Dave Seth Arkana adalah anak dari pemilik kampus swasta yang terkenal di kotanya. Namun Dave tidak memiliki niat untuk menjalankan bisnis pendidikan milik orangtuanya tersebut. Dave lebih memilih bisnisnya sendiri, hingga suatu ketika Ayah Dave sakit keras, yang membuatnya menjalankan kedua bisnis tersebut. Mengawali bisnis pendidikan dengan terpaksa, hingga Dave menemukan seseorang yang menurutnya begitu cantik dan memukau, hingga Dave memutuskan untuk memprioritaskan bisnis orangtuanya demi mengejar cinta ibu dosen tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Rachel sedang menunggu jemputan Dave dengan duduk di bangku yang ada di dekat parkiran, karena setiap hari Rachel di larang oleh Dave untuk membawa mobil agar Bara tidak lagi bisa mengetahui dimana Rachel tinggal.
Melihat mobil Dave, Rachel segera naik. Namun Dave tidak ikut menjemputnya, hanya ada sopir pribadi Dave.
“Maaf Bu, Pak Dave masih ada meeting, saya diminta jemput sendiri”
“Oke Pak, tidak masalah. Terimakasih ya”
“Sama-sama Ibu, langsung pulang atau ke kantor Bapak Bu?”
“Pulang saja Pak”
“Baik Bu”
Sopir Dave mengantarkan Rachel dari kampus hingga ke rumah, namun dalam perjalanan sopir tersebut merasa ada yang aneh dengan mobil di belakangnya. Sejak tadi mobil tersebut berada di belakangnya.
“Bu, saya izin ke minimarket sebentar”
“Silahkan Pak, gak apa-apa Pak”
“Baik Bu”
Pak Joko membawa mobil tersebut ke minimarket, lalu dia turun untuk pura-pura membeli obat. Lalu memperhatikan mobil yang mengikutinya tersebut dan ternyata mobil itu berhenti di pinggir jalan.
“Halo Pak, ada yang mengikuti saya. Apa saya harus tetap antar Bu rachel?” – Pak Joko
“Bawa ke kantor Pak, bilang sama Rachel saya mau bertemu” – Dave
“Baik Pak”
Pak Joko kembali masuk ke dalam mobilnya, dia duduk lalu meminum minuman yang ia beli. Pak Joko juga memberikan minum kepada Rachel.
“Terimakasih Pak, repot-repot banget”
“Tidak Bu, hanya minum. Oh iya Bu, Bapak minta saya antar Ibu ke kantor. Mungkin Ibu hubungi Bapak dulu untuk memastikan”
“Hmm begitu, ya sudah tidak apa-apa, kita ke kantor Pak Dave, Pak”
“Baik Bu”
Rachel tidak menyadari jika sedang diikuti oleh sesorang, Pak Joko segera membawa Rachel ke kantor agar aman, bahkan hingga Pak Joko masuk kedalam kantor mobil tersebut berhenti di depan kantor Dave.
“Kita kemana Pak?”
“Ke basement Bu”
“Oh oke”
Sampai di Basement, Dave sudah menunggu Rachel. Melihat Dave, Rachel segera turun dan menghampiri laki-laki tersebut.
“Sayang, temani aku kerja ya? Besok aku harus keluar kota”
“Mendadak”
“Cuma sebentar sayang, janji”
“Oke”
“Naik dulu sayang, ke lantai 31, nanti ada Arga biar diantar keruanganku”
“Kamu mau kemana?”
“Ada perlu sama Pak Joko”
“Ya sudah, aku naik dulu”
“Iya sayang”
Rachel bergegas masuk dan menuju lift untuk menuju lantai 31 dimana ruangan Dave berada. Sedangkan Dave menunggu Pak Joko untuk memberikan informasi mengenai mobil yang mengikutinya.
“Ini Pak vidionya, sudah saya kirim ke nomor Bapak”
“Terimakasih Pak Joko, nnati ganti mobil saja untuk antar saya dan Rachel”
“Baik Pak, saya siapkan mobilnya”
Dave melihat vidio dari kamera pengawas mobilnya, memang benar ada sebuah mobil sedan hitam yang mengikuti mobilnya.
“Arga, cari tahu soal mobil ini. Segera”
“Oke boss, Rachel di dalam ya”
“Oke thanks”
Dave membuka kancing jasnya, wajahnya begitu tegang karena dia mengetahui jika mobil tersebut pasti orang suruhan Bara, namun dia tidak ingin membuat Rachel hawatir, Dave memutuskan untuk tidak memberitahukan kepada Rachel tentang hal ini.
“Kenapa sayang, kok wajahnya tegang” Tanya Rachel.
“Banyak sekali pekerjaan, dan besok harus keluar kota. Jadi aku mau hari ini kita menghabiskan waktu bersama”
“Berapa hari disana?”
“Mungkin tiga hari sayang”
“Oh, sebentar”
“Lama”
“Hahaha” Rachel tergelak.
Melihat Rachel tertawa, Dave melihat pipi Rachel yang sedikit merah dan bengkak. Rachel bukan orang yang sembarangan bisa jatuh, Dave menbak jika ada yang menampar Rachel.
“Sayang, siapa yang menampar kamu?”
“Hah? Gak ada”
“Kamu mau jujur atau aku cari tahu sendiri tapi kamu tahu akibatnya”
“Cita”
“Kenapa dia menampar kamu?”
“Aku tadi bertemu Dara, aku minta dia pindah tempat magang, tapi sepertinya Cita mendengar, jadi dia menyerang dengan alasan itu. Karena kampus ada kerjasama dengan perusahaan Bara, jadi menurutnya aku menyebar berita buruk tentang perusahaan itu”
“Lalu, Dara?”
“Dara setuju, dia akan car-“
“Halooo. Eh ada kakak ipar, sore kakak ipar” Ucap Dara yang masuk begitu saja keruangan Dave.
“Udah gak marah?” tanya Dave.
“Tidak, karena kakak ipar sudah menjelaskan panjang lebar”
“Jadi magang dimana?”
“Disini”
“Gak!”
“Ibuuu” Ucap Dara dengan wajah memelas.
Rachel menatap Dave dengan tatapan tajam lalu Rachel menarik panjang napasnya.
“Dara magang di tempat lain gak boleh, magang dengan kakaknya sendiri gak boleh. Coba kamu saja yang carikan kemana Dara harus magang”
“Terimakasih Ibu”
“My pleasure Dara”
“Hah, yasudah oke. Masuk GA”
“Kok GA” Sungut Dara.
“Ssst, Dara tidak masalah”
“Hmm oke”
“Dikantor cabang” sahut Dave.
“Ibuuu” Lagi dan lagi Dara merengek kepada Rachel, karena sikap Dave.
“Dara, temamg dulu. Soal Pak Dave saya akan bantu” Bisik Rachel.
“Ibu janji?” Tanya Dara lirih.
“Janji”
“Ya sudah, Kak Dave dan Kakak ipar, aku permisi dulu”
Dara meninggalkan ruangan Dave, sedangkan Dave menahan kesalnya ketika adiknya bersikap begitu menyebalkan.
“Sayang, kamu jangan terlalu memanjakan anak itu”
“Justru karena dia perempuan, kamu harus menjaga dia”
“Astaga, dia perempuan luarnya. Kamu gak tahu bagaimana dia sayang”
Dave begitu frustasi karena tidak tahu harus menjelaskan yang seperti apa kepada Rachel agar dia memahami, jika Dara tidak selemah yang Rachel bayangkan.
Toktoktok!
“Bu Rachel, sore”
“Sore Pak Arga”
“Ini yang kamu minta” Ucap Arga lirih.
Dave membuka file pemberian Arga, dia melihat informasi tentang mobil yang mengikuti Rachel beserta siapa dalang di baliknya. Dan yang membuat Dave terkejut, Bara bersama Cita berada dalam kamar hotel.
Rachel hanya memperhatikan Dave ketika dia sedang serius dengan pekerjaannya, matanya begitu tajam menatap layar komputer yang ada di hadapannya.
Diam-diam Rachel memfotokan Dave, lalu dia memostingnya pada laman media sosial miliknya, dengan kata-kata yang begitu penuh arti.
Rachel dan Dave tidak saling mengikuti pada media sosial, hingga memicu rasa penasaran Rachel, apakah Dirga memiliki akun media sosial apakah tidak.
Ketika Rachel mengetik nama Dave, muncul akun media sosial miliknya, lalu Rachel segera melihat isi media sosial tersebut, Rachel bahkan melihat pertama kali Dave mengunggah foto pertamanya pada laman media sosial miliknya.
Banyak sekali komentar pada semua unggahan Dave, dan yang berkomentar Sebagian besar adalah perempuan.
“Wah ototnya ada besar, apalagi yang lain”
“Pak Dave ingat aku gak?”
“Tampan sekali”
“Jadi pacarnya pasti enak”
“Peluk dong Pak”
Rachel mengernyitkan dahinya ketika membaca semua komentar pada setiap foto yang di unggah oleh Dave, namun Dave terlihat aktif menggunakan media sosial sekitar tiga tahun yang lalu, dengan unggahan foto bersama perempuan.
“Ini pasti dulu pacarnya” Gumam Rachel.
Melihat Dave yang masih begitu serius dengan pekerjaannya, Rachel membuka akun media sosial milik mantan kekasih dave yang terhubung dengan akun media sosial miliknya, betapa terkejutnya Rachel melihat postingan perempuan tersebut, seolah-olah mereka tidak memiliki privasi.
Perempuan tersebut mengunggah foto Dave pada laman media sosialnya terakhir empat hari lalu, dengan keterangan ‘I miss you’.