Kim Sena, gadis manis berambut pendek yang kini duduk di tahun kedua SMA, tampak seperti remaja biasa. Namun di balik senyum lembutnya, ia menyembunyikan rahasia besar — dirinya adalah seorang Hunter, pemburu makhluk halus dengan peringkat atas kelima.
Mengikuti jejak sang ibu yang legendaris dan menduduki peringkat kedua, Sena bertekad melampauinya. Ia ingin menjadi Hunter terkuat, mencapai peringkat pertama yang selama ini hanya jadi impian.
Tapi jalan menuju puncak kekuatan bukanlah perjalanan mudah. Di balik setiap langkahnya, bahaya, rintangan, dan rahasia gelap dunia bawah menantinya.
Dalam perjalanan itu, Sena bertemu seekor kucing hitam di tengah hutan. tapi siapa yang akan mengira bahwa kucing itu adalah seorang dewa rubah penjaga Gunung Halla yang terkenal
Bersama dengan kucing hitamnya, perjalanan Sena menuju takdirnya pun dimulai!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Sari W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 KUCING GEMUK YANG BISA BICARA
Sesampainya diatas Sena sedikit menjelaskan, jika sensen itu sebenarnya adalah seorang dewa digunung Halla yang mengambil wujud seekor kucing. Dan saat ini sensen bertugas untuk melindungi sena dari bahaya.
"Oh jadi begitu! Ini menjelaskan mengapa kucing ini bisa bicara." Ucap Yerin sambil menatap sensen yang sedang duduk dipagar tepat disampingnya.
"Itu berarti dia yang menemanimu berlatih saat ini ya? Apa ada masalah yang harus kalian selesaikan disekolah ini?" Tanya Yerin penasaran.
"Sebenarnya....."
"Tidak perlu ikut campur dasar bocah." Sela sensen dengan ketus.
PLAK!
"Jangan bicara seperti itu sensen!" Sena memukul kepala sensen.
"Berani sekali kau memukul kepala seorang dewa?! Kemari kau akan kuberi pelajaran yang akan kau ingat seumur hidupmu!" Balas sensen yang tak terima.
"Kau kan saat ini dalam bentuk kucing yang sangat gemuk, jadi tidak apa apa kan?!" Jahil Sena yang menunjuk nujuk kepala sensen.
"Waah~ kucing ini mempunyai temprament yang buruk ya? Mungkinkah ada yang bisa aku bantu Sena?" Sambung Yerin tertawa kecil melihat mereka berdua berkelahi.
"Sebenarnya memang ada sesuatu tapi, kau tidak perlu terlibat dalam hal ini. Aku takut nanti akan membahayakanmu jadi, aku dan sensen yang akan menyelesaikannya. Terimakasih sudah menawarkan bantuan" ucap Sena dengan senyuman.
"aku masih tidak mampu untuk melindungi diriku sendiri apalagi orang lain jadi, aku agak khawatir jika kau mengetahui lebih dalam lagi tentang hal hal ini." Sambung Sena seraya menatap langit yang biru.
Yerin menatap sejenak Sena dan tersenyum kecil.
"Baiklah aku mengerti. aku akan sangat senang jika kau meminta bantuanku suatu hari nanti, apa kau tau? tidak bisa melihat suatu mahluk agak menyebalkan bagiku, meski jujur saja aku sebenarnya takut dengan mereka. Karena kau bisa melihatnya dan selalu terlibat dalam bahaya seorang diri, aku jadi ingin membantumu meskipun hanya bantuan kecil bagimu. Dan saat kau meminta bantuanku nanti, itu akan membuatku sangat senang." Ungkap Yerin sambil bersandar dipagar dan tersenyum kearah Sena.
Sena terdiam mendengar perkataan Yerin, disaat yang lainnya pergi menjauh dari Sena justru Yerin ingin terlibat bersamanya.
Sena tidak akrab dengan teman kelas lainnya selain Yerin, itu karena pernah ada rumor bahwa ada yang melihat Sena berbicara sendiri dan melakukan gerakan aneh. Ini membuat yang lainnya berfikir bahwa Sena adalah anak yang tidak waras dan menjauhi Sena hingga saat ini.
Dan disaat semua menjauhi Sena, Yerin perlahan mendekatinya dan mengajaknya berteman hingga saat ini.
Ternyata itu yang dirasakan oleh Yerin ya? Aku mengerti perasaan itu, saat kita tidak bisa berbuat apa apa untuk membantu seseorang yang ingin kita lindungi. Tapi, kali ini aku tidak ingin membuatnya terlibat lebih jauh lagi dengan para mahluk, aku tidak ingin dia terluka karena ku nantinya. Tapi, dia sangat ingin membantuku. Pikir sena
"Baiklah,aku akan meminta bantuanmu jika aku merasa sulit nantinya." Balas Sena dengan wajah sumringah.
"Benarkah?! Waaah~ terimakasih! Aku sangat senang sekarang!" Sahut Yerin seraya memegang tangan Sena dan melompat lompat kegirangan.
Sena tersenyum lebar melihat Yerin yang sangat senang membantunya.
"Oi! Kau bisa mati loh, bocah bandana." Ucap sensen dengan menunjuk Yerin.
"Sensen! Aku tidak akan melibatkannya dalam hidup dan mati tau!" Bentak Sena yang kesal pada sensen.
Melihat sensen yang tidak bersahabat dengannya, Yerin lalu mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
"Jeng! Jeng! Lihat ini apa kau suka?~" Yerin mengeluarkan Odeng dalam bentuk kaleng yang ia beli dikantin sekolah.
"Cih! Kau pikir aku kucing kampung biasa? Aku tidak makan makanan kaleng seperti itu! Nyaa!" Tolak sensen dengan sombong.
"Sen-"
KLAK!
Yerin membuka penutup kaleng itu dan mengambil isi didalamnya.
"Lihat, apa kau tidak tergoda dengan aromanya yang sangat enak ini?" Yerin menggoda sensen dengan odeng tersebut.
"Tidak dasar bodoh!" Balas sensen yang terlihat menahan godaan dari Yerin karena bau Odeng yang sangat kuat.
"Benarkahhh?" Yerin menempelkan Odeng itu di pipi sensen
Sensen gemetar dan berkeringat menahan aroma yang sangat enak itu dan akhirnya sensen pun menyerah.
Saat ingin memakan Odeng yang ada dipipinya itu, Yerin langsung menariknya dengan cepat.
"Berikan! Berikan! Berikan! Dasar manusia lemah!" Ucap sensen sembari melompat lompat berusaha mengambil Odeng yang ada ditangan Yerin.
"Hahaha, akhirnya tergoda juga. Akan aku berikan semuanya, tapi sekarang kita berteman bagaimana? Akan aku berikan camilan yang enak enak saat kita bertemu nanti." Sahut Yerin membuat kesepakatan.
"Baiklah! Baiklah! Sekarang berikan!" Jawab sensen seraya mengadah.
Yerin pun memberikan Odeng kaleng itu pada sensen, dan sensen duduk tenang memakannya.
"Bawakan aku camilan yang banyak, bocah bandana." Oceh sensen seraya memakan Odeng tersebut.
"Imutnya~ tentu saja!" Sahut Yerin dengan wajah yang merona melihat kegemasan sensen.
Sena terdiam melihat kelakuan mereka berdua dan sedikit Dejavu akan hal itu.
Seperti aku pernah melihat adegan ini, tapi dimana? Mengapa aku bisa lupa?.
Yerin yang menggoda sensen, ternyata mirip dengan dirinya saat pertama kali mendekati Sena. Yang membedakannya adalah Sena, tidak termakan oleh godaan dari si Yerin.
TENG...TENG....TENG
Bel tanda masuk pun mulai berdenting.
Sena,Yerin dan sensen pun kembali ke kelas.
Dalam perjalanan ke kelas, Sena meminta sensen untuk menunggunya diluar sambil mengamati keadaan dan sensen setuju.
Sementara Sena melanjutkan waktu belajarnya, sensen meminta dengan para mahluk mini yang lemah untuk mencari keberadaan dari si pemilik kursi tersebut. Karena sensen saat ini sedang kekenyangan dan malas untuk bergerak.
Mahluk mini berwujud seperti bayangan manusia, sama seperti namanya mahluk ini mempunyai tubuh yang kecil dan transparan.
"Oi, mahluk lemah. Carikan aku pemilik dari aura ini." Sensen memberitahu mereka dengan aura yang ia ambil dikursi itu sambil bermalas-malasan.
"Sudah! Pergilah!" Ucap sensen menyuruh mereka untuk segera pergi.
Para mahluk itu pun menuruti perintah sensen, karena didesa yang sekarang Sena tempati sensen adalah mahluk yang paling berkuasa dan yang paling kuat ditempat itu jadi, tidak heran jika semua mahluk lemah menuruti perintah dari sensen.
"Apa yang akan dibawa oleh bocah bandana itu nantinya? Memikirkannya saja sudah membuatku sangat senang~ Nyaa~ Nyaa" gumam sensen sambil bergulung gulung di rerumputan seraya menunggu, mahluk mini itu kembali membawa informasi.
Tak lama kemudian mahluk mini itu kembali dan mengatakan sesuatu pada sensen.
Karena tidak bisa bicara, sensen berkomunikasi melalui aura dan gestur tubuh yang ada pada mahluk mini tersebut.
Sensen menganggukkan kepalanya saat ia sedang mendengarkan mahluk mini itu memberikan informasi.
"Jadi begitu, baiklah kalian boleh pergi." Sensen melempar sebuah permen untuk para mahluk mini itu.