Bagaimana jadinya jika bola dunia membuat seseorang bertingkah aneh?
Bella menjatuhkan bola dunia (Globe), tepat pada kepala Ervan, pria yang dikenal paling bringas dan kejam di sekolah. Benar-benar kejadian yang tidak disengaja.
Namun, saat pertama kali bangun di rumah sakit. Hal pertama yang dilakukan Ervan, memeluk tubuh Bella. Seorang gadis yang memiliki berat badan 99 kilogram.
Pemuda yang mengatakan hal gila."Istriku, aku berjanji tidak akan berselingkuh lagi. Mulai sekarang tidak akan ada orang yang dapat memisahkan kita."
Bella mengangkat sebelah alisnya. Seingatnya mereka tidak akrab, dua orang yang aslinya bermusuhan.
Bagaimana jadinya jika seekor harimau jatuh cinta ada tikus gemuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbeda
Beda kelas, tentu saja. Dirinya adalah anak pengusaha terkemuka. Anak orang terkaya di sekolahnya, tidak ada orang yang berhak untuk menyainginya. Itulah Ruby.
Begitu aneh baginya, mungkin ini adalah strategi Ervan untuk kembali mendapatkannya. Dengan cara membuatnya cemburu. Tapi, tetap saja apa yang dapat diharapkan dari anak wanita simpanan.
Berbeda dengan murid baru bernama Zain. Ruby menyelidikinya melalui internet, begitu banyak foto di media sosial terlihat.
Tuan muda kaya yang pandai dalam segala hal. Bahkan terdapat foto Zain dengan beberapa artis Hollywood, serta beberapa pengusaha kelas atas. Meskipun wajah Ervan lebih rupawan, tapi anak wanita simpanan yang kere, siapa yang mau?
Mengirim pesan pada Zain, nomor kontak yang didapatkannya dari petugas TU, setelah memberikan sedikit uang pelicin. Hanya pesan ringan.
'Hai, namaku Ruby. Kamu Zain kan?'
Sejak semalam tidak ada balasan sama sekali. Pria kelas atas memang berbeda level, diperlukan sedikit usaha untuk mendapatkannya.
"Semakin menantang saja..." Ruby mengigit bagian bawah bibirnya sendiri.
Namun, dalam mobil yang melaju, matanya menelisik mengamati pasangan yang tidak serasi. Hatinya terbakar merasa tersaingi oleh badak miskin bercula. Bagaimana bisa Ervan tiba-tiba begitu melekat. Seharusnya Ervan masih menjadi pemujanya.
"Pak! Nanti di depan dekat mereka percepat kendaraannya." Ucap Ruby pada sang supir.
"Tapi---." Kalimat sang supir disela.
"Sudah! lakukan saja!" Ruby tersenyum, ingin melihat badak bercula kebasahan.
Srash!
Tapi... Ervan tiba-tiba memeluk Bella, membuat pakaian Ervan basah kuyup. Bagaikan adegan romantis antara handsome and the beast, mereka saling menatap beberapa lama.
Ruby mengepalkan tangannya. Baik! Ervan cukup berhasil membuat dirinya kesal. Bagaimana bisa pria yang seharusnya memujanya malah menjadi sekte sesat pemuja badak bercula.
”Maaf...ya? Aku sengaja..." Dengan sengaja Ruby membuka sedikit kaca jendela mobil. Kemudian berteriak dari dalam mobilnya. Mobil yang kembali melaju, meninggalkan dua orang yang masih sedikit terdiam.
"Kamu basah kuyup." Bella menatap cemas, mengeluarkan tissue dari dalam tasnya.
"Basah dan dingin adalah hal yang menyenangkan." Tiba-tiba saja Ervan kembali memeluknya lebih erat.
Sedangkan Bella terpaku diam, entah kenapa ini begitu indah, begitu hangat. Waktu bagaikan terhenti, mengapa perasaannya menjadi seperti ini?
"Jadi kapan aku akan naik pangkat menjadi pacar? Bukankah aku sudah melindungimu?" Pertanyaan Ervan membuat Bella mengangkat sebelah alisnya. Kesadarannya kembali, pria ini sedang mengalami kerusakan otak parah. Apa yang dapat diharapkannya dari orang gila?
"Ervan...aku hubungi dukun ya? Kemarin aku baca di internet, katanya ada orang bertingkah aneh setelah kesurupan hantu penunggu sekolah." Benar-benar si badak yang berusaha untuk tersenyum. Cinta hanya ilusi, itu sudah pasti. Setidaknya untuk badak bercula sepertinya.
"Dukun..." Ervan menghela napas, bagaimana cara untuk meyakinkan Bella? Entahlah mungkin akan ada cara lain.
Kembali melangkah menggunakan payung. Dua orang yang berhimpitan tidak ingin terkena terlalu banyak air hujan. Benar-benar semakin dingin maka semakin nikmat bercinta.
Tapi, sudahlah...akan ada saatnya bagi Badak untuk berubah menjadi peri. Tapi entah kapan, karena harimau putih saja belum memiliki cakar atau taring untuk melindunginya.
***
Ruby, wanita yang paling cantik dan kaya di sekolah. Lebih tepatnya sebelum Zain pindah ke sekolah ini. Melangkah turun dari mobil seharga ratusan juta.
Menarik perhatian semua orang. Melangkah penuh arogansi, memamerkan tas miliknya yang seharga puluhan juta. Handphone dengan lambang apel digigit digenggam olehnya. Seolah-olah memamerkan statusnya. Padahal perusahaan ayahnya tengah dalam proses akuisisi oleh raja neraka.
Tapi, Ruby tidak peduli, yang penting uang jajan lancar. Ibunya juga selalu memberinya nasehat, pendidikan tidak begitu penting. Yang terpenting bagi wanita adalah suami, asalkan suaminya kaya maka hidup akan makmur. Untuk apa prestasi tinggi-tinggi tapi pada akhirnya menjadi ibu rumah tangga.
Tidak! Seorang Ruby tidak akan menjadi ibu rumah tangga. Dirinya akan menjadi wanita hebat, ditemani banyak pelayan. Dengan menikahi tuan muda yang kebetulan nyasar ke sekolahnya.
Suara mobil sport terdengar kala hujan telah sedikit lebih reda. Pemuda yang membuka pintu mobilnya. Terlihat begitu keren dan elegan.
Beberapa siswi terlihat mencuri pandang padanya. Zain, sang siswa pindahan dari luar negeri. Benar-benar terlihat keren.
Dipastikan sepatu dan jaket yang digunakannya bermerek. Menutup pintu mobilnya, pemuda yang pada akhirnya melangkah memasuki area sekolah.
Dalam hatinya Zain menggerutu."Seragam ini, benar-benar tidak sesuai dengan kepribadiannya. Kenapa tidak internasional school saja."
Tapi raut wajah cool tetap terlihat. Satu sasarannya, sang teman masa kecil, Bella. Hanya sekedar kenal, tapi kedua orang tuanya mengatakan jika itu Bella, maka jalannya menduduki tahta tertinggi di dunia bisnis akan terbuka.
Walaupun... wanita ini tidak menarik, seperti bulatan daging berjalan. Tenang... dirinya hanya harus menutup mata sejenak. Biarkan Bella menjadi pasangannya. Mengurungnya di rumah juga tidak apa-apa. Hanya istri di atas kertas juga tidak apa-apa.
Tapi.
"Zain..." Panggil Ruby mendekat.
"Kamu---" Zain terdiam sejenak mencoba-coba mengingat wanita yang biasa-biasa ini.
"Aku Ruby, kita ada di kelas yang sama. Mau berjalan denganku?" Tanya Ruby antusias.
Zain memutar bola matanya malas sejatinya, tapi tetap berusaha keras untuk tersenyum. Wanita sial ini merusak moodnya yang sudah down saja."Tentu..."
Dua orang yang berjalan bersama. Hingga wanita menyebalkan ini mulai mengoceh.
"Kamu tau, ayahku adalah CEO FJ Group." Ruby tersenyum memamerkan status sosial ayahnya tercinta.
Sedangkan Zain mengangkat sebelah alisnya. FJ Group? Perusahaan kecil yang hampir pailit, tengah dalam proses akuisisi."Wanita kotor miskin ini..." Batinnya melirik ke arah jam bermerek dengan harga jutaan rupiah. Benda seperti ini? Bahkan masuk ke rak koleksi Bella saja sudah pasti tidak.
Tapi, tetap saja wanita ini harus dimanfaatkan bukan?
"Ruby, kamu kenal Ervan? Apa dia pacar Bella?" Tanyanya tersenyum tanpa dosa. Benar-benar seorang pemuda yang berhati-hati.
"Tidak! Ervan dulu pernah mengejarku, tapi aku menolaknya. Sekarang dia sedang mencari perhatian dengan mendekati Bella." Ucap Ruby menghela napas. Tidak mungkin dirinya kalah dari badak ujung kulon.
"Lalu siapa yang disukai Bella?" tanyanya, ingin mengetahui segalanya. Ini bukan soal perasaan, tapi soal uang entah berapa miliar dollar sekarang jumlah kekayaan ayah Bella yang merupakan orang Asia Timur.
"Setahuku Reva." Jawab Ruby ragu, tapi sejenak kembali bertanya pada Zain. Ekspresi wajahnya kesal bagaikan seseorang yang menahan kentut."Kenapa kamu bertanya tentang Bella."
"Aku kebetulan mengenalnya, dia teman masa kecilku." Wajah ramah bagaikan pangeran, senyuman sederhana terlihat bersahaja. Dapat mengalihkan perhatian Ruby yang bagaikan terhipnotis.
"A...aku... bukannya cemburu. Tapi---"
Kalimatnya terhenti kala menyadari hujan lokal yang turun. Tidak! Lebih tepatnya air pel membasahi tubuhnya.
Seorang siswa yang menyiram Ruby tertawa. Kemudian melakukan tos dengan Ervan.
"Wanita murahan yang lapis legitnya selalu gatal, memang cocok dengan cacing pita." Tatapan penuh senyuman mengintimidasi, begitu dingin bagaikan iblis. Akan ada saatnya Ervan berkembang tapi mungkin belum sepenuhnya.
Di cuekin.
mungkin dikau bsa pindah ke mauritania😁
dan kau Ervan kalau wanita dah melihat langsung gmn cowok yg disukai deket dgn wanita lain, jangan hanya bilang gak akan selingkuh dan ini itu. jelaskan semua ke Bella kenapa dan tujuan mu tuh apa deket lagi dgn Ruby
perempuan itu sensitif bgt Ama yg namanya kesalahpahaman.
yaampun dokter, sampai menatap iba ke kursi/Facepalm/
capai dulu tubuh ideal mu nanti juga dia ngejar terus kaya bebek
Ruby ga ada apa apa nya lagi deh