Awalnya Erina Jasmin di tuduh mencuri dompet milik pelanggan di kafe di mana dia bekerja. Dia di laporkan oleh manajer kafe dan di pecat oleh atasannya. Erina kesal karena di tuduh mencuri dompet milik pelanggan yang ternyata Erika Gladys perempuan pemilik dompet itu.
Alih-alih tidak di laporkan pada polisi, Erina di tawari sebuah kesepakatan untuk menjadi istri pengganti seorang kaya. Dia awalnya menolak, tapi karena Erika Gladys menawarkan uang banyak untuk membantunya membiayai ibunya dalam pengobatan di rumah sakit.
Karena wajah Erina Jasmin dan Erika Gladys sangatlah mirip bagai di pinang di belah dua. Maka misi yang di tugaskan Erika pada Erina pun di jalankan, menjadi seorang istri dari Kenzio Pahlevi Abraham. Lalu, apa intrik masalah yang akan di hadapi oleh Erina setelah menjadi istri pengganti Erika yang hidupnya memang untuk bersenang-senang saja dengan beberapa selingkuhannya.
Dan apakah Erina dan Erika sebenarnya saudara kembar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Mengusir?
Hanya setengah jam Erina tertidur di kasur yang empuk, setelahnya dia tidak bisa tidur. Hatinya masih bertanya-tanya kenapa bisa Erika yang cantik merasa bosan dengan suaminya yang pengusaha sukses dan tampan itu.
Di lihat dari foto keluarga, kelihatan sekali kalau Kenzio adalah laki-laki yang sangat menyayangi keluarga. Foto besar pernikahan di dinding tepat di atas ranjang, Erina memperhatikan wajah Ken yang berwibawa dan sangat tampan sekali.
"Kenapa manusia sangat tidak bersyukur mendapatkan sesuatu yang sangat berharga?" gumam Erina masih memperhatikan foto pernikahan itu.
Beberapa menit melamun, dia beranjak dari ranjang lalu berjalan mengelilingi kamar. Sebelum dia beristirahat, Tita memberitahu akan membangunkannya satu jam sebelum makan malam.
Jadi dia punya waktu untuk mempelajari kamar bersar tersebut, isinya apa saja dan apa yang selalu di lakukan Erika sebelum tidur dengan suaminya.
"Apakah nanti suaminya itu akan masuk dan tidur di kamar ini?" gumam Erina.
Dia menggeleng kepala, bingung alasan apa yang akan di buatnya ketika nanti Ken masuk.
Tapi dia tidak mau memikirkan itu, dia ingin melihat-lihat kamar besar dan mewah tersebut. Sepanjang melewati kamar itu, Erina selalu berdecak kagum. Apa lagi ketika masuk ke dalam ruang khusus pakaian dan perhiasan, di sana banyak sekali tas dan juga aksesoris milik Erika. Dan juga pakaian serta jam tangan milik Kenzio.
Sungguh dia merasa kagum dan iri, namun dia tidak ada pikiran untuk mengambil barang-barang tersebut. Hanya melihatnya dan mengaguminya.
"Hmm, padahal kemewahan ini banyak sekali perempuan menginginkannya, kenapa nona Erika merasa bosan?" ucap Erina.
Lama dia memperhatikan semua barang-barang di ruangan tersebut, setelah merasa puas dia keluar dan melangkah menuju kamar mandi. Kamar mandi yang sebentar dia masuk, kini dia masuk lagi untuk membersihkan diri sebelum makan malam di mulai. Di samping itu dia juga mau mempersiapkan menghadapi keluarga besar suami dari Erika tersebut.
_
Erina sedang merapikan rambutnya, menyisirnya perlahan sambil menatap cermin di depannya. Pintu di ketuk pelan lalu terbuka tanpa menunggu jawaban darinya apakah boleh masuk atau tidak.
Erina menoleh ke arah pintu, Tita masuk dengan wajah ceria menatapnya juga.
"Nyonya, makan malam sebentar lagi siap. Nyonya harus berdandan dengan cantik," ucap Tita masih dengan senyumannya yang manja.
"Apa harus? Bukankah hanya malam hari?" tanya Erina bingung.
"Nyonya, anda selalu tampil cantik jika malam hari. Tentu saja untuk membuat Ken tergoda, ups."
Tita menutup mulutnya dengan kedua tangannya, pandangannya pada Erina yang diam kebingungan. Tapi gadis itu segera melangkah mendekati Erina masih dengan senyumannya yang manja itu.
"Nyonya, tuan Ken akan senang dan selalu memperhatikan anda kalau anda akan dandan cantik. Tidak harus memakai baju pesta atau resmi, hanya baju tidur yang seksi juga tidak masalah. Asal anda berdandan cantik malam ini, apa lagi anda baru pulang dari liburan yang cukup lama. Jadi, gunakan kesempatan ini untuk merayu tuan Ken," kata Tita.
Erina kaget dengan ucapan gadis itu, dia memperhatikan Tita dari atas sampai bawah. Tidak di sangka gadis yang terlihat muda darinya itu tampak mengerti masalah hubungan suami istri.
"Nyonya, apa lagi nona Nadia ikut makan malam. Mereka penasaran dengan kedatangan anda yang pergi tanpa kabar dan liburan sangat lama, anda tidak merasa kangen sama tuan Ken? Den Gio juga selalu menanyakan nyonya, apa lagi tadi ketika nyonya istirahat dia mau menemui anda. Tapi mbok Lela menghalaunya karena takut dengan Gio anda marahi," ucap Tita lagi.
Erina semakin kaget dengan penuturan Tita, entah kenapa dia merasa kasihan pada anak Ken bernama Gio. Tentu saja dia berpikir kalau Erika itu selalu mengabaikan anaknya.
"Baiklah, aku akan berdandan. Lalu kamu datang ke kamarku, mau apa?" tanya Erina.
"Emm, hanya memberitahu saja. Kalau nona Nadia datang ikut makan malam di rumah ini," jawab Tita dengan senyum centilnya.
"Ya sudah, kamu boleh pergi. Aku akan turun dalam sepuluh menit," ucap Erina.
"Iya nyonya, dan anda juga nanti harus menemui nyonya besar di kamarnya. Karena nyonya besar sakit," kata Tita lagi.
"Sakit? Sakit apa?" tanya Erina tanpa sadar.
"Eh, kok nyonya bertanya sih? Nyonya besar itu sakit jantung, kemarin-kemarin selalu berselisih dengan anda. Sekarang nyonya besar sering sakit-sakitan, entah mungkin sebentar lagi meninggal."
"Tita! Jangan berkata begitu! Kamu mendoakan majikanmu meninggal?" ucap Erina memarahi Tita.
"Eh, maaf nyonya. Tapi, dulu anda selalu berkata dan berharap nyonya besar itu meninggal," kata Tita merasa takut dengan teriakan Erina yang sedikit tegas.
"Aku...., tidak pernah berkata seperti itu. Lagi pula, aku selalu menyayangi orang tua," kata Erina.
Tita terdiam menatap wajah Erina, ada wajah tidak senang di sana. Tapi gadis itu diam saja, lalu berkata lagi.
"Maafkan saya nyonya, tapi sungguh saya mendengar anda berkata seperti itu. Anda bilang biar saja nyonya besar meninggal, sehingga..."
"Cukup, sebaiknya kamu keluar dari kamarku!" ucap Erina menatap tajam pada Tita.
Tentu saja gadis itu kaget, tapi kemudian dia membungkukkan badan lalu berbalik melangkah keluar dari kamar itu.
Erina benar-benar kaget, itu bukan sikapnya yang memarahi orang lain yang tidak berdasar. Tapi kenapa dia bersikap seperti itu?
"Kenapa Erika sangat jahat sekali pada keluarganya, berharap mertuanya itu meninggal?"
Erina semakin pusing dengan peran yang dia mainkan, ini baru satu hari. Tapi banyak sekali yang membuatnya syok.
Saat sedang berpikir, tiba-tiba pintu terbuka dan seseorang masuk ke kamar. Erina yang mengira Tita yang datang hanya berucap padanya.
"Kamu tidak mengerti ucapanku? Sebaiknya kamu keluar, kenapa kamu masuk lagi?"
"Kamu mengusir suamimu?!"
_
_
*****
bagaimana kl mereka jatuh hati...
sampai kapan bs menghindar dr hubungan suami istri?
ato Nadia?