NovelToon NovelToon
Bumi Tanpa Senja

Bumi Tanpa Senja

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Selingkuh / Tamat
Popularitas:2.8M
Nilai: 5
Nama Author: Hary As Syifa

Mencintai jodoh sepupu sendiri?
Salahkah itu?

Berawal dari sebuah pertemuan yang tak di sengaja. Senja, gadis 22 tahun yang baru pulang dari luar negeri itu bertemu dengan sosok pria bernama Bumi yang menurutnya sangat dingin dan menyebalkan.

Semakin Senja tidak ingin melihat wajahnya, justru makin sering Senja bertemu dengannya.

Dari setiap pertemuan itulah muncul rasa yang tak biasa di hati keduanya.

Tapi sayangnya, ternyata Bumi adalah calon suami dari sepupu Senja, Nesya. Mereka terlibat perjodohan atas permintaan almarhum ibunda Bumi pada sahabatnya yang merupakan ibu dari Nesya.

Sanggupkah Bumi dan Nesya mempertahankan perjodohan itu?

Bagaimana nasib Senja yang sudah terlanjur jatuh cinta pada Bumi? Mampukah ia mempertahankan hatinya untuk Bumi?
Baca terus kisah mereka, ya.

ig : @tulisan.jiwaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hary As Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Menikmati Matahari Terbenam Bersama

Mobil milik Senja terlihat memasuki sebuah kawasan pantai. Di belakangnya ada mobil Bumi yang masih setia mengikuti kemana arah mobilnya itu. Setibanya di pantai, Senja memarkirkan mobilnya lalu ia turun untuk berjalan menyusuri pantai.

“Apa dia tidak ada kerjaan ke pantai sore-sore begini?” tanya Bumi yang masih memperhatikan Senja dari dalam mobil.

“Mungkin Nona Senja ingin melihat kembarannya sendiri, Tuan,” jawab Jefri sambil menahan diri agar tidak tertawa.

“Kembarannya?” ulang Bumi. “Siapa?” tanya Bumi penasaran. Setaunya Senja anak tunggal Tuan Andika.

“Senja, Tuan,” jawab Jefri.

“Maksudku kembarannya siapa?” tanya Bumi lagi.

“Ya Senja, Tuan,” jawab Jefri lagi yang membuat Bumi mengernyitkan dahinya.

Sepertinya Tuan Bumi tidak paham maksudku. Batin Jefri.

“Maksud saya, Nona Senja ingin melihat matahari terbenam, Tuan. Matahari terbenam itu kan namanya senja juga,” jelas Jefri yang membuat Bumi berdecak.

“Ck! Kau tunggu disini!” titah Bumi lalu turun dari mobilnya.

Setelah Bumi turun, barulah Jefri tertawa terbahak-bahak karena Tuannya itu tidak mengerti apa yang ia maksud.

Senja sudah berada di ujung jembatan tak berpagar yang ada di pantai itu. Dari sana sepertinya matahari terbenam akan terlihat sangat jelas. Senja berdiri menghadap hamparan laut lepas yang ada di depannya. Hembusan angin yang bergerak perlahan membuatnya merasa sejuk hingga ia memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya.

Tap tap tap tap.

Terdengar langkah kaki dengan hentakan yang tak tergesa makin menghampirinya. Tiba-tiba sepasang tangan yang kokoh melampirkan jas berwarna hitam yang harum bau parfum mewah ke bahu Senja. Bumi tau, Senja kedinginan saat itu. Senja masih diam, ia masih tak bergeming menunggu matahari terbenam.

“Seharusnya kau pulang, bukan malah berada disini. Anginnya membuatmu dingin,” ucap Bumi yang berdiri di samping Senja namun menatap ke depan searah dengan pandangan Senja.

“Aku masih mau disini. Aku merasa nyaman disini. Lebih tepatnya aku merasa nyaman bisa menyaksikan pemandangan saat matahari terbenam,” sahut Senja tanpa mengalihkan pandangannya.

“Apa karena namamu Senja jadi kau suka melihat matahari terbenam?” tanya Bumi.

“Entahlah. Tapi mamaku pernah bercerita, waktu hamil aku, mama senang sekali melihat matahari terbenam. Kata mama, rasa mual dan sakit saat hamil akan hilang kalau sudah melihat matahari terbenam. Dan aku juga kebetulan lahir sore saat matahari terbenam. Jadi rasanya memang pas namaku Senja,” jawab Senja sambil tertawa lebar. Cerita yang cukup unik baginya.

“Dan kau suka namamu Senja?” tanya Bumi yang kini menoleh ke arah Senja.

Senja menggeleng, lalu ia pun menatap ke samping melihat wajah Bumi. “Senja itu tidak lama, hanya sementara,” jawab Senja sangat singkat.

“Apa maksudmu?” tanya Bumi lagi.

“Senja itu saat dimana matahari terbenam. Sesingkat itu bukan? Aku berharap kehidupanku tidak sesingkat itu,” jawab Senja dengan lirih.

“Sssttt.....” Bumi meletakkan jari telunjuknya di bibir mungil Senja agar gadis itu tak lagi melanjutkan perkataannya.

“Jangan bilang begitu!” ucap Bumi dengan pelan. Ia menatap wajah Senja dalam-dalam. Telunjuknya masih berada disana. Ia tak rela Senja mengatakan hal seperti itu lagi.

Senja meraih tangan Bumi yang tampaknya setia berada di depan bibirnya.

“Biar semesta yang menentukan seberapa lama kehidupanku di dunia ini. Tidak usah dipikirkan ucapanku tadi,” kata Senja.

Bumi menggenggam erat tangan Senja yang sedang memegang tangannya. Ia kembali menelusuri mata indah yang menarik perhatiannya saat pertama kali bertemu.

“Dunia ini masih membutuhkan orang baik sepertimu, Senja,” ucap Bumi.

“Kau sedang memujiku?”

“Tidak.”

“Lalu tadi apa?”

“Entahlah.”

“Ihhh, jawaban seperti apa itu,” protes Senja.

“Sudahlah, lihat itu mataharinya hampir terbenam!” kata Bumi mengalihkan pembicaraan.

Semburat merah dari matahari pun menghiasi langit sore itu. Burung-burung tampak berterbangan di ujung langit kembali ke tempat asalnya. Perlahan tapi pasti sang matahari mulai menghilang seperti ditelan lautan. Setelah kehilangan cahaya senjanya, langit itu tampak gelap dan tak bermaya.

“Indahnya,” gumam Senja penuh takjub.

Bumi menoleh ke samping. “Ya, sangat indah.” Entah senja yang mana yang menurutnya indah, hanya dialah yang tau.

“Hari akan gelap, kita harus pulang,” ucap Senja.

“Iya. Ku harap kau langsung pulang ke rumah dan jangan kemana-mana lagi,” pesan Bumi.

“Kau bisa bawel juga ternyata,” kata Senja sambil terkekeh.

Bumi menarik sudut bibirnya. Membuat senyuman yang samar di wajahnya. “Mau lihat matahari terbenam lagi lain waktu?” tanya Bumi.

Senja mengangguk dengan semangat. “Selagi namaku Senja, selagi itu pula aku akan melihat kembaranku terus,” jawab Senja.

Bisa-bisanya perkataannya sama seperti Jefri. Batin Bumi.

Tanpa melepas genggaman tangannya, Bumi menuntun Senja untuk meninggalkan tempat itu. Senja memperhatikan terus tangan Bumi yang menggenggamnya dengan erat. Entah kenapa, itu membuatnya nyaman. Salahkah ia merasa nyaman di dekat calon suami sepupunya sendiri?

Bersambung...

 

1
Sandisalbiah
yei... Jefri ketemu calon jodoh.. kalau Bumi dgn Senja.. Jef dgn Jingganya.. Senja berwarna Jingga..
Sandisalbiah
Bumi tanpa Senja.. adalah aku
saat Bebek panggang madu terhidang di hadapanku tp tak bisa kumakan krn perut terlanjur kenyang..
maka cepatlah bangun Senjanya Bumi.. krn Bumi mu begitu bersedi sama seperti yg ku rasakan saat merelakan Bebek panggang madu utk mereka.. 😭
Sandisalbiah
Bumi jd gelap dan kelam krn Senjanya menutup mata..
Sandisalbiah
emang dr dulu Nessya itu gak waras kan? kalau otaknya normal kelakuannya gak bakal gitu.. hanya sekarang makin parah aja..
Sandisalbiah
berarti diantara mereka ini yg otaknya waras cuma si Chaterine...
Sandisalbiah
jelas banget Nesya gak niat buat nikah ama Marcell krn yg ada di otaknya cuma senang² saja.. apa lagi spek seperti Bumi lha yg jd incarannya... sayangnya dia salah dlm pergaulan... mau punya suami yg baik dan terbaik sedang dia sendiri seburuk itu, sifat, prilaku dan kebiasaanya minus semua
Sandisalbiah
hah.. biasa kalau antagonis itu manusia yg penuh rasa iri dengki dan dendam.. gak bercermin dgn prilakunya sendiri tp selalu menyalakan org lain atas apa yg menimpa dirinya...
Sandisalbiah
gak tau aja anda tuan Adrian kalau putri anda itu jalang gratisan.. asal jgn sampe kena penyakit kelamin
Sri Yuniarti 01
novel seru, wajib baca!!!
Sandisalbiah
hais.. di ujung bab di suguhin yg bening bikin seger mata 🤭
Sandisalbiah
Nesya egois.. makin ilfeel aja ma dia
Sandisalbiah
drama SInya sudah terbongkar sekarang gantian Nesya yg lagi ngedrama... gak sabar nunggu borok si Nesya terbongkar juga
Sandisalbiah
kau marah Bumi berdekatan dgn Senja tp kau sendiri.. bukan hanya berdekatan, bahkan tubuhmu sudah di jaman beberapa laki-laki.. waras gak sih kau ini Nesya..?
Sandisalbiah
tuh.. dulu aja alasanya kilaf tp kok berlanjut sampe Arkan remaja... emang ada kilaf berkepanjangan.. dasar bodoh kau Adrian.. nafsu emang selalu mengalahkan akal sehat kalau gak di barengi dgn iman...
Sandisalbiah
nah.. di cocop gak tuh..
Sandisalbiah
Senja kok ceroboh sih.. tp dgn begini semoga sandiwara penipuan si Sonya dan Alan itu segera terbongkar..
Sandisalbiah
fix.. Adrian di bodohi abis abisan.. kalau laki-laki itu berprofesi sebagi dokter, jelas dia yg merekayasa hasil tes DNA utk menyempurnakan sandiwara mereka..
Sandisalbiah
ternyata Ardian cuma di percaya oleh mantan sekretaris nya itu...
Sandisalbiah
saat Senjanya ada di genggaman, maka seluru perhatian berporos padanya.. yg lain hanya samar batang...
Sandisalbiah
mau ngapain itu si cabul Marcel ngikuti Senja.. mau cari kesempatan ya.. awas aja kalau sampe dia macam-macam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!