Mohon dukungan 😁😁
Like,komen dan vote ya cinta 👌👌👌
Aku Mawar Paramitha tidak percaya dengan ada nya Tuhan,Lalu mengapa aku diminta untuk percaya pada CINTA???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20.Kejutan yang menyeramkan
Arthur tidak langsung pulang setelah jam kerja selesai,dia memilih pergi ke Diamond Club.Dia mendapat ajakan minum dari sahabat baik nya.
Dan tentu saja Kelan akan ikut bersama nya.
Sesampainya mereka di Diamond Club,mereka langsung di bawa ke kamar pribadi, tempat pertemuan diadakan.
"Yo , King Arthur."
Sapaan riang langsung terdengar begitu Arthur dan Kelan memasuki ruangan.
"Pengantin baru tampak nya dalam suasana hati yang buruk."
Lanjut pria itu lagi.
Buk
Arthur meraih bantalan sofa dan melempar pria itu.
Ha ha ha ha
Tawa gembira terdengar langsung di ruangan itu.
"Ayolah, kau seperti kurang pelepasan saja."
Pria yang tadi dilempar oleh Arthur masih saja mencari masalah.
Arthur hanya meliriknya dengan kesal,lalu duduk bersender ke sofa dan meraih Wine yang sudah tersedia di meja dan menyesapnya perlahan.
"Kelan ada apa dengan Tuan Muda mu? Dia tampak seperti pria yang tidak mencapi pelepasan saja.Padahal aku mendengar dari Came,bahwa istri bos mu sangat H O T"
Came adalah panggilan akrab dari sekumpulan pria ini terhadap Camelia,satu-satu nya sahabat perempuan mereka.
"Tuan Regan, Anda salah paham.Tuan Muda tengah pusing karna pekerjaan yang menumpuk."
Kelan seperti biasa selalu menjadi tameng Arthur dalam menghadapi keisengan teman-teman nya.
Namun jawaban Kelan sama sekali tidak membuat pria yang bernama Regan ini percaya.
Namun melihat wajah kusut Arthur,Regan memilih diam.Dokter muda ini memilih melanjutkan meminum minuman nya.
"Ar, aku ingin bertanya kepada mu tapi kau berjanji untuk tidak marah ,oke!"
Joy pria tampan bermata sendu, yang tengah menyesap nikotin di tangannya menoleh kearah Arthur.
Hus
Dia menghembuskan asap rokok keatas dan setia menanti jawaban Arthur.
"Katakan." kata Arthur dengan singkat.
"Kau sudah putus dengan Alea ?"
Pertanyaan di luar dugaan dari Joy sontak mengundang tatapan horor dari Kelan dan Regan kearah nya.
Joy yang di tatap seolah-olah penjahat pun merasa gamang.
"Ada apa?"
Tanya nya dengan bingung.Namun bukan nya mendapat jawaban,kaki Joy bahkan menjadi sasaran tendangan Regan,dibawah meja.
"Diamlah atau kau mati."
Bisik Regan kearah Joy.Kebetulan keduanya duduk berdampingan.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?"
Suara Arthur menarik kembali perhatian kedua pria itu.
"Yah ,kau tau kan jika keluarga ku menjalankan bisnis Jasa Travel.Dua hari yang lalu aku kebetulan mengantarkan wisatawan yang ingin berlibur ke Pulau Pelangi,dan kau tau siapa yang aku temukan disana?"
Joy sama sekali tidak menyadari raut wajah Arthur yang muram.Dia masih bersemangat bercerita mengenai perjalanan pertama nya menuju Pulau Pelangi itu, yang di gadang-gadang menjadi pulau romantis bagi kaum muda.
"Ketika aku membeli oleh-oleh untuk di bawa pulang, aku tidak sengaja melihat Alea disana.Dan kalian bisa menebak dia bersama siapa...?"
Joy mengabaikan Kelan yang mati-matian mencoba menghentikan nya.
Ehem ehem
Kelan sudah berulang kali berpura-pura batuk untuk menarik perhatian Joy, namun seperti nya Joy sama sekali tidak memahami bahasa isyaratnya.
"Jika kau sakit maka pergi berobat, mumpung Regan ada disini."
Suara Arthur terdengar sangat dingin.
Kemudian mata tajam nya beralih ke Joy.
"Kau tidak perlu bercerita panjang lebar,kau hanya perlu mengatakan bersama siapa Alea disana."
Joy akhirnya menyadari jika dia sepertinya mengucapakan sesuatu yang tidak sepatut nya dia ucapkan.
"Ah... Dia ,dia disana bersama dengan sepupu mu.Restu."
Diakhir kalimat nya Joy sengaja merendahkan suara nya.
Dengan cepat dia meraih Koktail nya dan menyesap nya.
Sementara Kelan sudah mengelap kening nya yang di banjiri oleh peluh.Dia bahkan berdoa di dalam hatinya agar Sang Tuan Muda tidak mengamuk saat ini juga.
Krakkk
Namun harapan Kelan akhir nya pupus ketika dia melihat gelas yang seharus nya berisi Wine,kini telah hancur di tangan Arthur.
"Restu..?"
Mulut Arthur berdesis ketika menyebut nama sepupunya.
♧♧♧♧♧♧
Baskara dan keluarga nya tengah menikmati makan malam mewah.Wajah mereka tidak lagi suram dan penuh ketidak berdayaan lagi.
Tidak setelah Arthur kembali melanjutkan investasi yang sempat di hentikan nya.
Namun meski begitu, Baskara harus tetap membawa pulang Alea jika ingin kerja sama ini berjalan mulus.Arthur hanya melanjutkan investasi nya saja,dia tidak bersedia membantu keluarga Paramitha menutupi kerugian mereka akibat saham yang terjun bebas dua hari yang lalu.
Tetapi itu sudah jauh lebih baik dari pada tidak sama sekali.
"Setelah Villa ini selesai di bangun, aku yakin kita akan mendapat keuntungan yang lebih dari yang kita perkirakan."
Baskara membuka percakapan di sela-sela menikmati makanan yang tersaji di depan nya.
"Kenapa kau bisa berfikir begitu?"
Tanya Sartika.Pasalnya kerugian akibat pemberhentian sepihak yang di lakukan oleh Arthur membuat keluarga mereka nyaris bangkrut.
"Tentu saja lewat promosi gratis dari kejadian ini.Orang semakin banyak mengetahui tentang proyek ini,apalagi ketika pembangunan sempat berhenti, banyak majalah bisnis yang meliput nya juga.Jadi secara tidak langsung kita sudah mendapatkan promosi gratis."
Baskara menjelaskan dengan penuh kebanggaan.
"Benar Nek.Dan ketika pembangunan Villa ini rampung,kita akan menggunakan popularitas Bian untuk mempromosikan nya kepada kalangan muda."
"Karena sasaran villa ini adalah generasi kedua yang kaya raya,maka Bian adalah yang paling cocok."
Adnan juga menambahkan penjelasan Ayah nya.
"Kalau begitu,aku harus memiliki satu villa dibawah nama ku sendiri.Bagaimana pun aku juga berkontribusi dalam mempromosikannya."
Ha ha ha
Sartika mengangguk dengan puas.
Matanya tampak berbinar ketika melihat kearah keturunannya yang menjanjikan.
Pilihan nya tidak salah.Bukan saja dia kini resmi bergandengan dengan keluarga Wijaya,tetapi cucu-cucu nya juga membanggakan.
Ada Adnan yang menjadi CEO muda, lalu ada juga Bian seorang pembalap profesional.Hanya Alea yang sedikit mengecewakan.Tetapi tidak masalah,yang terpenting kedua cucu laki-lakinya mampu menutupi kekurangan itu.
Sartika sama sekali tidak mengingat Mawar yang menjadi jembatan kesuksesan mereka saat ini.
Namun seperti kata orang bijak.
Kita tidak boleh terlalu cepat untuk merasa puas karna kemalangan akan segera menghampiri.
Ketika keesokan hari mereka terbangun kejutan akan menyambut mereka.
♧♧♧♧♧♧
Mawar yang di lupakan semua orang,kini tengah berada di Rumah Sakit MIRACLE .
Seharian meninggalkan Nenek dan Paman kecil nya di tempat asing, membuat Mawar merasa sedikit bersalah.
Karna itu,untuk menebus rasa bersalah nya.Mawar membawakan sup iga dan bubur yang sempat dia masak,tidak lupa juga beberapa jenis buah seperti, Jeruk,Apel dan Pir untuk Nenek dan Paman kecilnya.
"Bagaimana kabar Nenek?"
Tanya Mawar begitu dia melihat jika Nenek nya belum tidur sama sekali.
"Apa yang bisa terjadi terhadap wanita tua ini? Kau masih menemui ku selarut ini,apa yang akan dipikirkan keluarga suami mu?"
Mawar tidak menanggapi ocehan Nenek nya.Dia menuangkan bubur dan sup yang di bawa nya ke mangkuk dan memberikan nya kepada Sang Nenek.
"Makanan di Rumah Sakit sama sekali tidak enak,Nenek makanlah dulu.Aku memasak nya sendiri.Aku akan melihat Paman kecil."
Tanpa menunggu jawaban dari Sang Nenek ,Mawar segera keluar menuju ruangan dimana Paman kecil nya di rawat sembari membawa termos yang berisi bubur dan sup buatan nya.
"Dasar anak itu."
Mawar masih dapat mendengar kalimat gerutuan dari mulut Nenek nya,namun arus hangat perlahan mengalir membuat suasana hati nya lebih baik.
"Paman.."
Sapa Mawar ketika melihat Panji masih belum tidur.
"Kenapa kemari? Suami mu pasti marah ketika kau masih belum pulang padahal sudah malam.Kau mau dianggap istri yang tidak beradab?"
Jangan melihat Panji yang sebagai seorang pria, ketika dia sudah mulai berbicara maka dia mampu mengalahkan seorang wanita tua.
Mawar tidak menjawab omelan panjang Paman nya,dia menuang bubur dan sup yang dia bawa,lalu memberikan nya kepada Panji.
"Makanlah Paman.Aku sengaja membuat banyak agar cukup untuk Paman dan Nenek."
Mawar lalu duduk di samping tempat tidur Panji.
"Kau sudah makan?"
Belum sempat menyendokkan bubur ke dalam mulut nya sendiri,Panji masih ingat bertanya apakah Mawar sudah makan atau belum.
"Sudah,makanlah.Aku mungkin tidak akan datang besok,jadi Nenek dan Paman akan diurus oleh seorang Perawat kenalan teman ku."
Mawar tidak akan melewatkan kesempatan untuk melihat kekacauan yang akan terjadi di keluarga besar Paramitha.
Jadi dia hanya bisa meminta bantuan Boy untuk mencarikan orang yang dapat membantu menjaga Nenek dan Paman nya di Rumah Sakit.
"Tidak perlu khawatirkan kami,kau urus saja urusan mu.Tapi..."
Panji ragu untuk melanjutkan ucapan nya.
"Ada apa?"
"Itu... Apakah kau tidak berniat untuk memperkenalkan kami dengan suami mu?"
Suara Panji tidak sengaja mengecil di akhir kalimat.Meskipun Mawar tidak pernah menunjukan sikap pembangkangnya di hadapan mereka,tetapi Panji tidak pernah berani melewati batasnya.
Alis mata Mawar menukik sebelah ketika mendengar pertanyaan dari Paman kecil nya.Tampak nya sepasang Ibu dan Anak ini diam-diam merasa penasaran tentang suami kontrak nya.
"Hanya suami kontrak Paman.Lagi pula dia memiliki sifat yang angkuh,aku tidak yakin jika Paman dan Nenek akan baik-baik saja jika bertemu dengan nya."
Mawar tidak bermaksud menyembunyikan tentang ikatan nya dengan Arthur.Dia juga tidak berusaha membuat citra Arthur baik di depan keluarga nya.
Karna dia tidak ingin mengikuti jejak Ibu nya,yang selalu berkata baik-baik saja dan menutupi semua penderitaan nya dari Nenek dan Paman kecil nya hingga ke kematian nya.
Mawar bukan Bodhisattva.
Baginya, lebih baik mengutarakan semuanya dengan jujur dari pada ditutup-tutupi.
Lagi pula,Mawar tidak dapat diandalkan dalam hal yang menyangkut tentang rasa emosional diantara para manusia.