(Penyesalan Suami) Istri Yang Aku Benci

Mereka mengobrol di sana di ruangan keluarga, sambil menikmati hidangan lezat yang tertata diatas meja! Begitulah Momy Britney dan Dady Daniel, selalu menyambut kedatangan anak dengan menantunya dengan makanan-makanan lezat agar anak dan menantunya betah berlama-lama di rumah mereka.

"Am bagaimana perusahaan?"

"Tidak ada masalah yang besar kok dad, lancar semuanya!"

"Pernikahan kalian berdua juga baik-baik saja kan?" Britney menatap wajah Liam.

"Baik mom, aku dan Ameera sedang bersama-sama mulai mengenal satu sama lain, iya kan Ra?"

"Em iya mom, benar yang dikatakan Liam memang tidak bisa langsung saling mencintai tapi kami belajar untuk lebih dekat,"

"Wah senangnya, berati sebentar lagi kita on the way punya cucu ya dad?" kata Britney.

"Nah benar itu mom, mudah-mudahan Ameera cepat memberikan keturunan untuk Liam! Cukup satu anak laki-laki dan satu anak perempuan lengkap lah sudah," keinginan sederhana Dady Daniel.

"Mom, dad, aku mau mandi dulu,"

Liam lebih memilih mengalihkan pembicaraan daripada orangtuanya itu terus mencecar seputar kehamilan! Karena mana mungkin itu bisa terjadi, sementara dihati Liam dia sangat ingin menyingkirkan Ameera secepatnya, sayangnya wanita itu cukup tangguh juga.

Tidak peduli seberapa banyak perkataan Liam yang menyayat hatinya, masih saja Ameera bertahan terus.

"Iya ini ajak juga dong istri mu buat mandi bareng, kan romantis ya Dady kaya kita dulu," ujar mom Britney.

Liam menghampiri Ameera untuk meraih tangan wanita cantik itu!

"Ayo kita bersih-bersih dulu!" ajak Liam.

Rasanya Ameera tidak mau pergi dari rumah ini jika nada bicara Liam bisa selembut ini padanya! Perlakuan Liam juga sangat manis ketika dihadapan kedua orangtuanya pada Ameera.

Setelah tiba didalam kamarnya, Liam melepaskan tangan Ameera.

"Terpaksa malam ini kita tidur satu kamar, kau pakailah ranjang ini dan aku akan tidur di sofa,"

"Terpaksa? Aku tidak merasa terpaksa sedikit pun satu kamar bersama suamiku sendiri,"

"Sudahlah jangan cari ribut denganku, aku tidak mau momy kepikiran bila dia tau hubungan kita itu sangat buruk,"

"Akting mu bagus sekali Am, kau pandai berakting didepan orangtuamu kau sangat lemah lembut padaku kenapa tidak jadi aktor saja?"

"Kau sangat sulit sekali aku beritahu, aku bilang cukup jangan mengajakku berdebat!" Liam melotot tajam.

"Kenapa kau mau marah? Kau mau membentak ku? Lakukan jika kau berani!"

Kali ini Ameera berani menantang Liam karena di rumah ini Liam tidak mungkin berani bersikap kasar padanya.

"Aku mau mandi, pintu tidak aku kunci jika kau mau mandi bersama ku seperti mom Brit dan Dady Niel dulu, boleh masuk saja!" Ameera menyunggingkan senyum dibibirnya.

Liam merasa saat ini Ameera sedang berada diatas awan sampai-sampai berani menggoda untuk mandi bersama.

Bunyi suara gemericik air shower membuat Liam kembali terngiang-ngiang pada saat Ameera memoloskan tubuhnya dihadapan Liam! Membayangkan bahwa tubuh polos itu kini sedang diguyur oleh air yang turun dari shower membuat bulu kuduk Liam merinding.

Ditepisnya semua pikiran-pikiran nakal itu.

"Kenapa pintu kamar mandinya tidak ditutup si? Sengaja sekali dibuka selebar itu Ameera seperti wanita murahan!" Gumam Liam.

Mau keluar dari dalam kamar ini pun, Liam tidak mau sampai Britney curiga Ameera ditinggal di kamar sendirian. Sementara didalam kamar ini kedua telinga Liam harus terus mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.

Ameera memakai handuk yang dililitkan ditubuhnya, lalu keluar dari dalam kamar mandi. Mengetahui Ameera sudah keluar dari dalam kamar mandi, Liam langsung memalingkan wajahnya jangan sampai melihat tubuh wanita yang dia benci.

"Lain kali pakai bajumu didalam kamar mandi!"

Bruk..

Ameera justru menjatuhkan handuknya, membuat tubuh itu kembali polos. Meskipun Liam memalingkan wajahnya tapi pelipis mata sebelah kirinya dapat melihat sekilas tubuh Ameera yang tanpa handuk lagi.

"Ameera jangan pancing amarah ku!"

"Kenapa juga aku memancing amarah mu Liam? Karena apa kau harus marah?"

"Kau sengaja melepaskan handuk itu? Kau mau tubuh mu polos dihadapan ku dan berharap aku akan tergoda begitu? Mimpi kau Ameera,"

"Karena itu, anggap aku sedang bermimpi jadi kau tidak perlu marah kan? Kau sendiri yang bila tidak tertarik dengan tubuhku, jadi tidak masalah aku berpenampilan polos begini toh kau tidak akan tergoda," cuek Ameera.

Dengan tunggang langgang Ameera lewat depan wajah Liam, dan membuat Liam harus mencari cara agar tidak melihat tubuh polos Ameera.

Sebenarnya ini semua sengaja Ameera lakukan agar Liam menyentuhnya, dan dia bisa mengandung benih Liam! Siapa tau kehadiran buah hati ditengah-tengah kisruh rumah tangganya dengan Liam, hati Liam dapat melunak dan melupakan kebenciannya pada Ameera.

Liam segera pergi kedalam kamar mandi, mengunci pintu kamar mandi dan segera membasuh tubuhnya dengan air. Berharap pikiran-pikiran mustahil itu lenyap dalam pikirannya.

Sekuat apapun Ameera menggodanya sekuat tenaga Liam harus bertahan, karena jika pertahanan itu runtuh dan Liam menyentuh Ameera, bisa saja Ameera hamil anaknya dan itu tidak boleh terjadi.

Bagaimana bisa wanita yang sudah menghancurkan hidupnya mengandung darah dagingnya, Liam tidak mau itu sampai terjadi yang harus dia lakukan adalah menyingkirkan Ameera dari hidupnya secepat mungkin.