan mereka bertiga pun langsung pergi ke kantin dan memesan beberapa makanan. Karena membersihkan toilet itu membutuhkan banyak tenaga.
"Tahu bakal capek kaya gini mending tadi pilih di hukum hormat aja di sana," ucap Bintang sambil memijat - mijat tangannya.
"Gak ada hukuman yang enak, semuanya juga bikin capek!" , jawab Emil.
"Mudah-mudahan kedepannya kita jangan sampai dihukum lagi," ucap Sachi.
"Amiin!!!" jawab mereka serempak bersamaan.
****
jangan lupa dukungannya ya 😘😘😘
Tak lama setelah itu, makanan pun siap dan mereka pun langsung makan karena merasa sangat lapar.
kbnyakan typo
l❤️ ve l❤️ ve 😍😍