NovelToon NovelToon
Nikah Dulu Pacaran Kemudian

Nikah Dulu Pacaran Kemudian

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintapertama / Cintamanis / Tamat
Popularitas:321.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rifky Adek

Gema adalah seorang Manajer Pemasaran pada salah satu perusahaan di Jakarta. Kerja keras dan semangatnya untuk meniti masa depan melupakannya untuk mencari pasangan.

Beberapa kali ia bertemu wanita, tetapi selalu saja ia tolak. Standar yang terlalu tinggi untuk mencari wanita yang sempurna, membuat dirinya belum bisa menikah.

Sampai akhirnya mama Gema menjodohkannya dengan seorang gadis desa bernama Ratih. Ratih sendiri merupakan gadis polos dan cantik, yang baru saja pindah ke Jakarta beberapa bulan lalu karena berhasil diangkat menjadi PNS di Tanggerang Selatan.

Awalnya hubungan mereka selalu dihiasi dengan adu mulut dan saling benci satu sama lain. Perilaku tidak senonoh Gema kepada Ratih juga membuat Ratih semakin tidak menyukainya.

Namun siapa sangka, mereka seperti menjilat ludah sendiri, ketika sebuah rasa hadir dalam hubungan mereka. Membuat mereka sadar bahwa menikah dahulu dan pacaran setelahnya adalah jalan terbaik yang Tuhan berikan kepada mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Adek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesan Pertama

Gema melamun menatap langit biru. Cahaya jingga di saat fajar kini berganti kekuningan. Mentari yang awalnya malu-malu menampakan wajahnya kini dengan percaya diri tampil di panggung dunia.

Suara bising yang biasanya menemani Gema di pagi hari, kini tidak terlalu terdengar, saat sebuah hari yang bernama minggu datang dan membuat orang-orang beristirahat sementara.

Laju kecepatan mobil yang stabil di jalan tol membuat lamunan Gema semakin dalam. Lamunannya kini seperti gedung pencakar langit yang ia lihat di sepanjang jalan.

Adam yang duduk di sebelahnya melihat lamunan sahabatnya itu. Seperti ada hal yang menjadi pikiran Gema. Karena pensaran Adam berusha bertanya.

"Ngelamun aja lo Gem." Ucap Adam sambil menepuk paha Gema.

Gema menoleh sesaat kepada Adam, namun setelah beberapa saat, ia kembali menoleh ke luar jendela taksi. Kembali bermenung dan melihat gedung-gedung ibu kota yang perlahan menjauhinya.

Adam tidak berhenti berusaha bertanya ada apa dengan Gema. Ia terus bertanya seperti ibu-ibu rewel yang mencari bahan gosip. Sesekali ia mengoncangkan tubuh Gema yang tidak merespon apapun.

"Iss, lo itu ya dari tadi berisik aja!" bentak Gema. Bentakan Gema membuat supir taksi menoleh ke belakang sesaat, membuat Adam berhenti mengganggu pria dengan lesung pipi itu.

Kini suasana kembali hening, dan Adam memasang earphone sambil memutar lagu untuk membunuh kebosanan selama di perjalanan. Baru saja musik diputar Adam sudah menggeleng-gelengkan kepala pertanda ia sangat menikmati musiknya.

"Apa gua tadi becandanya keterlaluan ya? Sampai di nangis gitu?" batin Gema. Ia berbicara dengan dirinya sendiri mengenai perilakunya kepada Ratih di pagi hari.

"Ah sial...kok gua malah kepikiran dia ya?" tambahnya lagi dalam hati. Kini hati Gema bergejolak, ia berusaha untuk tidak peduli dengan apa yang telah ia lakukan kepada Ratih. Padahal dia tahu sendiri Ratih yang memulai duluan, tapi tetap saja perasaan bersalah terus menghantuinya.

Gema menutup matanya kemudian menyandarkan kepalanya ke jendela kaca. Tangannya memijit kening karena terlihat cukup pusing memikirkan perasaan bersalahnya.

Dalam kegalauan Gema, Adam melepaskan earphonenya. Ia seperti tahu bahwa Gema sedang galau dan bersedih karena meninggalkan istrinya. Biasa pengantin baru, ga ketemu sebentar aja rasanya seperti mau mati pikir Adam.

"Gem, gua tau lo dan bi-"

Belum selesai Adam berbicara, perkataanya terhenti ketika Gema mengepalkan tangan dan mengarahkannya ke paha Adam dengan cukup kuat.

Adam yang malang mengusap pahanya yang kesakitan. Gema sudah mempunyai insting, bahwa Adam akan bertanya hal yang aneh-aneh lagi, atau tidak sekedar perkataan yang tidak ada gunanya. Kali ini Adam benar-benar diam. Pukulan telak Gema membuat mulutnya tertutup dan berhenti berkicau.

...****************...

"Boleh saya cek pak?" Seorang petugas bandara meminta Gema menunjukan boarding pass miliknya.

Petugas itu kemudian meraih boarding pass Gema. Tak lama setelah ia mengeceknya, Gema dipersilahkan lewat untuk menaiki pesawat. Sebuah sambutan hangat dari pramugari menyambut Gema dan Adam.

Wanita cantik itu mengantarkan Gema ke kursinya.

"Asyik...liburan..." gumam Adam.

Ia berjoget-joget kecil di kursinya. Sementara Gema terlihat lesu dan tidak bersemangat. Tak hanya di taksi Gema duduk dekat jendela. Di pesawat pun juga demikian.

Saat Gema sudah duduk di kursinya. Sepasang suami istri berjalan melewati Gema. Mereka bergandengan tangan untuk mencari kursi yang akan mereka duduki. Rupanya suami istri itu duduk tepat di belakang kursi Gema.

"Akhirnya, kita jadi juga bulan madunya ya, setelah beberapa lama aku minta cuti." Kata pria yang di belakang Gema.

"Iya, aku seneng deh. Makasi ya." Jawab istri pria tersebut dengan suara yang lembut.

Selang beberapa menit setelah pasutri muda itu lewat. Sepasang suami istri kembali melewati Gema. Kali ini istrinya terlihat menggendong bayi, sementara suaminya menjinjing beberapa tas yang sepertinya berisi keperluan si bayi.

Gema hanya tersenyum kecil. Mungkin seperti inilah kehidupannya nanti. Dua pasang suami istri yang menggambarkan bagaimana kehidupan berumah tangga.

Suara pilot terdengar memenuhi kabin. Ia memberi sedikit penjelasan dan memberi tahu rute penerbangan. Kemudian Pramugari memperagakan keselamatan penerbangan sebelum pesawat akan take off.

Tekanan udara terasa memenuhi telinga, ketika pesawat semakin dipacu dalam kecepatan tinggi. Dengan cepat pesawat terbang mengudara, meninggalkan kota Jakarta. Semakin tinggi pesawat mencapai angkasa, semakin terlihat jelas kumpulan awan yang terlihat seperti kapas yang lembut dari balik jendela.

Kumpulan awan yang Gema lihat, seperti menenangkan jiwanya. Rasa tenang dari negeri awan kini membius Gema, dan akhirnya membuat ia memejamkan mata untuk beristirahat sementara.

Tanpa terasa, kini Gema telah sampai di Bandara Juanda yang berlokasi di Surabaya. Rencananya ia dan Adam akan bertolak ke Malang dari Surabaya menggunakan mobil sewaan lengkap dengan supirnya.

Setelah mencari beberapa tempat penyewaan mobil mereka berhasil menemukannya. Untuk menghemat waktu mereka, berangkat dari Surabaya menuju Malang agar tidak terlalu banyak menunda-nunda.

Sembari menuju Malang, Gema terus memperhatikan ponselnya. Ia seperti ingin melakukan sesuatu. Walaupun raga sudah berpisah tetapi hati tetap saja merasa bersalah pikir Gema.

"Minta maaf? engga. Minta maaf? engaa. Ahhh kok gua jadi gini sih." batin Gema.

Gema memutar-muta ponselnya karena gugup. Di satu sisi ia ingin meminta maaf, tetapi di sisi lain ia sangat gengsi untuk berkata maaf. Egonya mengatakan bahwa itu perbuatan Ratih dan ia yang memulai duluan, wajar Gema membalasnya dengan begitu. Tetapi, hatinya berkata sebaliknya.

Mobil yang terus berjalan, kini sudah memasuki tol untuk menuju ke Malang. Kiri dan kanan jalan ditumbuhi pepohonan yang hijau. Pria berkumis tebal yang mengendari mobil SUV yang Adam dan Gema sewa sebelumnya.

"Udah, gua putusin. Gua aja deh yang minta maaf duluan. Biar gua ga kepikiran terus, dan kerjaan gua nanti jadi tenang," gumam Gema.

Ia membuka layar ponselnya sambil memasukan kata kunci berupa tanggal lahirnya sendiri.

Gema mengusap layar ponselnya dengan cepat. Ia mencari kontak istrinya agar bisa meminta maaf.

Gema kemudian mulai mengetik pesan yang akan dikirimkan. Beberapa kali ia mencoba menghapus pesan yang telah diketiknya. Kali ini ia sangat berhati-hati, karena takut melakukan kesalahan ke-dua.

Namun yang ia ketikan ternyata tak seperti apa yang terlihat. Ia seperti sangat menyakin ketika akan memberi pesan kepada Ratih, sayangnya apa yang terlihat tak seperti yang ditulis.

Gema : Oiii

Hanya sebuah kata yang sapaan yang membagongkan. Mungkin hanya Gema yang menyapa istrinya seperti itu.

Gema kemudian menunggu balasan pesan dari Ratih. Ia terlihat beberapa kali melihat ponsel, memastikan apa ada pesan masuk atau tidak. Gema berpikir Ratih sangat marah sehingga tidak mau mengacuhkannya.

Setalah satu jam menunggu, sebuah pesan masuk ke handphone Gema. Tapi, saat ia meraih ponselnya dengan cepat dan melihat pesan yang masuk, seketika mulut Gema menganga membacanya.

1
Ilmara
Harus sabar2 Gema ngadepin temen kayar erick
Ilmara
gema, gema
Abdy Mensuk
bagus
abdan syakura
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
hi kak Rifky
salken yaa..
Neng Win
br nyimak
Kartika Rika
lanjut Thor
Yessyka June
mantaappp thorrrr....
salam buat urang minang, salam utk urang kampuang awak...
urang minang nihh.. othor orng mana nih??
jd kangen main ka taplau😄
Wiwit Wilowati
lanjut Thor ceritanya bagus banget
dite
😹😹😹😹😹😹😹😹
astaga
Cahaya
Ni othornya cewek/cowok y..
soalnya jarang bgt Nemu novel othornya cowok..ceritanya mnarik, rapih lg,,ga tw dh slanjutnya..
lanjut ja dh,,smangat KK othornya y..
gia anggi🌷
ga ditamatin disini ya?
waduuuh nanggung amat yaa
gia anggi🌷
ya wanita jantan❎
IYA wanita jantan ✅
gia anggi🌷
kirain yg disiapin sarapan special,, rau nya roti susu doank😅
gia anggi🌷
aga aneh yaa...biasanya kan cewe tuh yg ngerasa ketakutan dinikahin pria yg ga dikenalnya
gia anggi🌷
eh ini authornya laki2 yaa...
salken yaa
gia anggi🌷
buahahahah...ga bisa ngebedain apah antara chocochip dan tombol lift🤣🤣🤣
gia anggi🌷
tanya Gema...mestinya
Phi Nindy
hobby banget ya itu jari pencet yang sensitif 😀😂😂
Sutiah
kenapa Thor, kok blm up jg 😯
Cici moci
tenang masih bnyak wktu wt bikin ratih...smgat..😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!