"Mas Dani, apa yang kamu lakukan?" Tanya Ita saat masuk ke dalam rumah.
Betapa kaget nya Ita saat melihat sang suami tengah bermesraan dengan wanita lain di rumah mereka, lebih tepat nya tetangga baru samping rumah mereka.
"I-ita ..." Ucap Dani gugup.
"Permisi saya mau pulang saja dulu mas" ucap wanita itu sambil berlalu keluar rumah. Namun, Ita mencegah nya agar ia tetap duduk di dalam rumah.
"Mau kemana kamu pelakor?"
"Heh jaga ucapanmu itu ya, aku bukan pelakor."
"Kalau bukan pelakor lalu apa namanya yang bermesraan dengan suami orang lain?"
"Kamu tanya saja sama suami mu itu, siapa aku sebenarnya."
Ita langsung menoleh ke arah Dani seolah meminta penjelasan dari nya, namun bukan penjelasan yang ia dapat melainkan perlakuan kasar dari Dani.
"Ayok kita bicara kan di dalam kamar saja, Dina kamu pulang saja ke rumah mu."
"Baik lah mas, dadah sayang."
Ita di seret hingga masuk ke dalam kamar, setelah di dalam kamar ia di banting di atas kasur dengan sangat keras oleh Dani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"Katakan sayang, mau kemana kamu?"
"Kita jalan-jalan saja di sekitar sini mas."
"Baik lah, kalau begitu kamu bersiap lah dan aku akan mandi sebentar."
"Oke mas." Jawab nya sambil mencium b1 b1 r ku.
Aku segera mandi dan bersiap untuk berjalan-jalan bersama, sungguh entah perasaan apa yang aku rasakan saat ini. Tapi yang jelas aku sangat merasa bebas dan jauh lebih bahagia daripada di rumah dengan Dina. Yang hanya tahu nya mengomel saja dan meminta uang.
Berbeda dengan Ita, ia selalu mengerti dengan ku. Bahkan terkadang ia yang menalangkan uang belanja selama ini.
Kenapa aku jadi rindu sama dia ya? Dimana dia sekarang? Dan kemana ia membawa sertifikat dan semuanya? Bahkan di rumah orang tua nya pun tidak ada, bukan hanya dia saja ibu nya pun tidak ada di rumah.
Setelah bersiap kami keluar kamar, dan saat akan keluar dari dalam lift. Aku melihat Ita, begitu pun dengan dia tapi entah kenapa ia malah menghindar. Apa jangan-jangan ia bersama anak dan mertua ku di hotel ini? Jika benar ini bisa bahaya, ia bisa saja mengadu pada Dina.
"Ita ..."
"Ita tunggu ..."
"Hei ..."
Aku terus mengejar nya bahkan aku sampai lupa jika aku sedang bersama wanita ku, aku tidak menghiraukan teriakan wanita di belakang ku ini. Aku terus mengikuti Ita hingga ia menghilang di daerah loby hotel.
"Mas, kamu kenapa sih? dan siapa wanita itu?"
"Dia istri pertama ku, dia lari karena tahu aku telah menikah lagi."
"Jadi kamu memiliki istri dua begitu.?"
"Ya kamu betul sekali."
"Oh."
"Apa kamu sudah tidak ingin lagi bersama ku?"
"Oh tenang saja mas, aku di bayar untuk menemani mu. Jadi mau kamu sudah punya istri sepuluh pun aku tetap melayani mu karena aku di bayar."
"Kalau kamu, aku jadikan istri ketiga bagaimana?"
"Bisa saja, asalkan aku di berikan rumah dan mobil."
"Ya itu sangat gampang bagi ku, tapi dengan satu syarat."
"Apa itu?"
"Kamu berhenti bekerja di dunia malam itu."
"Oh itu bisa di atur, asalkan apapun kemauan ku harus terpenuhi dan satu lagi kita bikin perjanjian pra nikah. Karena aku tidak ingin seperti kedua istri mu yang bodoh itu mas."
"Baik lah sayang. Kalau begitu kita segerakan lah rencana baik ini."
"Ya, lusa atau besok kita ke kampung ku bicara dengan kedua orang tua ku dan katakan lah sejujur nya pada mereka."
"Apa mereka tahu kamu bekerja seperti ini?"
"Ya mereka tahu dan terpaksa menyetujui nya karena tidak ada lagi pekerjaan yang mau mempekerjakan bapak ku, karena ia sudah rentan."
"Baik lah, kita pergi sekarang. Kebetulan aku besok libur."
"Bagaimana dengan istri-istri mu itu?"
"Soal Dina kamu tenang saja, aku bisa ssja berkata sedang ada urusan keluar kota. Ia akan diam jika aku memberinya uang, gaji ku tiga puluh juta dan ia hanya tahu lima juta saja."
"Baik lah mas."
Setelah perbincangan ku dengan dia di mobil, akhirnya kami sampai di restosan tidak jauh dari hotel.
Setelah ini kami akan cek out dan pergi ke kampung nya untuk menyelenggarakan pernikahan, mungkin hanya nikah sirih karena aku masih mempunyai kedua istri ku. Dengan Ita belum resmi bercerai dan dengan Dina masih status suami istri meskipun sirih.