NovelToon NovelToon
Pewaris Terhebat 2

Pewaris Terhebat 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:18.6k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Setelah kemenangannya melawan keluarga Ashcroft, Xander menyadari bahwa kejayaan hanyalah gerbang menuju badai yang lebih besar.

Musuh-musuh lama bangkit dengan kekuatan baru, sekutu berpotensi menjadi pengkhianat, dan ancaman dari masa lalu muncul lewat nama misterius: Evan Krest, prajurit rahasia dari negara Vistoria yang memegang kunci pelatihan paling mematikan.

Di saat Xander berlomba dengan waktu untuk memperkuat diri demi melindungi keluarganya, para musuh juga membentuk aliansi gelap. Caesar, pemimpin keluarga Graham, turun langsung ke medan pertempuran demi membalas kehinaan anaknya, Edward.

Di sisi lain, Ruby membawa rahasia yang bisa mengguncang keseimbangan dua dinasti.

Antara dendam, cinta, dan takdir pewaris… siapa yang benar-benar akan bertahan di puncak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Sialan! Aku terlalu meremehkan pria tadi dan orang-orang ini." geram pria paruh baya yang tidak lain adalah anak dari Evan Krest. "Pria tadi pasti sengaja mengumpankan diri agar dia bisa mengetahui siapa pelaku di balik hilangnya dua orang yang berhasil kusekap. Setelah dia berhasil masuk ke tempat ini, dia dengan cepat mengirim tanda pada rekan-rekannya."

"Tidak." Pria paruh baya bernama Bernard terdiam sejenak. "Sejak awal dua pria yang kusekap kemungkinan adalah dua orang suruhan. Mereka ikut mengirimkan tanda pada orang-orang itu. Mengingat ucapan pria tadi, dia sepertinya sudah tahu mengenaiku, Darren dan Kelly. Dia memang tidak sekuat Darren, tapi dia cerdas karena berhasil membuatku lengah."

Bernard menarik sebuah batu. Sebuah pintu rahasia tiba-tiba muncul dari dinding tanah. Ia bergegas memasuki pintu, berlari menuju tempat persembunyian Evan Krest dan putrinya Kelly berada.

Bernard menghubungi Darren, tetapi panggilannya sama sekali tidak terhubung. "Apa yang terjadi pada Darren? Dia sekali tidak memberi tanda apapun. Apa mungkin dia sudah tertangkap oleh salah satu orang yang berusaha menemukan ayah?"

"Pria pembunuh bayaran itu juga tidak terlihat lagi. Apa yang sebenarnya dia rencanakan?" Bernard berdecak. "Sialan! Pembunuh bayaran itu sepertinya sengaja diturunkan agar aku waspada dan luput dari kedatangan pasukan lain."

Bernard mengangkat ponsel ketika benda itu berbunyi. "Katakan Kelly."

"Ayah, aku melihat banyak orang sedang mengawasi beberapa rumah singgah. Salah satunya adalah tempat aku dan kakek berada," ujar Kelly.

"Apa mereka sudah bergerak?"

"Tidak. Mereka masih berada di tempat mereka." Kelly mengamati keadaan sekeliling rumah singgah dari layar. "Kakek masih memintaku untuk bertahan di sini."

"Apa Darren sedang bersamamu?”

"Tidak, Ayah." Kelly menoleh pada Evan Krest yang tengah duduk di kursi sambil meneguk teh hangatnya dengan satu pisau berada di atas meja.

"Ada kemungkinan jika kakakmu Darren sudah tertangkap musuh. Kemungkinan besar orang-orang itu tidak akan menyakitinya, tapi aku yakin Darren tidak akan membocorkan apapun mengenai lokasimu dan ayah."

Evan Krest meletakkan cangkir teh di meja agak keras. "Ini semua karena kesalahan ayahmu, Kelly. Dia lengah."

"Kelly, berikan ponselmu pada kakekmu sekarang." Bernard berbelok ke kiri, melewati jalan lurus yang cukup panjang.

Evan Krest meletakkan ponsel di atas meja. "Apa yang sudah terjadi?"

"Ada seorang pembunuh bayaran yang tiba-tiba muncul. Dia berhasil bertahan dari racun yang ada di dalam rumah. Aku tidak tahu keberadaannya saat ini."

"Pembunuh bayaran?" Evan Krest tertawa. "Sepertinya mereka ingin menghabisiku? Ini benar-benar menarik. Aku menjadi sangat penasaran dengan siapa yang mengirimkan mereka.”

Evan Krest bangkit dari kursi, mengambil pisau berukiran harimau emas, mengarahkannya ke lampu ruangan. "Tanpa mereka bunuh pun, aku akan tetap mati.

Baiklah, aku akan tetap memutuskan untuk tetap berada di sini."

"Ayah." Bernard terkejut hingga menjauhkan ponsel dari telinga sesaat. "Mereka membawa pasukan yang tidak sedikit. Kemungkinan pasukan mereka sudah tersebar di seluruh pulau untuk mempersempit gerak kita. Jika keadaan berbahaya, pergilah dengan Kelly. Aku akan tetap berada di pulau ini untuk mencari Darren.”

"Kau sepertinya tidak mendengar perkataanku tadi, Bernard. Aku penasaran dengan orang yang sudah mengirim mereka. Aku akan sangat senang jika bertemu dengannya saat ini."

Evan Krest menutup panggilan sepihak, melemparkan ponsel sembarang dan dengan cekatan Kelly menangkapnya.

"Kakek," gumam Kelly khawatir.

Kelly menoleh pada layar. Ia terkejut ketika mendapati orang-orang mengawasi keadaan luar tiba-tiba saja menghilang. "Ke mana mereka pergi?”

Kelly mengambil remote, memindahkan siaran dari satu tempat ke tempat lain hingga akhirnya ia berhenti di sebuah tayangan di mana beberapa orang tengah bergerak cepat ke tempatnya dan Evan Krest berada.

"Kakek, mereka sedang bergerak ke tempat kita." Kelly menoleh pada Evan Krest yang mendekat padanya. "Apa kakek yakin akan-”

"Kita harus segera menyambut mereka."

Bernard tiba-tiba muncul dari bawah lantai, dalam satu kali lompatan mendarat di lantai, dengan cepat mendekat pada Evan Krest dan Kelly. "Ayah, kau harus segera pergi. Biar aku yang menangani mereka."

Evan Krest mengamati pergerakan orang-orang di balik hutan. Dalam satu kali lihat, ia bisa mengukur kemampuan mereka. "Apa kau kalah dari orang-orang ini, Bernard? Kau sepertinya sudah melemah."

"Baiklah, aku akan menunggu di tempat persembunyian bersama Kelly. Aku ingin menguji mereka sekali dan memutuskan apakah aku akan pergi atau tetap berada di sini." Evan Krest berjalan ke pajangan kepala kijang, menarik tanduknya ke bawah. Sebuah lubang tiba-tiba muncul dari dinding kayu. "Aku ingin menonton di balik dinding itu."

Bernard mengangguk, mematikan televisi ketika Evan Krest dan Kelly memasuki dinding. Ia bergegas memasuki sebuah ruangan, bersiap untuk rencananya.

Sementara itu, Xander, Govin, dan pasukan pengawal sedang dalam perjalanan menuju salah satu rumah singgah yang berada di tengah-tengah hutan.

"Pria paruh baya itu sudah tiba memasuki rumah," ucap Xander, "bagaimana dengan Miguel, Govin?"

"Miguel sedang dalam perjalanan menuju lokasi, begitupun dengan Mikael dan pasukannya, Tuan." Govin melirik jam tangan sekilas. "Kita sepertinya memiliki sedikit masalah. Rumah singgah itu sudah dipenuhi jebakan. Beberapa pengawal kita terkena panah beracun dan terjatuh ke tanah yang berisi ular beracun ketika berusaha mendekat. Hal itu menyebabkan pergerakan kita terungkap."

Xander mengamati jam tangannya yang menunjukkan satu titik merah yang berkedip-kedip. Ia menekan beberapa tombol, mengamati beberapa deretan gambar yang berhasil terekam. "Pria itu masih berada di rumah singgah itu. Ada kemungkinan jika Evan Krest dan cucu perempuannya sudah melarikan diri atau setidaknya bersembunyi di suatu tempat."

Xander mengatakan sebuah rencana pada Govin. Govin segera mengirimkan detail rencana itu pada para pengawal.

Jebakan terus bermunculan. Pasukan pengawal terpaksa ditarik mundur untuk sesaat. Dalam waktu singkat, rumah singgah itu sudah dikelilingi oleh para pengawal. Pengawal yang terluka segera dibawa menjauh untuk mendapatkan pertolongan.

Xander tiba di bagian depan rumah singgah, bersembunyi di balik pohon bersama Govin dan para pengawal. Sementara itu, Miguel berada di bagian belakang.

Xander memberi tanda untuk sekelompok pengawal mendekat ke arah rumah singgah. Mereka berhasil menghindari jebakan, memasuki teras rumah, lalu menyebar ke sekeliling. Pasukan lain mulai kembali mendekat dan tidak ada yang terjadi apapun.

Setelah menunggu selama lima menit dan mendapat sinyal dari pengawal yang sudah memasuki rumah lebih dahulu, Xander memutuskan mendekat dan ikut memasuki rumah. Semua tampak aman dan hal itulah yang membuatnya curiga.

Tiba-tiba saja rumah singgah tenggelam ke dalam tanah. Beberapa pengawal yang masih berjaga di sekeliling rumah singgah segera memberi tanda pada Govin.

Terjadi getaran ketika rumah mendarat di tanah.

"Tuan, rumah singgah ini tenggelam ke dalam tanah. Kita terjebak di sini."

"Sepertinya aku kedatangan tamu," ujar seorang pria tua yang muncul dari balik lemari, "jadi siapa di antara kalian yang merupakan pemimpinnya?”

1
Siti Norina
untuk beberapa hari kedepan kayaknya gw harus ngepet ni thor buat beli kuota demi PT.
#✌️✌️✌️
y@y@
💥👍🏿🌟👍🏿💥
y@y@
⭐👍🏻👍🏼👍🏻⭐
Glastor Roy
up
Ablay Chablak
lamaaa
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
y@y@
🌟👍🏾👍🏿👍🏾🌟
Rocky
Kira2 apa ya 'sesuatu' yg di maksud Kakek Evan ?
Ablay Chablak
noh udh gw kasih hadiah thor...rajin2 ya updatenya
Rahmat BK
penderitaan di mulai
y@y@
🌟👍🏻👍🏼👍🏻🌟
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
Ablay Chablak
sehari 4bab lah thor
ikhsan
penasaran sama kelanjutannya gimna perjalanan xander
cepat² di up nya min
Glastor Roy
up
Siti Norina
nunggu up nya smp lupa sarapan thor
#makan2
Ablay Chablak
lama nih alur cerita ivan krest nya sampe 3 hari blm kelar
MELBOURNE: Disaksikan terus jangan sampai kelewatan yaa😘😘
total 1 replies
amienda
up byk2 thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!