NovelToon NovelToon
Seindah Cinta Bulan Dan Bintang

Seindah Cinta Bulan Dan Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Teen / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: NdahDhani

Apa jadinya jika dua orang sahabat memiliki perasaan yang sama, tapi sama-sama memilih untuk memendam perasaan itu daripada harus mengorbankan persahabatan mereka? Itulah yang saat ini dirasakan oleh dua orang sahabat, Bulan dan Bintang.

Bulan, sahabat sejak kecil seorang Bintang, menyukai pemuda itu sejak lama tapi perasaan itu tak pernah terungkap. Sementara Bintang, baru menyadari perasaannya terhadap gadis cantik itu setelah dirinya mengalami kecelakaan.

Keduanya terjebak dalam perasaan yang tak terungkap. Mereka tidak tahu harus melakukan apa. Keduanya hanya tahu bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain. Tapi, akankah persahabatan itu berubah menjadi sesuatu yang lebih?

---------------------------------------------------------------------------

"Lo keras kepala banget! Lo gak tau apa gue khawatir, gue sayang sama lo." gumam gadis itu lirih, bahkan hampir tak terdengar.

"Lo ngomong apa tadi?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NdahDhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25: Kembali tertawa setelah sekian lama

Pagi ini setelah selesai dengan segala sesuatunya, Bulan hendak bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ia ingin kembali ke kamarnya untuk mengambil tasnya, tapi langkahnya terhenti ketika melihat Bintang yang menghampiri dirinya.

"Lo mau pergi sekolah?" Tanya Bintang dengan nada santainya, sepertinya Bintang sudah mulai sembuh dari demamnya saat ini.

"Iya, lo udah enakan?" Tanya Bulan sambil mengikat rambut panjangnya.

"Sedikit, masih agak pusing gue. Kayaknya besok baru bisa masuk ke sekolah." Ujar Bintang.

Bulan mengangguk pemahaman, ia mengerti keadaan Bintang saat ini. Ia tidak mungkin mengajak Bintang pergi ke sekolah sebelum Bintang benar-benar pulih dari demamnya.

"Iya, istirahat aja. Obatnya jangan lupa diminum biar cepat sembuhnya." Ujar Bulan penuh perhatian.

"Oke, lo juga hati-hati kalo berangkat." Ujar Bintang yang tiba-tiba menunjukkan perhatiannya.

Bulan tersenyum menanggapinya, ia merasa hangat dengan perhatian singkat Bintang yang sangat jarang ditunjukkannya. Bulan hanya berharap bahwa perasannya itu akan terbalaskan suatu hari nanti. Tapi, apakah mungkin?

"Yee, dibilang hati-hati malah nyengir," celetuk Bintang sambil menggelengkan kepalanya, pasalnya sahabatnya itu hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman saja.

"Suka-suka gue dong!" ujar Bulan sambil melangkahkan kakinya ke arah pintu. "Btw senyum itu ibadah, hmph!" Lanjutnya sambil nyelonong masuk ke dalam kamarnya.

Bintang terkekeh sangat pelan sambil menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah sahabatnya itu. Ia merasa lucu dengan tingkah Bulan yang selalu diluar dugaannya. Baginya, Bulan tetaplah seorang anak kecil meskipun kini usianya sudah memasuki remaja.

"Dasar Bulan," gumamnya lirih dengan senyuman yang masih terukir di wajahnya.

Bintang kemudian melajukan kursi rodanya menuju taman rumah Bulan. Ia ingin menghangatkan diri di bawah hangatnya mentari pagi.

Sementara itu, Bulan yang berada di dalam kamarnya langsung mengambil tasnya dan memeriksanya kembali. Ia ingin memastikan bahwa semua perlengkapan sekolahnya sudah ia masukkan ke dalam tas. Setelah di rasa lengkap, Bulan pun langsung beranjak menuju ke sekolahnya.

"Bintang, gue pergi dulu ya!" Ujar Bulan ketika sampai di halaman rumahnya.

"Iya," sahut Bintang singkat dari kejauhan.

Bulan pun langsung melangkahkan kembali kakinya ke tempat tujuannya. Sebelumnya ia sudah berpamitan kepada keluarganya ketika sarapan tadi. Bulan menghela nafas sejenak, ia berharap sekolahnya hari ini berjalan lancar tanpa adanya gangguan dari siapapun, terutama Jessica, orang yang selalu mencari masalah dengan dirinya.

Bulan tiba di sekolahnya setelah beberapa menit berjalan dari rumahnya. Ia langsung berjalan menuju kelasnya dan duduk diam sembari membaca buku, mempersiapkan diri untuk pembelajaran hari ini.

...✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧...

Setelah pulang dari sekolah, Bulan menyempatkan diri untuk pergi ke sebuah toko bahan-bahan kue. Ia ingin membeli bahan-bahan yang akan ia gunakan hari ini. Ia ingin membuat sebuah camilan karena dirasa sudah tidak pernah membuat kue sendiri lagi.

Bulan tiba di toko itu, ia pun langsung memesan bahan-bahan yang ia perlukan. Bulan merasa sedikit lebih rileks, untung saja tidak ada seorangpun yang membuat mood nya berantakan hari ini. Apa yang diharapkannya tadi pagi kini menjadi kenyataan, kegiatan sekolahnya berjalan lancar hari ini tanpa adanya gangguan apapun.

Setelah selesai membeli bahan-bahan kue, Bulan pun kembali melangkahkan kakinya menuju rumahnya. Ia tidak sabar untuk membuat kue, dan ia berharap bahwa Bintang akan menyukainya. Ya, memang Bulan berniat membuat kue agar bisa berbagi dengan sahabatnya itu.

Bulan membayangkan bagaimana reaksi Bintang ketika mencicipi kue yang dibuatnya, hal itu jelas saja membuat Bulan tersenyum sendiri. Bayangan senyum Bintang saja sudah terukir jelas di benaknya, apalagi jika Bintang tertawa. Ah, rasanya Bulan ingin terbang saat ini juga.

Bulan tiba di rumahnya, ia mendapati rumah itu yang sepi. Tak terlihat seorang pun di sana. Keluarganya memang tidak ada di rumah hari ini karena urusan masing-masing. Tapi Bintang, pemuda itu juga tidak menunjukkan batang hidungnya, entah pergi kemana. Bulan mencoba untuk berpikir positif, mungkin saja Bintang sedang beristirahat saat ini.

Bulan pun langsung beranjak ke dapur untuk meletakkan bahan-bahan kue nya. Setelahnya, ia pun langsung bergegas ke kamarnya untuk berganti pakaian. Ia memilih pakaian harian yang nyaman, berupa sebuah kaos lengan pendek serta rok panjang yang menutupi kakinya.

Bulan pun kembali ke dapur setelah selesai dengan pakaiannya. Ia pun langsung mencuci tangannya dan menyiapkan alat dan bahan yang akan ia gunakan saat ini.

"Bulan, lo udah pulang?" Ujar Bintang tiba-tiba yang entah muncul dari mana. "Btw, lo lagi ngapain?"

Mendengar suara Bintang, Bulan pun langsung menoleh ke arahnya. Ia yang sebelumnya membelakangi Bintang karena ingin mengambil baskom di rak, kini bisa melihat jelas sahabatnya itu di belakang dirinya. Ia mengira bahwa Bintang sedang tidur, tapi tanpa diduga sahabatnya itu sepertinya baru saja kembali entah dari mana.

"Baru aja pulang. Ini, cuma mau bikin brownis aja, udah lama banget gak bikin." Jelas Bulan dengan seutas senyum. "Btw lo dari mana? Gue ngira lo tidur."

"Dari rumah Pak Andre, bosen gue di rumah sendirian." Ujar Bintang yang ternyata baru kembali dari rumah tetangga Bulan.

"Oh... Udah enakan emangnya?" Tanya Bulan.

"Gue udah sembuh. Lagian gue gak pernah sakit kok." Ujar Bintang dengan nada santainya, bahkan nada bicaranya pun sudah kembali seperti biasanya.

Bulan menggelengkan kepalanya, sahabatnya itu benar-benar membuatnya tidak habis pikir. Padahal sangat jelas bahwa Bintang sedang demam kemarin, tapi kini ia justru mengaku bahwa ia tidak pernah jatuh sakit.

"Eleh, gak pernah sakit... Yang demam kemarin kayak bukan dia," ujar Bulan menyindir sembari menaik-naikkan alisnya.

"Argh, yang kemarin jangan diungkit. Tapi serius, gue udah sembuh. Gue kalo demam gak pernah lama." Ujar Bintang serius tapi masih terdengar sedikit menyombongkan diri.

"Haha, iya deh. Terserah lo," ujar Bulan sambil berbalik arah menuju meja dapurnya.

Bintang hanya tersenyum mendengar perkataan Bulan yang pasrah menghadapi dirinya. Ia terdiam di tempat, tidak tahu harus melakukan apa. Ia benar-benar merasa bosan, ia ingin melakukan sebuah kegiatan tapi bukan bermain game.

Bintang melihat Bulan yang menyusun bahan-bahan kue itu di atas meja. Ia memutuskan untuk membantu Bulan, dengan harapan bahwa Bulan akan menerima bantuannya.

"Hmm Bulan, gue boleh bantu gak?" Tanya Bintang ragu-ragu.

Bulan yang sibuk dengan kegiatannya, langsung menghentikannya sejenak. Ia merasa terkejut dengan permintaan Bintang. Bulan tidak masalah jika Bintang membantunya, tapi di lain sisi ia juga tidak ingin merepotkan Bintang, mengingat Bintang yang kini harus duduk di atas kursi roda.

"Hmm, gapapa gue bisa sendiri kok. Lo mending istirahat aja, biar lebih fit juga." Ujar Bulan menolak dengan lembut.

Bintang bukannya menuruti perkataan Bulan, ia justru tetap ingin membantu Bulan. Ia juga merasa sangat bosan, baginya jika melakukan sesuatu yang lain akan membuat rasa bosannya berkurang sedikit.

"Please, bolehin gue bantuin lo. Gue bosen banget lho, sumpah." Ujar Bintang sedikit memelas.

Melihat Bintang yang seperti itu membuat Bulan merasa tidak tega. Ia menghela nafas sejenak, sahabatnya itu sangat keras kepala dan tidak bisa dihentikan ketika sudah mengatakan sesuatu. Bulan pun akhirnya menganggukkan kepalanya, membiarkan sahabatnya itu untuk membantunya.

"Ya udah deh, boleh. Tapi di meja yang ini aja, biar kursi roda lo lebih leluasa untuk bergerak." Ujar Bulan sembari menunjuk meja tempat ia berdiri, mengingat hanya meja itu yang sesuai dengan keadaan Bintang saat ini.

"Oke, siap! Btw, apa yang harus gue lakukan?" Tanya Bintang sembari melajukan kursi rodanya ke arah meja itu.

"Hmm, lo timbang bahan-bahan aja deh. Gue mau lelehkan cokelat sebentar." Ujar Bulan sambil berbalik arah menuju kompor untuk melelehkan cokelatnya.

Bintang belum mengatakan apa-apa, tapi Bulan sudah berbalik arah dan fokus pada cokelatnya. Sebenarnya Bintang tidak memahami apapun tentang pembuatan kue. Tapi karena keras kepalanya, membuat Bintang merasa harus melakukannya.

Bintang melirik bahan-bahan kue itu, ia tidak tahu apa yang harus ia mulai. Ia merasa bingung, bahkan untuk membedakan bahan-bahannya pun ia sangat kesulitan.

"Hmm, Bulan?" Panggil Bintang dengan nada bingungnya.

"Ya, kenapa Bintang?" Sahut Bulan yang masih fokus di depan kompor yang sudah ia nyalakan.

"Sebenarnya gue gak paham masalah beginian, apa yang harus gue timbang?" Tanya Bintang sambil menggaruk kepalanya.

Mendengar pertanyaan Bintang, Bulan pun langsung terkekeh. Ia begitu semangatnya untuk membuat kue, hingga akhirnya melupakan Bintang yang tidak pernah membuat kue.

"Haha sorry-sorry, gue lupa. Itu, lo timbang terigu sama gula aja. Tapi dipisah wadahnya." Ujar Bulan tapi tidak menoleh, ia kembali memfokuskan diri pada kegiatannya tanpa menunggu jawaban dari Bintang.

"Ini terigu yang mana lagi, gue kan gak ngerti," batin Bintang.

Bintang akhirnya membaca masing-masing kemasan bahan-bahan kue itu dengan teliti. Memastikan bahwa ia tidak salah menggunakan bahan, meskipun buku resep sudah diletakkan Bulan sebelumnya, tapi tetap saja Bintang tidak tahu mana bahan yang harus ia gunakan.

Setelah beberapa saat, akhirnya Bintang menemukan bahan yang dicarinya. Tepung terigu itu ternyata tepat di hadapannya, hanya tertutup dengan kemasan cokelat batangan saja. Bintang pun langsung meraihnya dan hendak menimbangnya.

Baru saja Bintang memegang kemasan tepung itu, tiba-tiba bagian bawahnya koyak. Tepung pun bertebaran dan membuat Bintang terpaku di tempat. Ia terkejut dengan kejadian ini dan takut bahwa Bulan akan marah karena Bintang justru menumpahkan bahannya.

"Aduh, pake tumpah segala," gumamnya sangat lirih yang hanya dirinya sendiri yang mendengarnya.

Bulan yang tidak menyadari hal itu terus mencairkan cokelatnya. Ia tidak tahu bahwa sudah terjadi sesuatu dengan sahabatnya itu. Setelah selesai, Bulan pun mematikan kompornya.

"Bintang, terigu nya ditimbang 120 gr aja ya, jangan lupa di ay-" ujar Bulan yang baru saja membalikkan tubuhnya.

Bulan sangat terkejut melihat Bintang yang sudah berlumuran tepung di bagian wajah dan bajunya. Sementara Bintang, ia mulai merasa bersalah, ia yakin bahwa Bulan akan memarahinya saat ini.

"Hahaha, lo kenapa? Mandi tepung, haha ya ampun Bintang geli banget sumpah!" Ujar Bulan yang tiba-tiba tertawa terpingkal-pingkal.

Bintang merasa lega karena Bulan tidak marah padanya. Tapi Bintang merasa heran, mengapa sahabatnya itu justru tertawa terbahak-bahak seperti itu.

"Kenapa lo ketawa?" Tanya Bintang heran.

Bulan yang masih tertawa pun langsung mengambil ponsel di saku nya, lalu memberikannya kepada Bintang setelah ia menyetel ke kamera depan. Bintang yang tidak tahu apa-apa langsung menerimanya, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat dirinya di balik layar itu.

"Hahaha! Astaga..." ujar Bintang yang merasa geli dengan dirinya sendiri, bahkan ia tertawa lepas tanpa beban.

"Makanya gue ketawa, lagian kenapa bisa kayak gini coba? Udah sah kayak badut!" Ledek Bulan yang menyeka air mata karena tawanya.

"Ngeledekin gue lo? Nih balasan buat lo!" Ujar Bintang yang masih tertawa sambil mengusap wajah Bulan dengan sisa tepung di tangannya.

"Bintang!!" Kesal Bulan yang diiringi dengan tawa juga sambil membersihkan tepung di wajahnya. "Rese banget lo!"

Bintang pun tertawa lepas untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Ia tidak pernah tertawa seperti ini lagi setelah ibunya pergi meninggalkan dirinya. Bulan pun ikut tertawa bersama Bintang, momen hangat masa kecil itu kini kembali menghiasi keduanya.

Bintang larut dalam tawa, bahkan ia lupa untuk sejenak akan permasalahan yang dialaminya. Tawa yang sempat hilang, kini kembali menyeruak dalam dirinya. Tapi, akankah tawa itu akan merubah hidup Bintang nantinya?

^^^Bersambung...^^^

1
JJ Official
Kapan Up kak?
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
kapok di ingetin yg bner ma bulan ngeyel mereka. temen toxic
kalea rizuky
aneh ngeluh doank bisanya lu aja naik. motor kayak punya nyawa dobel. giliran lumpuh sok nyalahin Tuhan dih laki kok. GOblok amat
kalea rizuky
buat bulan tegas thor dia kn suka taekwondo biasanya cwek yg suka. olahraga g menye menye cengeng.. ini bulan malah cengeng
ndah_rmdhani0510: Oh iya... Makasih ya kak buat sarannya
total 1 replies
kalea rizuky
g salah rev. klo. g di bles ya mundur alon alon
kalea rizuky
g tau diri emank si bintang uda biarin aja bulan dia mau di siksa ortunya mau balapan cuekin aja
JJ Official
Hai Kak, Saya Sudah membaca Novel Kaka dari Bab 1 - 7 dan saat saya baca novel Kaka, Saya sedikit Kebingungan, sebenarnya Konflik Apa yang sebenarnya Dihadapi Oleh bintang sehingga dia menjadi anak yang nakal dan acuh tak acuh? dan apa pekerjaan Orang Tua Bulan sehingga dia bisa tinggal di keluarga yang Tidak Terlalu Kaya dan tidak terlalu Miskin? dari Bab 1 Bintang dan Bulan Tampaknya sudah Kenal, tidak dijelaskan bahwa mereka ketemu dimana? kenalan dimana? dan suka ngobrolin apa? begitu ya kak. itu saja kritik dari saya semoga Kaka bisa Up Episode 8 Dengan Alur yang Lurus ya kak 😊
ndah_rmdhani0510: Sudah di revisi, semoga suka ya sama ceritanya... Happy reading 🤗
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!