Novel Noda Merah Pernikahan adalah webseries Novel Pertama yang tayang di Genflix dengan judul "Cinta Albirru" yang dibintangi oleh Michelle Joan dan Kiki Farel.
Zeya gadis yatim piatu yang terpaksa karena keadaan membuat dirinya terjun ke dunia hitam menjadi seorang wanita penghibur.
Suatu hari tanpa di duga ia bertemu dengan seorang pria yang bernama Albirru anak seorang ustad.
Tak lama berkenalan Albirru mengajak Zeya menikah, Zeya yang memang ingin bebas dari dunia hitam menerima tawaran Albirru untuk menikah dengannya walaupun hanya secara siri.
Belum genap setahun pernikahan mereka, Zeya harus menerima kenyataan jika suami yang ia harap dapat membimbingnya menjadi wanita yang lebih baik ternyata telah menikah lagi dengan jodoh dari kedua orang tuanya.
Apakah yang akan Zeya lakukan. Apakah ia bisa menerima pernikahan suaminya.
Siapkan sapu tangan dan tisu. Novel ini akan banyak menguras air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Siapa Pria itu?
Azril mengajak tante Angel keluar menuju sebuah kafe. Ia berpura-pura menjadi pelanggan.
"Kenapa ke kafe. Aku sudah kenyang. Kita langsung cek in aja," ucap Tante Angel melihat Azril membawanya ke sebuah kafe.
"Aku hanya ingin kamu menemani aku mengobrol."
"Jadi kamu membayarku mahal hanya untuk menemani kamu mengobrol."
"Apa harus berhubungan setiap orang bayar jasamu?" tanya Azril.
"Bagiku tak masalah, lebih baikan jika hanya mengobrol saja. Yang penting kamu membayarku mahal."
Azril masuk ke kafe itu diikuti tante Angel. Ia masuk ke satu ruangan VIP. Ia memesan makanan dan minuman buat mereka.
"Aku langsung saja. Apa Tante masih ingat denganku?"
"Pria yang datang ke tempatku begitu banyak. Aku tak menghafalnya kecuali pelanggan tetapku."
"Baiklah, akan aku ingatkan tante. Kira-kira dua tahun lalu aku datang ke tempat tante. Saat itu sebenarnya aku pertama kali datang ke tempat itu. Aku meminta pada tante wanita yang masih bersegel untuk melayaniku. Aku membayar mahal. Tante ingat ...."
"Aku ingat, kamu pria yang tampak sangat kusut malam itu. Dan mengatakan jika kekasihmu mengkhianati kamu dengan menikah sama sahabatmu. Kamu ingin hiburan, tapi harus wanita yang masih virgin."
"Aku ingin bertemu dengan wanita itu lagi."
"Maksudnya, kamu ingin memakai jasanya lagi."
"Bukan, aku ingin menikahinya."
"Kenapa kamu ingin menikahinya."
"Aku nggak tau, sejak malam itu aku selalu teringat padanya. Sebulan setelah malam itu aku pernah juga menggunakan jasanya. Pada saat itu baru ia mau mengobrol. Saat pertama aku merampas kesuciannya, ia tampak sangat terpaksa melayaniku."
"Jika kamu memang selalu teringat padanya, kemana kamu selama ini? Kenapa baru muncul sekarang?"
"Aku pergi untuk belajar bisnis. Orang tuaku menginginkan aku menggantikan posisinya. Aku dikirim ke luar negeri untuk belajar. Tapi aku selalu teringat pada wanita itu. Apa nanti aku bisa langsung bertemu dengannya?"
"Zeya udah tak bekerja denganku."
"Ya, Zeya. Aku ingat namanya itu. Kemana ia pergi? Kerja dimana ia sekarang?"
"Zeya sudah menikah."
"Menikah ...."
"Kenapa, apa wanita seperti Zeya tidak pantas menikah. Tadi kamu juga berkata ingin menikahinya. Boleh aku tau alasan kamu ingin menikahinya. Padahal kamu tak mengenal siapa dirinya."
"Bukan, maksudku bukan begitu. Ia pantas menikah. Aku tau sebenarnya wanita itu sangat baik. Malam itu ia cukup banyak mengobrol. Mungkin pengaruh alkoh*l yang diminumnya. Ia sedikit mabuk. Jadi jujur menceritakan semua tentang dirinya. Tapi sayang, dua hari setelah itu, aku harus meninggalkan kota ini."
"Sudahlah, lupakan saja Zeya. Cari wanita lain saja buat mangsamu."
"Aku ingin bertemunya. Bisa beri aku alamat rumahnya."
"Apa kamu belum juga paham dengan ucapanku. Zeya itu telah berkeluarga."
"Aku tidak akan mengganggu rumah tangganya. Aku hanya ingin bertemu. Berikan alamatnya, ini untukmu." Azril menyodorkan sejumlah uang pada tante Angel.
"Baiklah, tapi jangan ganggu rumah tangganya. Aku senang ia sudah bisa lepas dari lembah hitam ini."
"Baiklah, mana alamat rumahnya."
"Kamu catat ...." Tante Angel mengatakan alamat rumah Zeya.
................
Albirru membawa Zahra ke rumah sakit terdekat. Dokter memeriksa suhu badannya dan juga bertanya tentang apa yang ia rasakan.
"Sejak kapan ibu Zahra merasa pusing dan mual."
"Sudah seminggu ini, dok. Tapi dari pagi tadi makin terasa. Lidahpun terasa pahit saat makan."
"Tanggal berapa terakhir ibu menstruasi."
"Bulan lalu tanggal ...."
"Sekarang tanggal... seharusnya seminggu yang lalu ibu sudah menstruasi. Saya rasa ibu hamil."
"Hamil, dok," ucap Albirru semangat.
"Sepertinya ibu Zahra hamil, tapi untuk dapat memastikan bapak bisa bawa ibu Zahra ke dokter kandungan."
"Baiklah, dok."
Albirru menyalami dokter dan segera mendaftar pada dokter kandungan.
Setelah beberapa saat menunggu tiba giliran Zahra. Namanya dipanggil, dan ia masuk bersama Albirru.
Dokter meminta ia berbaring dan memeriksa badannya. Setelah itu dokter meminta perawat untuk menemani Zahra.
Ia menampung urin untuk tespek. Setelah itu perawat menyerahkan hasilnya pada dokter kandungan itu.
"Selamat bapak, ibu positif hamil," ucap dokter itu.
Albirru langsung memeluk Zahra dan mengecupnya. Dokter meminta Zahra kembali berbaring dan melakukan USG.
Setelah menjelaskan semuanya, Albirru keluar dari ruang dokter itu sambil terus memeluk pinggang istrinya Zahra.
Hari ini Abi dan Umi telah kembali. Ketika Albirru menjemput Zahra, Abi dan Umi sedang bersiap kembali ke kampung. Ada anak sahabat Abi nya yang akan menikah.
Sebelum pulang Albirru membeli buah dan makanan buat di rumah. Ia menghubungi Umi mengatakan kehamilan Zahra.
Umi berpesan agar Albirru harus memperhatikan Zahra. Karena hamil muda seorang wanita akan lebih manja dan butuh dukungan.
Sampai di rumah, Albirru meminta Zahra tidur. Ia segera menyalin makanan yang ia beli tadi. Albirru menyuapi Zahra makan.
"Udah mas. Aku nggak ada selera. Aku nanti bisa muntah kalau dipaksa makannya," ujar Zahra manja.
"Tapi kamu harus tetap makan, walau sedikit."
"Aku mau tidur aja, kepalaku pusing."
"Tidurlah ... Mas ke dapur untuk memasak makan malam."
Albirru mengambil ponselnya dan mencari nomor Zeya. Ia menghubungi istrinya itu. Tak berapa lama ponselnya tersambung.
"Assalamualaikum, Zeya."
"Waalaikumsalam, mas."
"Maaf, Zeya. Untuk beberapa hari ini mungkin mas tak bisa bersamamu. Mas harus menemani Zahra. Karena ternyata ia sedang hamil muda saat ini. Mas tak mungkin meninggalkan Zahra seorang diri. Jadi mas harap kamu mengerti. Mas tak mau Zahra keguguran."
"Selamat ya mas, sebentar lagi akan menjadi ayah. Sampaikan juga ucapan selamatku untuk Zahra. Semoga bayinya selalu sehat. Mas di sana saja dulu, aku tak apa-apa."
"Terima kasih atas pengertianmu, Zeya. Mas harap kamu juga segera hamil. Biar rumah kita penuh dengan suara tawa dan tangis bayi."
"Aamiin. Semoga doa mas didengar dan dikabulkan."
"Sudah dulu ya, Zeya. Mas mau masak buat makan malam."
"Iya mas. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Sambungan ponselnya terputus. Zeya terduduk di tepi ranjang. Badannya terasa lemas.
Ya Tuhan, bukannya aku iri dengan kehamilan Zahra, tapi aku juga ingin kembali merasakan ada nyawa lain di rahim aku ini. Apakah aku masih bisa merasakan kehamilan. Kabulkanlah doa hambamu ini Tuhan.
Zeya menghapus air matanya, ia mendengar suara pintu di ketuk. Zeya mengambil hijab dan memakainya sebelum membukakan pintu.
Zeya membuka pintu rumahnya, tampak seorang pria muda yang tampan berdiri dihadapkannya.
"Maaf, mas. Apa ada yang bisa saya bantu?"
Pria itu bukan menjawab pertanyaan Zeya, ia hanya memandangi Zeya dengan intens.
Ya Tuhan, wanita ini tambah cantik dengan hijabnya. Aku jadi ingin memeluknya. Seandainya ia belum berkeluarga dan masih bekerja di sana, akan aku bawa segera.
"Mas ... mas, ada yang bisa saya bantu?" Zeya mengulangi pertanyaannya. Ia membuat Azril sadar dari lamunannya.
"Aku mencarimu ...."
"Saya ...." Tunjuk Zeya pada dirinya.
"Iya, aku mencarimu. Sudah hampir dua tahun aku selalu teringat padamu."
"Mas pasti salah orang. Maaf, aku mau tutup pintu dulu. Suamiku tidak ada di rumah. Aku tak mau nanti kedatangan mas menjadi fitnah."
Zeya menutup pintu rumahnya kembali.
Bersambung
********************
Terima kasih