NovelToon NovelToon
San Set For Anci

San Set For Anci

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:761
Nilai: 5
Nama Author: little ky

Anne Ciara atau Anci, harus merelakan semua kebahagiaannya karena harus bertunangan dengan cowok yang menjadi sumber luka dalam hidupnya. Tak ada pilihan selain menerima.
Namun suatu hari, seseorang mengulurkan tangannya untuk membantu Anci lepas dari Jerrel Sentosa, tunangannya.
Apakah Anci akan menyambut uluran tangan itu, atau Anci memilih tetep bersama tunangannya?

" Jadi cewek gue.. Lo bakalan terbebas dari Jerrel. " Sankara Pradipta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SSFA 14

Sebuah mobil mewah berwarna maroon, bernomor plat AG 7312 REL memasuki halaman mansion mewah milik keluarga Sentosa. Salah satu keluarga terpandang di negara ini yang memiliki banyak bisnis showroom mobil dan motor mewah.

Cowok tampan dengan tindik di telinga kanan dan tato yang nampak mengintip dari balik lengan bajunya berjalan memasuki mansion. Jerrel Sentosa, anak kedua dari dua bersaudara anak dari Ardel Sentosa dan Bella Pradipta.

Jerrel baru saja pulang setelah puas bermain bersama dengan cewek yang dia menangkan setelah balapan motor kemarin malam. Salah satu cewek selingan yang dia miliki demi bisa menuntaskan kebutuhan biologisnya.

" Jerrel.. "

Jerrel menghentikan langkahnya kakinya menaiki tangga ke lantai dua, dimana kamar pribadinya berada.

" Ma.. Belum tidur? " Jerrel sedikit terkejut melihat keberadaan mamanya di ruang tengah di jam segini.

" Udah malem lho, ma.. Nanti darah tinggi mama naik lagi kalau kurang tidur. " Jerrel mendekat.

" Sini duduk dulu, mama mau ngomong sama kamu. Lama kan kita nggak ngobrol, udah sejak kapan ya... Oh ya, sejak Lena menikah kan. " Jerrel tersenyum dan mengangguk.

Jerrel memang sangat dekat dengan Bella. Dia akan sangat patuh pada mamanya meski terkadang apa yang diinginkan mamanya bertolak belakang dari keinginannya sendiri. Sesayang itu Jerrel pada wanita cantik di sampingnya ini, karena hanya Bella yang selalu menjadi garda terdepan melindunginya.

" Kenapa sih? Kelihatan banget mama lagi melow. " setelah duduk di sebelah mamanya, Jerrel baru menyadari wajah kuyu Bella.

" Kamu kenapa nggak masuk kuliah, hm? Anci kamu bawa kemana coba? Tadi dosen Anci telepon mama, nanya Anci kok nggak masuk kuliah padahal ini hari pertamanya. " Bella tepuk pelan tangan Jerrel yang dia genggam.

Dahi Jerrel berkerut, " Anci... Nggak kuliah ma? " tanyanya.

Tapi sedetik kemudian ekspresi Jerrel berubah kaku saat dia ingat apa yang dia lakukan pada Anci saat mereka berangkat bersama ke kampus.

" Ck.. " Jerrel berdecak kesal.

" Kamu kok malah nanya mama sih, Jer.. Bukannya pagi tadi mama Minta kamu jemput Anci. Jangan bilang kamu lagi-lagi berantem sama Anci? " tebakan Bella benar.

" Aduh, Jer.. Mama kan udah bilang, sabar hadapi Anci. Dia masih di bawah kamu usianya. Pasti kamu kasar ya, makanya Anci ngambek. " omel Bella.

Jerrel memutar bola matanya malas. Sebel juga diomeli perkara Anci. Memangnya disini yang anaknya mama Bella itu Anci atau dia. Kok kelihatan banget mamanya ini lebih sayang Anci.

" Anci.. Marah, ma. " ujar Jerrel jujur. Mana bisa dia bohong sama mamanya. Takut kualat dia.

" Gara-gara apa? "

" Jerrel ketahuan jalan sama cewek lain. Tadi pas jemput Anci, cewek itu telepon aku ma. "

" Ck.. " giliran Bella yang berdecak sebal.

Dipandanginya wajah Jerrel lamat-lamat. Putra kecilnya sudah besar sekarang. Waktu berjalan dengan sangat cepat tanpa Bella sadari. Bella kecup pipi Jerrel penuh sayang, merasa bersalah sekaligus merasa kesal disaat yang bersamaan.

" Kenapa sih pakai jalan sama cewek lain? " Jerrel diam saja, menundukkan kepalanya.

" Anci nggak mau disentuh? Atau nggak mau kamu ajak main itu? " Jerrel menatap wajah mamanya terkejut.

" Bertahan ya, demi mama Jer. Kalau aja kakak kamu bukan cewek, mama pasti jodohin Anci sama kakak kamu.... Mama tahu, kamu terpaksa jalani ini semua tapi kalau nggak gini, kamu nggak akan bisa gantiin posisi paman kamu itu. " jerrel makin terkejut mendengar kata demi kata dari mulut Bella.

" Mama nggak ikhlas kalau Pradipta group jatuh ke tangan Sankara. Harus kamu, Jer, anak mama yang mewarisi Pradipta. Selain itu, kalau Anci lolos dari genggaman kita, Pradipta dalam bencana, Jer.. "

Tubuh Jerrel membeku sekarang, tatapan Bella padanya penuh luka di tengah ambisinya menginginkan warisan dari kakek Jerrel. Tapi lebih dari itu, Jerrel lihat ada yang coba mamanya simpan rapat-rapat. Sesuatu yang sepertinya tidak sesederhana dari permasalahan tentang Pradipta yang Jerrel ketahui selama ini.

" Udah sana istirahat.. Besok jemput Anci, traktir dia makan trus beliin bunga ya. Biar Anci nggak marah lagi.. " Bella berdiri, berlalu meninggalkan Jerrel setelah mencium puncak kepala putranya itu.

" Ma.. " gumam Jerrel lirih.

Haruskah Jerrel selidiki ada apa sebenarnya ini. Mamanya terlihat tidak seperti biasanya malam ini. Ada sedih, ada luka, ada kecewa, ada marah dan ambisi dalam tatapan mamanya tadi. Tapi kenapa?

Sedih apa yang membelenggu Bella, luka apa yang dia simpan, kenapa Jerrel sama sekali tidak tahu masalah ini. Sungguh Bella malam ini sangat berbeda dengan Bella yang selama ini Jerrel lihat. Mamanya terlihat... rapuh.

*****

Keesokan harinya, seperti apa yang disarankan mamanya, Jerrel pagi-pagi sekali pergi ke rumah Anci. Dia bawa sarapan buatan Bella dan bunga mawar merah untuk diberikan ke tunangannya itu.

Jujur saja Jerrel terpaksa melakukannya, dia itu capek sejak bangun tidur sudah diomeli Bella ini itu agar mau meminta maaf pada Anci. Bahkan Bella, merangkai kata-kata permintaan maaf itu sendiri. Sungguh luar biasa sekali sang mama bersemangat pagi ini.

Sayangnya, begitu Jerrel sampai di rumah Anci, tunangannya itu sudah berangkat duluan ke kampus. Jerrel kesal setengah mati tapi coba dia tahan. Mengingat saran mamanya tadi pagi.

" Anci berangkat sama siapa bi? " tanya Jerrel nampak sangat kesal saat menanyai pembantu di rumah Anci.

" Sama non Intan dan non Cynthia, den Jerrel. Katanya udah janjian dari semalam. Emangnya den Jerrel kagak janjian sama non Anci? "

Jerrel menggeleng, " Sengaja mau kasih kejutan, bi.. Malah amsyong ya. " Jerrel terkekeh.

" Lha iya ya, den. Maaf ya den. " bibi Sri jadi merasa tak enak.

" Nggak papa bi. Aku susul aja sekarang. "

Jerrel segera pergi meninggalkan rumah Anci menuju kampus. Dia perlu bertemu Anci apapun yang terjadi. Bella pasti nanti menelpon dan bertanya tentang dia dan Anci. Jadi mau tak mau Jerrel harus bertemu Anci hari ini juga.

****

" Masih sakit nggak? " tanya San saat dia dan Anci berangkat ke kampus bersama.

" Sakit sih udah nggak, kak.. Kan semalam kaka kasih salep. Tapi emang masih ngerasa aneh kak. " Anci nyengir.

San usap puncak kepala cewek yang resmi menjadi wanitanya sejak kemarin itu, " Aneh gimana? " tanyanya.

Pipi Anci langsung merona ditanya begitu, " Kaya ada yang ngeganjel gitu. " lirih sekali Anci jawab karena malu setengah mati.

Anci jadi ingat kemarin pas pertama kali lihat sesuatu yang sangat pribadi dari diri San. Anci tak habis pikir segede itu beneran muat memasukinya. Saking gedenya, sekarang jalan Anci sedikit ngangkang karena merasa ada yang tertinggal di area pribadinya itu.

" Tadi pamit apa sama mama? " San tahu Anci sudah sangat malu, jadi dia alihkan pembicaraan mereka mencari topik lain.

" Berangkat sama Intan sama Cynthia.. Hehehe. " Anci malu ketahuan bohong.

Mau gimana coba nggak mungkin dia jujur pergi ngampus bareng cowok selingkuhannya. Bisa digantung hidup-hidup sama mama Jana.

Anci merasa belum perlu bercerita pada mamanya. Seperti yang San bilang semalam, ada waktunya nanti, dan tidak sekarang. Jadi bisa dibilang mereka backstreet dulu.

" Kak.. Boleh nggak Anci cerita sama Intan dan Cynthia soal kita? " Anci harus izin dulu, takut jadi masalah nantinya.

" Boleh.. Tapi kamu yakin mereka nggak akan ember sama siapapun termasuk Jerrel. " Anci mengangguk mantap.

" Mereka benci banget sama Jerrel. Jadi pastinya mereka ada di pihaknya aku kak. " ganti San yang mengangguk sekarang.

Setelahnya perjalanan mereka diisi dengan celotehan Anci yang menceritakan banyak hal tentang masa-masa SMA anak itu. San sampai takjub tak menyangka Anci bisa secerewet ini. Padahal kesan pertama ketemu Anci, cewek satu ini terkesan pemalu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!