Pernikahan paksa yang sama sekali tidak diinginkan oleh Rakha, membuat pria berusia 27th itu membalas kekesalannya pada Elvira sang istri.
Rakha mengira jika wanita 20th itu sengaja mendekati Neneknya hingga berhasil menikah dengannya hanya untuk mengincar harta mereka.
Namun dibalik itu semua, tersimpan rahasia besar di masa lalu yang memaksa Elvira harus melakukan berbagai cara untuk bisa menikah dengan pria yang dianggapnya baj1ngan itu.
Lalu apa rahasia masa lalu itu, dan bagaimana Rakha dan Elvira menjalani pernikahan yang diawali dengan keterpaksaan dan kebencian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengungkap Masa Lalu
"Keluar!" teriak Nenek, mengusir Rakha.
"Mulai sekarang, Aku akan memutuskan hubungan ku dengan mu sampai kamu berhasil membawa Elvira dan Rasya, cicitku. Jika kamu tidak bisa membawa mereka kembali, maka jangan pernah lagi kemu berani menginjakkan kaki di rumah ini!"
"Rasya, namanya Rasya?" batin Rakha yang entah kenapa dia lebih fokus pada Rasya daripada ucapan Nenek yang melarangnya kembali sebelum membawa Elvira dan Rasya bersamanya. Seketika hatinya merasa ada keanehan mengingat wajah Rasya yang sudah pernah dia lihat ketika mengikuti Elvira.
Melihat Rakha yang masih berdiam tak bergerak, Nenek berteriak memanggil Rendi.
"Rendi!"
"E-saya Nyonya." saut Rendi begitu masuk ke kamar.
"Usir dia dari sini dan jangan biarkan dia kembali sebelum membawa menantu dan cicitku!"
"Nenek...." lirih Rakha dengan tatapan memelas, begitu tersentak dari lamunannya. Tapi Nenek tak peduli dan kembali menyuruh Rendi untuk mengusir Rakha.
Dengan terpaksa, Rendi mengangkat Rakha yang masih tetap duduk tak bergerak.
"Lepas! berrani sekali kau menyentuhku!" teriak Rakha. Tapi Rendi tak peduli dan menyeret Rakha dengan sekuat tenaga.
Begitu Rendi berhasil mengeluarkan Rakha dari kamar Nenek dan melepasnya, Rakha langsung menghajar Rendi secara membabi buta, seakan menumpahkan kekesalan hatinya pada Rendi. Meskipun begitu, Rendi membiarkan Rakha memukulnya tanpa mau membalas sampai akhirnya Rakha berhenti dan memukulkan tangannya ke dinding.
"Aaa arghhh....!!!" ringisnya.
"Tuan Rakha!" Rendi yang melihat tangan Rakha terluka, menarik Rakha untuk duduk di sofa, kemudian mengambil kotak obat dan mulai membersihkan darah yang ada di ruas-ruas jari jemarinya lalu membalutnya dengan perban.
Mendapat perlakuan itu, meskipun Rendi sendiri sudah babak belur karenanya, Rakha menjadi sangat sedih mengingat Rendi bukan hanya sekedar asisten pribadi Nenek. Lebih dari itu, Rendi adalah orang yang selalu melayani dan menemaninya dalam setiap hal sejak mereka masih sama-sama remaja.
"Maafkan aku," ucap Rakha, penuh sesal.
"Tidak apa-apa Tuan, saya mengerti."
Mendengar itu, Rakha jadi berpikir apakah Rendi juga mengetahui permasalahannya?
Tidak mau hanya menduga-duga Rakha langsung menanyakan itu pada Rendi.
"Apa kamu juga tahu tentang anak itu?"
Mendapat pertanyaan itu, Rendi menoleh kesana kemari, khawatir Nenek dan para pelayan lain akan melihat dan mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Rendi!"
"E-Tuan, kita jangan bicara di sini." lirih Rendi.
Paham dengan maksud Rendi, Rakha mengangguk dan mengajaknya keluar. Rakha meminta Rendi masuk ke mobilnya dan langsung membicarakan apa yang tadi menjadi pembahasan.
"Sekarang katakan, bagaimana Nenek tahu anak itu anakku. Bagaimana jika dia bukan anakku?"
"Tuan, Nyonya besar tidak akan sembarangan dalam menyatakan anak itu anak Tuan atau bukan. Sebelum Nyonya Besar menyimpulkan anak itu cicitnya, tentu Nyonya besar sudah mengambil langkah dengan melakukan tes DNA. Tanpa sepengetahuan Nyonya Elvira, Nyonya Besar mengambil rambut anak itu, dan aku mengambil rambut yang tertinggal di sisir Tuan. Dan setelah di uji, hasilnya positif, anak itu benar-benar anak Tuan Rakha.
Mendengar itu, Rakha menarik nafas yang terasa berat. Dia tidak pernah berpikir akan memiliki anak dari wanita yang dia tiduri. Karena selain dia tidak pernah mengulang bermain dengan wanita yang sama, Rakha juga telah memastikan wanita yang tidur dengannya harus sehat dan telah menggunakan alat kontra-sepsi.
Memikirkan itu semua, Rakha berpikir apakah bisa seseorang yang sudah menggunakan alat kontrasepsi masih bisa hamil?
"Tuan, tidak ada metode kontrasepsi yang 100% efektif. Meskipun tinggi, selalu ada kemungkinan kecil kehamilan bisa terjadi." penjelasan Rendi membuat Rakha sedikit bisa menerima kemungkinan itu. Tapi dia masih penasaran bagaimana awal mula Nenek bisa bertemu dengan Elvira dan mengetahui Rasya adalah anaknya. Pertanyaan itu diungkapkan oleh Rakha pada Rendi.
"Awal nenek bertemu Elvira, ketika Nyonya besar jalan-jalan ke puncak. Tanpa sengaja anak itu yang asyik berlarian menabrak Nyonya besar. Begitu melihat wajah anak itu, Nyonya besar mengatakan seperti melihat Tuan Rakha saat usianya sama sepertinya." jelas Rendi, mulai menceritakan awal pertemuan Nenek dengan Rasya.
#Falsbackon
"Siapa namamu?" tanya Nenek pada Rasya.
"Lasya." jawab Rasya yang belum bisa mengatakan R.
"Lasya. Nama yang bagus, dimana orang tuamu, kenapa berlari sendirian?" tanya Nenek melihat kesana kemari, mencari orang tua Rasya.
Tak lama kemudian, terlihat seorang wanita muda berlari kearahnya.
"Rasya... kenapa berlarian begitu jauh, bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?"
Melihat gadis muda yang terlihat begitu mengkhawatirkan Rasya, Nenek tersenyum dan menyapanya.
"Siapa namamu, apa dia adikmu?"
"Namaku Elvira Nek, dia anakku."
Mendengar itu, Nenek merasa tidak percaya sehingga ketika Elvira pamit pergi, Nenek meminta Rendi untuk terus membuntuti Elvira sampai di rumahnya.
"Kenapa Nyonya besar ingin tahu tentang gadis itu?" tanya Rendi, begitu mereka sampai di rumahnya.
"Aku tidak tahu, tapi entah kenapa melihat wajah Rasya, aku melihat wajah Rakha saat usianya seusianya.
"Nyonya besar pernah mendengar jika kita memiliki 7 kembaran di dunia? mungkin anak itu salah satu yang mirip dengan Tuan Rakha."
"Aku tidak percaya itu, itu hanya mitos."
#Flasbackoff
"Setelah hari itu, Nyonya besar selalu datang dengan berbagai macam alasan, supaya bisa lebih dekat dengan Rasya. Tidak hanya Rasya, Nenek juga mulai tertarik dengan Nyonya Elvira sehingga setelah mengetahui Rasya anak Tuan, Nenek meminta pada Elvira untuk menikah dengan Tuan."
"Apa jawaban Elvira saat pertama kali mendengar Nenek memintanya untuk menikah dengan ku?" Rakha bertanya dengan rasa yang sudah mulai merasa bersalah.
Rendi kembali mengingat jawaban yang diberikan Elvira hari itu.
"Apa yang Nenek katakan, itu tidak mungkin. Pria baj1ngan itu telah merusak kakakku, dia tidak bertanggungjawab atas anaknya, dan sekarang Nenek memintaku untuk menikah dengannya?"
"Elvira, Nenek tahu ini berat untuk mu, tapi jika kamu tidak menikah dengannya bagaimana kamu akan memenuhi keinginan kakakmu untuk mempertemukan Rasya dan Ayah kandungnya?"
"Aku bisa melakukannya tanpa harus menikah dengannya kan Nek?"
"Tidak bisa sayang, kamu harus menikah dengannya, bagaimana jika Rakha tidak menikah dengan mu, dan menikah dengan orang lain. Sekalipun Rakha mau menerima Rasya, pasangannya belum tentu mau menerimanya." Nenek terus meyakinkan Elvira dengan berbagai cara. Terutama mengatasnamakan Rasya, sehingga akhirnya Elvira dengan sangat terpaksa menyetujui permintaan Nenek.
"Lalu, dimana wanita itu sekarang?" tanya Rakha begitu selesai mendengar penjelasan dari Rendi.
"Maksud Tuan Ibunya Den Rasya?"
Rakha memejamkan mata, dan mengangguk dengan berat, bahkan sampai detik ini dia masih belum mengingat kapan dan dimana dia melakukan itu sampai bisa menghasilkan anak.
"Dia sudah meninggal dunia Tuan."
Mendengar itu, Rakha langsung menatap Rendi dengan rasa keterkejutannya.
Bersambung...
ini udah happy nanti yg pernah di masukin PD datang minta pertanggungjawaban
lanjut thor makin penasaran
lanjut thor jangan kelamaan
lanjut thor penasaran nih
lanjut thor semangat
menunggu konflik selanjutnya masih hangat" kuku bukan panas membara jadi masih so so only
lanjut thor..