Ketika Suatu yang di sebut Cinta Segitiga mampir di kehidupan mu? Apa yang kau lakukan? Cinta antara 'Aku, Kamu, dan Sahabatku! "
Septi, gadis modis SMA merah putih, dengan perawakan nya yang aktif dan periang. paras yang begitu cantik, ia di kenal sebagai Playgirl kelas atas yang sudah PHPin begitu banyak Cowok playboy. Namun, suatu Hari ia bertemu dengan cowok dingin nan cuek, hobinya sih ngegame. Pada pandangan pertama Septi jatuh hati pada Andra. berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hati Andra. namun, tanpa ia ketahui ternyata Aisyah, sahabatnya sendiri juga menyukai pria yang sama, bahkan sejak 10 tahun yang lalu.
bagaimana mereka akan mengahadapi cinta rumit ini?
Ayo simak kisah nya di 'Cinta Yang Rumit'
jangan lupa follow aku yah.
Mohon maaf bila ada kesamaan Nama Tokoh, Tempat Kejadian, dan hal lain nya. itu hanya kebetulan semata. tapi, jika cerita nya dari awal sampai akhir sama. maka bukan saya yang niru, karna ini karya asli saya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini IR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
***
***
Saat Ikhsan membuka hatinya baru Syifa akan tau tentang Ikhsan? Lalu Ikhsan? Bagaimana dengan Ikhsan yang bahkan belum mendapat kan sedikit perasaan dari Aisyah tapi ia sudah mengetahui sebagian besar tentang Aisyah. Dalam hal ini sebenarnya Perjuangan Syifa yang kurang gigih? Atau perjuangan Ikhsan yang terlampau Gigih? Atau bahkan hati Aisyah yang terlalu egois terus tertutup untuk Ikhsan dan terbuka lebar untuk Andra.
"Aisyah, gue mau tanya warna kesukaan Ikhsan apa? " tanya nya menatap serius Aisyah.
Syah, kalo lo tau jawabannya. Gue Asyifa akan dengan senang hati melepas Ikhsan buat lo.
"kaya nya sih warna hitam." sahut Aisyah santai yang memang merasa tak ada motif lain dari pertanyaan ini.
"oh? Kalau gitu gue pergi dulu." sahutnya bangkit berdiri meninggalkan Aisyah sendiri. Aisyah ingin menghentikan nya, namun raut wajah Syifa menghalaunya.
Haish... Ternyata bener yah, gue selama ini nggak cinta ke Ikhsan. Hanya saja gue terlalu terobsesi dan itu membutakan pandangan gue. Kalau di ingat - ingat gue mengklaim suka sama Ikhsan karna gue pikir dulu Aisyah suka sama Ikhsan. Aisyah yang begitu, buat gue iri. Hingga gue pengen merampas segala yang dia puanya. Hah... Jadi semua karna Aisyah. Memang penyesalan selalu datang nya belakangan. Lalu sekarang? Apa gue masih bisa temenan sama Aisyah? Apa Aisyah masih nerima gue setelah semua perlakuan gue ke dia selama ini?
Batin Syifa yang menemaninya berjalan tanpa arah dengan pikiran yang berkecamuk di otaknya. Penyesalan yang mengakibtkan sesak mendalam di hatinya.
"Apa gue salah ngomong yah? " gumam Aisyah menatap punggung Syifa yang perlahan menghilang.
"Loh Syah, si Syifa mana? " tanya Ikhsan yang baru datang dengan menenteng plastik yang berisi cukup banyak makanan.
"Tadi pergi, ada urusan katanya."
"baguslah, nggak nyusahin." ketus Ikhsan.
Sebenarnya Ikhsan adalah satu dari sekian cowok yang hobi banget ketus dan kasar sama cewek, tapi entah kenapa semua kekasaran yang Ikhsan punya hilang saat menatap wajah hangat Aisyah.
***
Weekend kali ini Septi dan Aisyah memilih Bandung untuk tempat liburan mereka. Yah. Hanya mereka berdua. Sebenarnya ini usulan dari Aisyah. Aisyah berencana untuk memberitahuan semuanya pada Septi hari ini. Apapun konsekuensi nya Aisyah sanggup menerimanya, bahkan jika persahabatan nya akan renggang. Yah hanya Renggang, dan Aisyah berpikir akan perlahan - lahan kembali mengeratkan ikatan yang renggang itu.
Tibalah mereka di atas bukit sangat sejuk dengan angin yang menerpa lembut mereka. Yah, suasana yang sepi inilah yang Aisyah tunggu sedari tadi. Aisyah menghela napasnya panjang, tak dapat di pungkiri kali ini ia merasa sedikit gugup.
"Septi... Gue mau ngomong sama lo. Tapi sebelum nya lo harus janji gak bakal marah sama gue" yah Aisyah sudah membuka mulutnya untuk memulai pembicaraan kali ini.
"Ngomong apa sih Syah? Kok pala pake janjian segala ?" sahut Septi.
"Janji dulu. " ujar Aisyah menjulurkan kelingking kecil nya.
"Iya udah deh janji." sahut Septi membalas uluran kelingking Aisyah.
***
"Haha!! Kena lo sekarang! Gimana, udah ngerti arti dari kata Takut? "
Banyak sekali orang berpenampilan berandal yang sudah mengepung rapat akurat Andra bersama motor nya yang tengah berada di tengah lingkaran kepungan .
"haha! Lo yang cecunguk gini, main keroyokan masih nanya Defenisi takut? Harusnya gue yang nanya gitu ke elo. Randy! " sahut Andra masih dengan suasana santai, meski di keliling nya sudah banyak berandal berbadan kekar yang memegang beraneka ragam senjata. Mulai dari pisau, balok, kayu, besi dll. Wajah mereka semua bagai siap menelan Andra hidup - hidup.
"Maksud lo apa?! Di sini lo yang harusnya ketakutan!! Kita di sini ramai dan lo sendiri! Haha gak akan bisa lari lo!! "
"Gue? Bukan nya elo yang takut. Lo takut kalah dari gue kan makanya banyak bawak temen kaya gini? "
Perkataan Andra kali ini memang logis. Mereka semua memganggap yang Andra katakan masuk akal.
"Persetan! Yang penting kaki lo harus patah! " teriak salah satu dari mereka yang sudah mulai bergerak menyerang Andra. Yah Andra memang bisa menghindar, tapi Andra yang seorang diri. Apa bisa menang melawan enam orang ini??
Balok kayu yang kelihatan tebal itu sudah di layangkan salah satu dari mereka. Incaran nya adalah tengkuk Andra, dengan cepat entah dari arah mana Ikhsan datang menendang balik balok kayu itu sampai terbelah menjadi dua. Dan mengenai dua dari mereka.
"Butuh bantuan?? " tawar Ikhsan yang kini sudah memunggungi Andra, mereka saling membelakangi. Sudut bibir Andra terlihat naik, senyum tipis yang terlihat seperti menyeringai menambah kesan kengerian dari Andra. Andra mengingatnya kembali saat motornya di kejar beberapa motor lain, ia menghubungi Ikhsan segera.
"Kalian hanya berdua, melawan enam orang tangguh. Kalian pikir kalian mampu!! " teriak Alex, menatap wajah Ikhsan membangun emosi Alex mengingat kedekatan Ikhsan dan Aisyah.
"Dua dari kami sudah lebih dari cukup, jika hanya untuk melawan kalian kelas rendah! " pekik Ikhsan semakin menyulut emosi mereka.
Serangan demi serangan terus mereka lancarkan pada Andra dan Ikhsan, dengan mudah nya dua cowok ini menghalaunya hingga tiba pembalasan nya. Sedari tadi mereka bertahan, kini mereka berdua menyerang habis orang - orang payah di hadapan mereka ini.
"Mau yang mana? Tangan kiri rumah sakit, tangan kanan kuburan? Baik gue kan kasih kalian pilihan." ucap Ikhsan. Tak ada respons dari para berandal itu, Ikhsan mengehela napas nya panjang sebelum akhirnya menghajar tanpa ampun mereka semua bersama Andra. Yah setidak nya minimal satu kaki mereka semua patah.
"Jangan salahkan gue terlalu kejam, salah sendiri terlalu menyombongkan diri." cibir Andra menatap penuh keangkuhan ke arah Randy.
"Lo kira Septi beneran suka ke elo? Haha! Lawak lo yah! Lo cuma salah satu dari kita, Septi selalu nganggep cowok itu mainan. Dan yah, dia deketin lo cuma karna dia penasaran sama mainan barunya yang kelihatan unik, menaklukan elo adalah sebuah tantangan yang mengasyik kan untuknya. Jadi lo jangan mimpi ketinggian kalo Septi suka sama lo!! " desis Randy tertawa puas. Andra mengepalkan tangan nya kuat - kuat. Sebelum akhirnya dia dan Ikhsan meninggalkan tempat itu.
***
Ayoo like, komen, and vote yah
Rini Ir