TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA
BAB 1-147
Keyna dibuat bingung dengan apa yang ia alami saat ini, dimana ia harus menikah dengan seorang lelaki yang baru saja ia temui. Keyna akui semua ini terjadi karena kecerobohannya, tapi ia tidak pernah berpikir akan dilamar secara tiba-tiba oleh lelaki tersebut.
Selama pernikahan tersebut, Keyna selalu di manja layaknya seorang putri, tapi ia tidak tau jika lelaki yang menjadi suaminya adalah seorang mafia yang kejam.
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Apakah Keyna akan mencintai lelaki tersebut? dan Mengapa lelaki tersebut ingin menikah dengan Keyna yang baru saja ia temui?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman Untukmu
"Dev, ada yang mau aku tanyakan," ucap Keyna dengan suara yang pelan.
"Apa?" tanya Devan.
Dengan memberanikan diri Keyna pun menanyakan hal yang sangat membuat Keyna penasaran sejak tadi bahkan sejak kemarin itu pada Devan, "Oh i-itu kemarin kamu yang gantiin bajuku?" tanya Keyna.
"Hem," jawab Devan.
"Beneran kamu?" tanya Keyna untuk memastikannya.
"Hem," jawab Devan lagi.
"Bukan pelayan perempuan gitu yang gantiin bajuku? kamu gak lagi bercanda kan, Dev?" tanya Keyna.
"Gak," jawab Devan.
"Terus kenapa kamu gak suruh pelayan perempuan gantiin bajuku sih kenapa harus kamu?" tanya Keyna.
"Lagian kamu itu istriku, jadi wajar kalau aku yang menggantikan bajumu bukan," ucap Devan yang membuat Keyna terdiam.
"Huh, bener juga kamu, tapi yaudah deh terus kemarin kamu kemana aja? dari aku tidur sampai aku kebangun sekitar jam 1 kok kamu gak ada di kamar? kamu keluar ya?" tanya Keyna.
Devan yang awalnya fokus ke layar ponselnya pun meletakkan ponselnya dan melihat ke arah Keyna lalu mendekat pada sang istri, "Kayaknya bukan urusanmu, aku mau kemana aja dan satu lagi kamu terlalu cerewet sebagai perempuan," ucap Devan lalu menuju kamar mandi.
Keyna merasa sesak di dadanya, namun ia menahan semuanya karena ia masih menghargai Devan yang berstatus suaminya, "Sabar Key, dia suamimu," gumam Keyna.
Setelah mereka berdua selesai bersiap-siap, mereka pun menuju kediaman Erland dengan mengendarai mobil milik Devan tentunya.
Devan terlihat tampan hanya dengan menggunakan celana pendek dan kaos putih polos sedangkan Keyna sangat cantik menggunakan dress sederhana sampai lutut berwarna biru pastel.
Sesampainya di kediaman Erland, Keyna dibuat terkejut lantaran saat ia masuk kedalam rumah tersebut banyak para pelayan yang menyambutnya dan membungkuk ke arah Keyna, Keyna yang melihatnya ikut membungkukkan badannya ke arah pelayan tersebut.
"Sayang! Mama seneng banget akhirnya kamu sekarang menjadi bagian dari keluarga Erland," ucap Mama Vanka dengan memeluk Keyna.
"I-iya Ma," ucap Keyna.
"Gimana kemarin malam? lancar kan?" tanya Mama Vanka.
Keyna yang mendapat pertanyaan itu pun lagi-lagi terkejut, 'Aku harus jawab apa nih ya kali aku jawab jalau kemarin gak terjadi apa-apa soalnya Devan ninggalin aku sendirian di kamar,,' ucap Keyna dalam hati.
"Kemarin gak ada apa-apa Ma, udah dulu ya Devan capek banget," ucap Devan dan langsung menuju kamarnya tanpa memperdulikan Keyna yang berada di samping Mama Vanka.
"Dasar ya anak itu, oh iya sayang kamu harus sabar loh ya menghadapi sikap jutek, dingin, cuek pokoknya sikap angkuhnya Devan, dia itu orangnya emang kayak gitu, gak bisa berekspresi, tapi dia baik dan perhatian banget kok kalau sama keluarganya," ucap Mama Vanka dan diangguki Keyna.
'Ya itu kan kalau sama keluarganya lah aku nikah sama Devan aja dadakan, lagian kenapa aku terima sih ajakan dia buat nikah,' ucap Keyna dalam hati.
"Kamu ke kamar dulu aja deh bersih-bersih atau gak kamu mau jalan-jalan keliling rumah," ucap Mama Vanka.
"Hemm, Keyna boleh keliling rumah dulu Ma?" tanya Keyna.
"Hahaha, ya boleh dong sayang ini kan rumah kamu juga, mau Mama anterin keliling rumah?" tanya Mama Vanka.
"Gak usah, Ma. Nanti malah ngerepotin Mama," ucap Keyna.
"Mama gak merasa di repotin kok, kalau gitu mau Mama temenin?" tanya Mama Vanka.
"Boleh Ma," ucap Keyna.
"Yaudah ayo," ajak Mama Vanka.
Baru saja mereka akan pergi tiba-tiba seorang wanita paruh baya menghampiri mereka, "Kenapa Lam?" tanya Mama Vanka kepada wanita tersebut.
"Maaf Nyonya, ini ada telepon dari Nyonya Nilam," ucap Bi Risa yaitu pelayanan di rumah tersebut.
"Sebentar ya sayang," ucap Mama Vanka pada Keyna.
"Iya Ma," ucap Keyna lalu Mama Vanka pun menerima sambungan telepon tersebut.
Beberapa saat kemudian Mama Vanka pun mengakhiri panggilan tersebut dan menghampiri Keyna, "Oh iya sayang, Mama lupa kalau hari ini mau ke rumah temen Mama. Kamu gapapa kan kalau Mama tinggal," ucap Mama Vanka.
"Iya gapapa kok ma, Keyna bisa keliling rumah sendiri," ucap Keyna.
"Gak! kamu gak boleh keliling rumah ini sendirian, kamu sama Ganish aja ya. Kamu disini sebentar Mama mau panggilin Ganish dulu," ucap Mama Vanka dan memanggil Ganish.
"Ganish!" panggil Mama Vanka.
"Iya Nyonya," jawab Ganish dan menghampiri Mama Vanka dan Keyna.
"Kamu tolong temenin menantu saya keliling rumah ya, inget loh jangan sampai menantu saya kenapa-napa," ucap Mama Vanka.
"Baik Nyonya, mari Nona," ucap Ganish lalu membawa Keyna berkeliling kediaman Erland yang sangat luas itu.
"Nona suka?" tanya Ganish.
"Jangan panggil saya Nona kamu bisa panggil saya Keyna atau Key aja," ucap Keyna.
"Maaf, Nona. Tapi, saya tidak bisa karena jika saya memanggil nama Nona itu artinya saya tidak sopan pada Nona, Nona kan tau kalau saya pelayan disini nanti malah saya terkena masalah jika saya memanggil Nona dengan hanya nama Nona," ucap Ganish.
"Yaudah kalau gitu, aku juga gak bisa ngapa-ngapain," ucap Keyna dan kembali berkeliling.
"Kayaknya duduk sambil minum jus disini enak deh," gumam Keyna lalu berbalik dan berjalan kedalam rumah.
"Nina mau kemana?" tanya Ganish.
"Mau ke dalam rumah ambil sesuatu," ucap Keyna.
"Nona ingin ambil apa?" tanya Ganish.
"Aku pengen ambil jus," ucap Keyna.
"Biar saya saja Nona, silahkan Nona menikmati pemandangan disini," ucap Ganish.
"Aku bisa sendiri," ucap Keyna.
"Tidak apa-apa Nona, ini sudah tugas saya," ucap Ganish.
"Makasih ya Ganish," ucap Keyna lalu Ganish pun masuk untuk mengambilkan jus untuk Keyna.
Saat sedang berkeliling ia melihat ada kebun bunga warna-warni, "Wah bagus banget bunganya," ucap Keyna lalu ingin memegang bunga tersebut.
Namun, saat ia akan memegangnya seseorang menarik tangannya dan memeluk Keyna, hal itu tentunya membuat Keyna terkejut.
Dengan cepat Keyna pun mendongak dan menatap orang yang telah menarik tangannya, ternyata Devan lah yang menarik tangan Keyna dan memeluknya.
Begitu dekat jarak antara Keyna dan Devan hingga Keyna merasakan hal aneh dalam tubuhnya karena memang ini adalah pertama kalinya Keyna berpelukan dengan laki-laki selain Papa Erwin dan Kak Kelvin.
"Apa kau tidak tau kalau bunga itu tidak boleh dipegang?" tanya Devan yang masih memeluk Keyna.
"Aku gak tau, soalnya bunganya kelihatan cantik jadi aku berinisiatif memegangnya," ucap Keyna.
Devan pun melepaskan pelukannya dan memeriksa tangan Keyna, "Apa kau sudah memegang bunganya?" tanya Devan.
"Belum," jawab Keyna dengan menggelengkan kepalanya.
"Huh syukurlah," ucap Devan.
"Nona ini min..., Tuan," ucap Ganish dengan gugup saat melihat Devan.
"Kau kemana saja? apa kau tidak menemani Keyna sejak tadi? Keyna hampir saja memegang bunga itu, kau tau," ucap Devan dengan nada dingin.
"Maafkan saya Tuan, saya salah," ucap Ganish.
"Van, Ganish gak salah kok, tadi aku minta tolong ke Ganish buat ambil minum," ucap Keyna.
"Aku gak peduli yang jelas dia salah, jalani hukuman mu kau tau bukan. Aku akan bilang ke Mike," ucap Devan lalu menarik tangan Keyna ke kamar mereka dan meninggalkan Ganish sendirian yang merasa takut.
"Van, kamu gak seharusnya kayak gitu ke Ganish, aku baik-baik aja dan Ganish juga gak salah aku soalnya aku yang nyuruh Ganish ambil minum lagipula aku yang ceroboh jadi tolong...," ucapan Keyna terhenti lantaran Devan mengecup bibirnya.
Tanpa terasa Keyna pun membalasnya, kecupan itu pun berubah menjadi ******* hingga Keyna merasa kehabisan nafas dan menepuk dada bidang Devan, namun Devan tidak melepaskannya.
"Ah," rintih Keyna saat Devan menggigit bibirnya.
"Ini hukuman untukmu," ucap Devan lalu keluar dari kamar dan Keyna memegang bibirnya yang berdarah karena Devan.
"Devan itu jelmaan harimau apa gimana sih sakit banget kalau gigit," gumam Keyna.
Disisi lain, Devan menuju gudang yang disana sudah ada Mike, "Tuan," sapa Mike.
"Dia sudah ada di dalam?" tanya Devan.
"Iya Tuan," ucap Mike.
Devan pun masuk ke dalam gudang dan Mike yang menutup pintu tersebut, "Apa yang sudah kau lakukan hampir saja membuat istri dari seorang Devano Radya Erland,celaka kau tau itu," ucap Devan.
"Tuan, Ma-maafkan saya hiks hiks," ucap Ganish yang tubuhnya sudah diikat.
"Kau tau bukan, kalau aku bukan seorang pemaaf," ucap Devan dengan dingin.
Ganish sendiri sudah merasakan ketakutan yang teramat hingga air matanya terus mengalir apalagi Devan mengangkat sebuah pistol dan mengarahkannya ke arah Ganish, "Kau tau tujuanku bukan," ucap Devan.
Dor...
.
.
.
Tbc.