NovelToon NovelToon
Claimed By Mister Mafia

Claimed By Mister Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Anak Yatim Piatu / Romantis / Cinta Terlarang / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: tami chan

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Amy pindah ke Bordeaux -sebuah kota Indah di Prancis, dan berteman dengan Blanche Salvator yang ternyata merupakan anak dari seorang Mafia paling di takuti bernama Lucien Beaufort.
Dengan wajah yang karismatik, mata biru dan rambut pirang tergerai panjang, Lucien tampak masih sangat muda di usia 35 tahun. Dan dia langsung tertarik pada Amy yang polos. Dia mendekati, merayu dan menggoda tanpa ampun.
Sekarang Amy di hadapkan pilihan : lari dari pria berbahaya yang bisa memberinya segalanya, atau menyerah pada rasa yang terus mengusiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Minta hadiah.

Cahaya pagi yang keemasan menyelinap melalui celah tirai, menari-nari di atas selimut sutra yang lembut. Amy membuka mata, rasa segar yang tak biasa mengalir dalam tubuhnya. Namun, ada sesuatu yang asing. Langit-langit kamar ini bukan langit-langit kamarnya. Perlahan, kenangan semalam kembali mengalir : Lucien memaksa ingin mendengarkan cerita Amy tentang Amanda dan mengajaknya ke sebuah Hotel mewah bak istana!

Dia memutar kepalanya, dan di sana, di bantal sebelah, tergeletak jawabannya.

Lucien di sana. Dia berbaring miring, menopang kepalanya dengan satu tangan, matanya—sehangat madu di pagi hari—tertuju padanya dengan tatapan yang begitu lembut dan penuh kekaguman. Sebuah senyum kecil yang hangat dan intim mengembang di bibirnya, seolah-olah menyaksikan pemandangan terindah di dunia.

“Selamat pagi, sayangku,” suaranya serak dan dalam, bergetar dengan kehangatan yang membuat hati Amy berdebar.

“Selamat pagi,” balas Amy, suaranya masih berbisik. Pipinya memerah. Dia menarik selimut lebih tinggi, merasa malu sekaligus hangat oleh perhatian Lucien. “Berapa lama kau menatapku seperti ini?”

“Sejak cahaya pertama menyentuh wajahmu,” jawab Lucien, tangannya yang bebas meraih dan dengan lembut menyisir helaian rambut Amy yang berantakan di bantal. Sentuhannya ringan, membuat kulit Amy merinding. “Aku tidak tega melewatkan pemandangan ini. Tidurmu begitu tenang, seperti malaikat.”

Jari-jari Lucien tidak hanya menyisir rambutnya, tetapi kemudian dengan lembut menelusuri garis rahangnya, dari pelipis hingga ke dagu. Sentuhannya penuh hormat dan takjub, seolah-olah sedang menyentuh porcelain yang sangat berharga.

“Aku… sejak kapan aku tertidur? Bu-bukankah kita sedang mengobrol di ruang tamu, semalam? Di sofa… itu…” gugup Amy –malu. Dia mengangkat sedikit selimutnya dan mengintip ke dalam. Ikatan bathrobe nya masih sama, pakaian dal*mnya pun masih menempel sempurna di tubuhnya. Sepertinya tak terjadi apa-apa semalam, syukurlah.

“Kau meremehkan aku, ya? kau pikir aku bakal berbuat macam-macam saat kau tidur? Hem?” ucap Lucien dengan nada kesal yang di buat-buat.

“Eh? Ehem.. bu-bukan begitu.. ma-maafkan aku…” ucap Amy malu sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Lucien terkekeh, lalu dengan perlahan menarik tangan Amy –menjauhkannya dari wajah cantik itu, “jangan ditutup, aku masih ingin melihatnya lebih lama lagi…’ ucap Lucien lirih –berbisik lembut, membuat bulu kuduk amy meremang.

“Me-melihat apa?” tanya Amy gugup, matanya memandang Lucien yang pagi ini pun terlihat tampan dengan bulu-bulu halus yang tumbuh berantakan di dagu dan janggutnya. Sepertinya dia belum bercukur pagi ini.

“You’re beautiful bare face… sweetheart..” bisik Lucien. Dia membungkuk lebih dekat, dahinya menempel pada dahi Amy. Nafas mereka berbaur, menciptakan ruang intim yang hanya berisi mereka berdua.

Dia menutup jarak yang tersisa, menempatkan ciuman yang lembut dan penuh arti di bibir Amy. Bukan ciuman yang penuh gairah, tetapi sebuah janji. Sebuah sambutan untuk pagi hari, dan pengakuan akan kedamaian sempurna yang mereka rasakan. Dunia seakan lenyap, hanya tersisa kehangatan tubuh mereka dan cahaya pagi yang semakin terang.

Setelah beberapa saat yang terasa abadi, mereka berpisah. Lucien tersenyum, matanya berbinar.

Sedang Amy tampak menahan sesuatu yang membuat Lucien penasaran.

“Ada apa?”

“Geli…” bisik Amy sambil meringis. Lalu entah dapat keberanian dari mana, Amy mengulurkan tangannya dan mengusap rahang Lucien yang di tumbuhi bulu-bulu halus itu, “bulu-bulu halus ini… membuatku geli…” bisiknya lagi.

Lucien menahan napas sesaat saat sentuhan lembut tangan Amy menyapu pipi dan rahangnya. Lalu dia menunduk dan tersenyum, menolehkan sedikit kepalanya agar jemari Amy beralih dari pipi ke bibirnya lalu dengan lembut Lucien mengecupnya , membuat Amy tersentak kaget dan buru-buru menarik tangannya.

“A-aku lapar…” ucapnya cepat sambil buru-buru bangun dari tidurnya. Apa yang barusan Amy lakukan? Dia seperti memberi kode pada Lucien untuk berbuat ‘sesuatu’. Amy langsung merasa bodoh dan memaki dirinya sendiri dalam hati.

Lucien menjilati bibirnya, seolah kecewa karena jemari Amy pergi begitu cepat. Tatapan Lucien masih melekat pada wajah Amy yang mulai memerah, lalu akhirnya dia tersenyum. “Ayo, kita ke ruang makan. Aku ingin kau mencoba sarapan yang kusiapkan.” Lucien mengulurkan tangan pada Amy .

Dengan penasaran, Amy menerima tangannya dan membiarkan dirinya dibimbing ke ruang makan suite mereka. Dan di sana, di atas meja kayu yang elegan, terpajang sebuah hidangan yang disusun dengan indah.

“Lucien, ini…” desis Amy, terpesona.

Di atas piring, terdapat canelés—kue kecil Bordeaux yang legendaris, dengan kulitnya yang coklat gelap, renyah, dan bagian dalamnya yang lembut seperti puding. Di sampingnya, ada beberapa iris jambon de Bayonne (ham khas Bayonne) yang tipis, dan sepiring crepes yang masih hangat dengan aroma mentega yang menggoda. Segelas anggur merah muda dari Bordeaux dan secangkir coklat panas yang kental juga telah menunggu.

“Aku ingin memberikanmu sedikit rasa Bordeaux untuk memulai harimu,” kata Lucien, mendekati kursinya untuk Amy. “Sarapan khas yang sempurna. Canelés ini masih hangat, bagian luarnya harus tetap renyah.”

Amy duduk, hatinya meleleh oleh usaha dan perhatian Lucien. Dia tidak hanya membawanya ke Bordeaux, tetapi dia juga membawa Bordeaux kepada mereka, di pagi yang penuh keajaiban ini.

“Ini luar biasa, Lucien. Terima kasih,” ucapnya, tangannya yang satu masih menggenggam tangan Lucien erat-erat. “Tidak hanya untuk sarapannya, tapi untuk… semuanya. Untuk pagi ini.”

Lucien menekan tangan Amy dengan lembut. “Setiap pagi… setelah kita bersama nanti… kamu akan melewati hari indah seperti ini –” janji Lucien.

Amy tersenyum dengan wajah merona –cantik sekali.

“Aku penasaran,” ucap Amy tiba-tiba.

“Tentang apa?” tanya Lucien yang kini sudah duduk tepat di sebelah Amy.

“Apakah kau benar-benar bisa memasak? Aku ingin sekali mencicipi masakanmu, Luce…”

Lucien menaikkan sebelah alisnya, “bukankah kau sudah pernah? Saat sakit beberapa waktu lalu? Sup daging yang kubuatkan untuk makan malam?” ucap Lucien mencoba membuat Amy ingat.

“Iya, tapi aku ingin mencicipi masakanmu yang lain. Papa ku dulu sangat pintar memasak nasi goreng. Bisakah kau melakukannya untukku?”

Lucien terdiam, dia meletakkan garpu dan pisau makannya di meja, lalu menopang dagu dengan kedua tangannya sambil menatap Amy dengan tatapan yang bisa mencairkan gunung es di antartika. “Dan jika aku bisa membuat nasi goreng yang enak… apa hadiahnya?”

Aiyyaa… sepertinya Amy salah bicara. Dia langsung menutup mulutnya rapat, lalu kembali focus pada makanannya yang ada di atas meja.

“Hadiah yang aku inginkan…” gumam Lucien karena tak mendapat jawaban dari Amy, “kita tidur bersama semalaman? Bagaimana?” Lucien menyeringai bahagia.

“A-apa! Gila! Memangnya tubuhku hanya seharga nasi goreng!” kesal Amy.

Lucien tergelak, “tidak! Tentu tidak sayangku. Bukan begitu maksudku… kita hanya tidur semalaman, saling berpelukan… tanpa melakukan apapun. AKu janji!” 

Amy terdiam, “memangnya… semalam kita tidak melakukannya?” tanyanya bingung.

Lucien menggaruk tengkuknya, “tidak… aku tidak berani, takut kamu marah,” jawabnya polos.

“Serius?” tanya Amy tak percaya.

Lucien mengangguk sambil menunjukkan dua jarinya.

Amy terkejut –kagum lebih tepatnya. Ternyata Lucien benar-benar memegang janjinya dengan teguh. Dia benar-benar sosok lelaki yang sangat bertanggung jawab. Mana mungkin Amy tak meleleh olehnya.

Amy tersenyum, lalu mengangguk, “asal kau benar-benar menepati janjimu…”

Mata Lucien berbinar gembira, “Nanti malam, ah! Aku lupa nanti malam kita harus bertemu Jacques! Kalau begitu sore saja bertemu Jacques, dan malamnya aku akan buatkan kamu nasi goreng, lalu setelah itu kita bisa bersantai dan ber-“

“Sudah! Jangan dilanjutkan.. ma-mari kita makan saja,” ucap Amy cepat sambil menunduk dan buru-buru menyantap sarapannya.

Lucien tersenyum senang, dan seperti anak kecil yang sudah mendapatkan apa yang dia mau, dia langsung patuh dengan ucapan Amy.

1
sunshine wings
Semoga cepat sembuh ya author.. 💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️🤲🏼🤲🏼🤲🏼🤲🏼🤲🏼
Tamie: makasih kk 🥰🥰
total 1 replies
sunshine wings
Akhirnya Amy sadar juga akan perasaannya...❤️❤️❤️❤️❤️💪💪💪💪💪
sunshine wings: 😅😅😅😅😅
total 2 replies
sunshine wings
Aku suka storynya author..
👍👍👍👍👍
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
❤️❤️❤️❤️❤️
Tamie: makasih kk 🙏🙏🙏
total 1 replies
sunshine wings
Semoga Lucien dan Amy disatukan ya author.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭 aamiin...
total 1 replies
sunshine wings
Nah.. Lengah kan.. 🤨🤨🤨🤨🤨
Tamie: pacaran bae jadilengah 😄
total 1 replies
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
Wah! Kembang setaman Amy.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭...
total 1 replies
sunshine wings
hahaha . pawangnya Amy..
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: mleyot g tuh 🤭🤭
total 1 replies
sunshine wings
hubungi papanya Blanche, Amy..
sunshine wings
Jangan coba² 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
Tamie: belum tau siapa Lucien dia 😏😏
total 1 replies
sunshine wings
Betul apa katanya Amy.. Enak saja ngatain orang yg nggak² 😏😏😏🙄🙄
sunshine wings
Papanya toh..🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭.....
total 1 replies
sunshine wings
Apa mungkinkah pria yg diselamatkan Amy itu ayahnya ato kakanya Blanche?
🤔🤔🤔🤔🤔
Tamie: jàwabannya ada di bab berikutnya 😎🤭
total 1 replies
sunshine wings
Lanjutkan saja Amy.. Kalo orangnya bae sepatutnya gak masalah ya..
Tamie: bener banget, G usah dengerin gosip 😄🤭
total 1 replies
sunshine wings
Semangat Amy 💪💪💪💪💪
Semua akan indah pada waktunya..
Karma tidak akan salah tempat..
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Cepat Amy!!!
Jangan beri kesempatan pada lintah penghisap darah!!!
💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️
Tamie: pasti semua bakal kena balasan satu persatu 😎😎
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!