Skandal With Tetangga

Skandal With Tetangga

Bab 1

"Aaaaarkhhhh ... ya ampun ya ampun, aku gak liat, aku gak liat!" teriak Emil. Remaja tujuh belas tahun ini tidak sengaja melihat Boy, kakak dari sahabatnya sekaligus tetangganya yang tengah tidak memakai apa-apa. Karena ia baru saja melepas handuknya dan hendak memakai pakaian.Dan disaat yang tidak tepat Emil malah masuk kedalam kamar dan melihat semuanya.

Boy yang sedang tidak menggunakan apapun karena baru selesai mandi, merasa terkejut karena ada tetangganya sekaligus sahabat adiknya yang kini sedang berada di dalam kamarnya. Parahnya ini gadis itu tengah melihatnya dalam keadaan yang tidak seharusnya.

"Emil! Cepetan tutup mata kamu! Eh salah, maksudnya cepetan keluar dari kamar aku,terus tutup pintunya!" Sentak Boy yang terkejut saat pisang ambonnya yang tengah menggantung tanpa penghalang, kini sudah dilihat oleh tetangganya.

"Iya ... iya," tanpa berkata apa-apa lagi Emil pun pergi keluar kamar Boy sambil berlari dan mengusap dadanya. Jantungnya terasa berdebar sangat kencang, karena mungkin kini jantungnya tengah salto dan jungkir balik di dalam sana, saking terkejutnya melihat pisang gantung.

"Ya ampun, seumur hidup baru kali ini liat yang kaya gitu," Emil bergidik ngeri membayangkan sesuatu yang baru saja ia lihat tanpa sengaja.

Sedangkan di dalam sana Boy pun tengah terkejut dan juga malu, karena baru kali ini ada orang yang melihat pisang gantung miliknya. Barang pusaka yang selalu ia sembunyikan dan ia simpan baik-baik di tempat yang tertutup. Hanya dia saja yang tahu bagaimana rupanya, akan tetapi kini ada orang lain yang tahu dan melihatnya tanpa sensor sedikit pun.

*

*

*

Hari minggu ini tiga tetangga yang berada di kompleks perumahan sederhana. Namun, sebenarnya mereka semua adalah orang kaya yang suka hidup sederhana. Kini mereka semua tengah berkumpul untuk makan-makan bersama.

Mereka adalah keluarga dari pasangan Ega dan Erina, Beni dan Bella serta Raga dan Nurma. Dimana hubungan mereka dulu adalah mantan dan gebetan yang tidak berjodoh dan berakhir menjadi tetangga.

Ya meskipun pada awalnya, hubungan mereka tidak baik-baik saja dan sering terjadi masalah karena masih ada rasa cemburu dari pasangan mereka masing-masing.

Akan tetapi seiring berjalannya waktu hubungan mereka semua kini semakin membaik. Dan kini mereka menjadi tetangga yang yang sangat akrab dan mereka sudah seperti keluarga saja.

Masing-masing dari mereka sudah memiliki anak-anak yang sudah mulai beranjak dewasa. Dimana Ega dan Erina mempunyai anak yang bernama Emran dan juga Emil. Serta Beni dan Bella mempunyai anak yang bernama Bintang, serta anak sambung Beni yang bernama Boy. Dimana Boy adalah anak dari suami pertama Bella. Namun, Beni sangat menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri.

Dan juga Raga dan Nurma yang mempunyai anak yang bernama Rafa. Kehidupan mereka sangat baik dan juga akrab begitu pun dengan anak-anak mereka.

Dan hampir setiap minggu, mereka selalu mengagendakan acara makan-makan seperti sekarang ini.

"Emil, Boy nya mana?" tanya Bella, Mamah cantik dari Boy, pria yang tadi tidak sengaja Emil lihat pisang ambonnya.

"I-itu ada, katanya nanti kesini," jawab Emil agak gemetar, karena ia masih kaget dengan penampakan belalai milik Boy

"Oh ya udah," jawab Bella tersenyum.

"Emran bantuin aku dong!" teriak Bintang yang sedang menata makanan di meja untuk mereka makan.

"Ogah!" tolak Emran, ia malah asik bermain ponsel tanpa mempedulikan Bintang.

"A Emran, cepetan bantuin. Gimana sih jadi cowok males banget!" titah Ega, Papa bakul nasi yang terkenal dengan mulut petasan bantingnya. Di adalah salah satu personil dari trio BBC.

Dengan gerakan malas, Emran pun bangun dari tempat duduknya dan membantu Bintang.

"Manja!" kesal Emran pada Bintang.

"Biar kamu ada kegiatan tahu, kamu tuh udah kaya orang bisulan duduk terus kerjanya," balas Bintang.

"Eh nih Bintang Kejora, pengen diulek bibirnya," kesal Emran.

Tak lama setelah itu, Boy pun kemudian datang dan menghampiri mereka semua. Saat matanya bertatapan dengan Emil, pandangannya langsung ia alihkan. Tentu saja karena ia masih merasa malu pada Emil yang sudah melihat benda pusakanya. Begitu pun dengan Emil yang juga merasa malu dengan pandangannya, yang dimana tadi tertuju pada pisang ambon milik Boy.

'Emil anak baik, Emil gak sengaja liat naga tidur tadi. Kalau gak sengaja gak dosa, kan,' gumam Emil dalam hati, jujur saja untuk mengangkat kepalanya saja ia tidak mampu.

'Mudah-mudahan dia tidak menceritakan apapun pada orang lain, tentang apa yang ia lihat tadi. Dan aku harap bocah ini mendadak amnesia saja. Supaya dia lupa segalanya, astaga mimpi apa aku semalam sampai-sampai sesuatu yang sangat aku jaga bisa terlihat begitu saja. Aku tidak rela, aku malu!' jerit Boy dalam hati.

Masing-masing dari keduanya, kini tengah bergelut dengan pikirannya masing-masing. Keduanya kini tengah merasakan malu karena yang luar biasa.

*

*

Keesokkan harinya, semua berjalan seperti biasanya. Emil dan Emran berangkat ke sekolah bersama menggunakan motor nya.

"Cepetan naik! Lama banget nih Bintang Kejora!" kesal Rafa pada Bintang yang memang selalu lama jika berdandan.

"Sabar dong, orang sabar itu pasti... "

"Ketinggalan!" potong Rafa. Namun , Bintang selalu merasa tidak pernah bersalah pada Rafa yang dibuat kesal olehnya.

"Udah cepetan jalan! Bawel!"

*

*

*

"Emil nanti pulang sekolah kita main dulu yah, Kak Boy katanya mau ngajakin kita jalan-jalan," ucap Bintang dengan senangnya karena kakak kesayangannya akan mengajaknya jalan-jalan.

Mendengar nama Boy, sontak saja ingatan Emil kembali pada sesuatu yang menggantung lagi. 'Oh ya ampun,' batin Emil.

"Aku gak ikut ahh, aku males," tolak Emil, yang jujur saja ia masih merasa malu untuk bertemu dengan Boy.

"Pokoknya kamu mesti ikut," rengeknya. Emil terlihat berpikir sebentar.

"Ya udah deh," akhirnya Emil pun mengiyakannya saja. Ia ingin kembali bersikap seperti biasanya pada Boy. Dimana Emil selalu terlihat akrab dengannya, dan juga selalu menganggap Boy seperti kakaknya sendiri. Lagipula kejadian kemarin bukanlah sesuatu hal yang harus diingat atau pun dikenang, anggaplah pisang itu angin lalu, bukan begitu? Itulah pikiran Emil saat ini.

Jam pelajaran pun berakhir, setelah bicara dengan Kakaknya. Emran. Emil pun kemudian pergi bersama dengan Bintang.

Tak lama kemudian Boy pun datang menjemput Bintang dan juga Emil ke sekolah. Sepertinya, bayangan itu masih belum hilang dari pikirannya Emil. Terbukti dari sikap Emil yang masih canggung gara-gara kemarin.

'Ya ampun, jantung aku mendadak salto liat mukanya Kak Boy. Sumpah aku masih malu sama Kak Boy,' gumam Emil dalam hati. Boy langsung memalingkan wajahnya saat bersitatap dengan Emil.

'Astaga, melihat Emil ginjalku mendadak terkejut,'

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

baru awal baca udh bikin ginjalku loncaaaat 🤣🤣🤣👍👍👍

2023-12-27

0

Dewi Chusnual

Dewi Chusnual

😂😂😂ginjalnya terkejut

2023-11-08

0

Ike Kartika

Ike Kartika

ak br cari lanjutan nya lgsg dpt.krn cari judul nya dl..ak sich punya dua aplikasi bcaan.NT sm pizzo jd aman2 aja😁

2023-06-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!