NovelToon NovelToon
Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:667
Nilai: 5
Nama Author: Lingga Mn

Fresha seorang gadis lugu, kurang percaya diri yang viral mirip Sha Artis legend yang telah meninggal 20 tahun.
Setelah kacamata Fresha terlepas maka tanpa sadar Fresha jadi Sha, yang percayadiri , aura bintang dia mulai muncul.
Fresha bisa tahu masa lalu Sha Sangat Legenda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lingga Mn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunda Fatma, Fresha adalah Sha?

"Bunda, maafkan kami," ucap Akbar dengan nada menyesal. "Kami hanya berbeda pendapat tentang acara peringatan Sha."

"Berbeda pendapat?" Bunda Fatma mengangkat sebelah alisnya. "Sampai harus berteriak-teriak seperti ini? Apa kalian lupa kalau Sha tidak suka dengan pertengkaran?"

Gea mendekati Bunda Fatma dan berlutut di samping kursi rodanya. "Bunda, Gea hanya khawatir. Kami merasa tidak enak karena mengadakan acara peringatan untuk Sha, sementara kita tidak tahu pasti apakah dia masih hidup atau tidak."

Bunda Fatma menghela napas panjang dan mengusap rambut Gea dengan sayang. "Gea, Bunda mengerti kekhawatiranmu. Tapi Bunda percaya dengan Akbar. Dia pasti punya alasan yang kuat untuk tetap mengadakan acara ini."

Bunda Fatma menatap Akbar dengan tatapan penuh harap. "Akbar, jelaskan pada Bunda. Kenapa kamu begitu ingin mengadakan acara ini? Apa yang kamu sembunyikan dari Bunda?"

Akbar menelan ludah dan mendekati Bunda Fatma. "Bunda, aku ingin menjaga tradisi desa. Aku ingin menghormati Sha. Dan... aku ingin menyambut tamu kita dengan baik. Lidia dan Fresha akan segera tiba di desa ini. Aku ingin menunjukkan kepada mereka betapa pentingnya Sha bagi kami."

Bunda Fatma terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Bunda mengerti. Tapi ingat, Akbar, jangan sampai kamu membuat tamu kita merasa tidak nyaman. Mereka datang untuk berlibur, bukan untuk melihat kita bersedih dan mengenang masa lalu."

"Baik, Bunda," jawab Akbar dengan nada patuh. "Aku akan berusaha sebaik mungkin."

Bunda Fatma menatap Akbar dan Gea dengan tatapan lembut. "Bunda tahu, kalian berdua adalah anak-anak yang baik. Kalian hanya ingin yang terbaik untuk desa ini. Tapi ingat, jangan sampai perbedaan pendapat membuat kalian bertengkar. Kita harus selalu bersatu dan saling mendukung."

Bunda Fatma mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Akbar dan Gea. "Sekarang, berhentilah berdebat dan bersiaplah untuk menyambut tamu kita. Tunjukkan kepada mereka keramahan Desa C yang sesungguhnya."

Akbar dan Gea tersenyum dan mengangguk. Mereka merasa lega karena Bunda Fatma telah menengahi perdebatan mereka. Mereka berjanji akan berusaha untuk tidak bertengkar lagi dan fokus untuk menyambut kedatangan Lidia dan Fresha.

Namun, di balik senyum mereka, tersimpan pertanyaan besar: Bagaimana mereka akan menyembunyikan kebenaran tentang Sha dari Fresha? Dan bagaimana mereka akan menghadapi reaksi Fresha jika dia mengetahui bahwa dirinya adalah Sha?

Setelah Bunda Fatma menengahi perdebatan mereka, Akbar dan Gea berjalan keluar dari ruang tamu. Mereka berdiri di teras rumah, menatap hamparan sawah hijau yang membentang di hadapan mereka.

"Bang," ucap Gea pelan, memecah keheningan. "Apa kita nggak sebaiknya memberi tahu Bunda tentang Fresha?"

Akbar menghela napas panjang. "Aku juga berpikir begitu, Ge. Tapi aku takut. Bunda sudah tua dan sakit-sakitan. Aku nggak mau berita ini membuatnya terkejut dan kesehatannya memburuk."

"Tapi, Bang, Bunda berhak tahu. Dia berhak tahu kalau putrinya mungkin masih hidup," balas Gea dengan nada mendesak.

Akbar terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Kamu benar, Ge. Bunda berhak tahu. Tapi kita harus melakukannya dengan hati-hati. Kita harus memberitahunya secara perlahan, agar dia tidak terkejut."

"Aku setuju, Bang. Kita akan memberitahunya pelan-pelan. Aku akan bicara dengan Bunda sekarang," kata Gea dengan tekad bulat.

Gea berjalan menuju kamar Bunda Fatma, sementara Akbar tetap berdiri di teras, merasa cemas dan khawatir.

Gea mengetuk pintu kamar Bunda Fatma dengan pelan. "Bunda, boleh Gea masuk?"

"Masuklah, Gea," jawab Bunda Fatma dari dalam kamar.

Gea membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. Ia melihat Bunda Fatma duduk di kursi rodanya, memegang sebuah buku usang di tangannya. Gea mendekat dan melihat bahwa buku itu adalah buku harian Sha. Nampak jelas air mata Bunda Fatma mengalir di pipinya.

Gea duduk di samping Bunda Fatma dan meraih tangannya. "Bunda, apa yang sedang Bunda baca?"

Bunda Fatma tersenyum lemah dan menutup buku hariannya. "Bunda hanya sedang mengenang Sha, Gea. Bunda sangat merindukannya."

Gea menghela napas panjang dan menatap Bunda Fatma dengan tatapan serius. Cahaya senja yang masuk melalui jendela kamar, menyoroti kerutan di wajah Bunda Fatma, membuatnya tampak lebih rapuh dari biasanya.

"Bunda, sebenarnya ada sesuatu yang ingin Gea ceritakan pada Bunda. Ini... ini sangat penting, dan mungkin akan sulit untuk Bunda terima," ucap Gea dengan suara bergetar, berusaha mengendalikan emosinya.

Bunda Fatma mengerutkan kening, merasakan firasat buruk. "Sesuatu tentang apa, Gea? Katakan saja, jangan membuat Bunda khawatir."

Gea menggenggam tangan Bunda Fatma erat-erat, seolah menyalurkan kekuatan dari wanita yang telah membesarkannya itu. "Bunda, Zheshe... dia melakukan sesuatu yang mungkin terdengar gila. Dia mengambil foto Fresha saat SMP dan SMA, lalu menggunakan aplikasi aneh untuk membandingkannya dengan foto Sha waktu muda. Dan... hasilnya..." Gea berhenti sejenak, menelan ludah, "...hasilnya sangat mencengangkan. Fresha saat SMA... dia seperti Sha yang hidup kembali."

Bunda Fatma terdiam membeku, napasnya tercekat. Matanya membulat, menatap Gea dengan tatapan tak percaya. "Apa... apa maksudmu, Gea? Apa kamu bilang Fresha mirip dengan Sha?"

Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Gea. "Tidak hanya mirip, Bunda. Bang Akbar... dia diam-diam melakukan tes DNA. Dia ingin memastikan apakah kecurigaan kami benar. Dan... hasilnya..." Gea terisak pelan, "...hasilnya positif. Fresha... Fresha adalah anak Bunda."

Bunda Fatma tersentak, tubuhnya bergetar hebat. Buku harian Sha yang dipegangnya terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai dengan bunyi yang memekakkan telinga. "Tidak... tidak mungkin," bisiknya lirih, menggelengkan kepalanya dengan keras. "Ini pasti mimpi buruk. Ini tidak mungkin terjadi."

Gea berlutut di samping kursi roda Bunda Fatma dan memeluknya erat-erat. "Bunda

Gea berlutut di samping kursi roda Bunda Fatma dan memeluknya erat-erat, berusaha menenangkan wanita yang kini tampak begitu rapuh dan kehilangan arah. "Bunda, aku tahu ini sulit dipercaya. Tapi ada satu hal lagi yang perlu Bunda ketahui. Bu Lusi gurunya Zheshe... dia menemukan artikel penelitian tentang sesuatu yang sangat aneh. Tentang pemindahan memori... dari seseorang yang sudah meninggal... ke tubuh orang lain yang koma."

Bunda Fatma mendorong Gea menjauh, menatapnya dengan tatapan kosong. "Pemindahan memori? Apa maksudmu, Gea? Apa yang sedang kamu coba katakan?"

Gea menarik napas dalam-dalam, menguatkan dirinya untuk mengucapkan kata-kata yang akan mengubah hidup Bunda Fatma selamanya. "Bunda, kami percaya... kami percaya bahwa Fresha... adalah Sha. Bahwa ingatan Sha... telah dipindahkan ke tubuh Fresha. Bahwa putri Bunda... telah kembali."

Bunda Fatma terisak keras, air mata mengalir deras membasahi pipinya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, berusaha menahan gejolak emosi yang menghantamnya. "Sha... putriku... kembali?" bisiknya lirih, suaranya pecah dan penuh keraguan. "Tapi... bagaimana mungkin? Ini... ini terlalu gila untuk dipercaya."

Gea menggenggam tangan Bunda Fatma erat-erat, menatapnya dengan tatapan penuh kasih sayang. "Bunda, aku tahu ini sulit dipercaya. Tapi kami punya bukti. Kami punya alasan untuk percaya. Dan yang terpenting... kami ingin Bunda bahagia. Kami ingin Bunda tahu bahwa Sha tidak pernah benar-benar pergi."

Bunda Fatma membuka matanya perlahan, menatap Gea dengan tatapan penuh harapan. "Benarkah, Gea? Benarkah Sha... benar-benar kembali?"

1
Johana Guarneros
❤️Karakter-karakter dalam cerita ini begitu hidup dan membuatku empati padanya.
Layla
Luar biasa!
Gái đảm
Terima kasih Thor, karena ceritamu aku jadi bisa mimpi indah malam ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!