" Daddy aku masih muda dan masih ingin menikmati hidup , kenapa harus menikah ?" ucap Aqila dengan tidak terima ketika Daddy meminta dia menikah .
" Aqila umur kamu udah 25 tahun jadi memang sudah seharusnya menikah , sudah cukup kamu foya-foya dan membuang waktu selama ini dan Daddy ingin kamu memberikan seorang cucu sebagai pewaris " tegas Daddy .
" Pewaris apa lagi Daddy, aku sudah memenuhi keinginan Daddy untuk menjadi presiden direktur di perusahaan keluarga lalu apa lagi masalah nya?" pertanyaan Aqila yang benar-benar tidak ingin menikah dan kalaupun menikah dia belum punya laki-laki yang tepat untuk dijadikan suami ideal baginya .
" Pokoknya Daddy nggak mau tau , kalau memang kamu tidak mau Daddy jodohkan cari calon suami sendiri dalam rentang waktu 1 Minggu ini jika tidak kamu akan Daddy nikahkan dengan Brian " pernyataan Daddy .
" What, Daddy aku nggak menyukai pria itu " tegas Aqila menolak tegas .
" Maka dari itu cari cepat calon suami " ucap Daddy pada Aqila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 mencoba mengerti
" Aqila sudah aku katakan selesaikan dulu jika ada masalah bukannya ngambek seperti anak kecil " Vincent naik keatas ranjang membuka selimut .
" Nggak mau ngomong sama Om " kata Aqila tidak mau melepaskan selimut sekalipun Vincent sudah menariknya
" Sampai kapan bakal nggak mau ngomong?" Vincent kembali menarik selimut Aqila .
" Sampai kapan Aqila " Vincent mengangkat Aqila keatas pangkuan nya .
" Ihhhh, nggak mau " Aqila menolak duduk berhadapan dengan Vincent tapi malah di paksa .
" Sampai kapan bakal kayak gini , sampai kapan hubungan ini nggak ada kejelasan " ucap Vincent dengan suara berat .
" Sampai kapan Aqila kita akan seperti ini terus " ucap Vincent melingkarkan kedua kaki Aqila dipinggang nya agar posisi duduk mereka berdekatan tanpa jarak .
" Aku, " Aqila mendadak gelagapan berada dalam posisi seperti ini apalagi ketika Vincent menatapnya.
" Aku mencintai kamu dan ingin kita bersama selamanya" pernyataan Vincent memegang pipi Aqila dengan kedua tangannya.
" Berhenti berpikir tentang perpisahan kita akan bersama selamanya " kata Vincent lagi mengelus-elus pipi Aqila yang perlahan menunduk itu .
" Tapi, "
" Aqila dengarkan baik-baik, kamu itu istri aku satu-satunya tidak akan ada lagi istri aku selain kamu apapun yang terjadi" kata Vincent.
" Aku telah menulis nama kamu dalam biodata lengkap keluarga aku yang hanya bisa diisi sekali saja , bahkan kamu juga tampil dalam profil publik sebagai istri aku jadi nggak ada istilah bercerai Aqila " pernyataan Vincent.
" Kamu satu-satunya keluarga yang aku punya dalam sebuah ikatan Aqila , aku sudah tidak sanggup lagi jika harus kehilangan orang yang aku cintai untuk kesekian kalinya " ucapan sendu Vincent diakhir kalimat nya .
" Aku sadar kalau dari awal status ku hanyalah suami kontrak dan akan bermain sesuai peran , tapi kamu dan keluarga memberikan aku kasih sayang hingga kembali merasakan hangatnya keluarga" suara Vincent mulai bergetar .
" Selama tiga bulan ini kalian memberikan aku perhatian, kasih sayang dan kehangatan sebuah keluarga yang sudah lama aku rindukan " sambung Vincent.
" Aku kuat dan sudah terbiasa hidup tanpa kasih sayang dari siapapun selama lebih dari 14 tahun ini , tapi aku juga tidak bisa membohongi hatiku yang merintih dan haus akan kasih sayang " Vincent mengungkap apa yang dia rasakan.
" Fisik aku kuat Aqila , tapi hati dan jiwaku rapuh " Vincent memeluk Aqila dan menyandarkan dagunya di bahu Aqila .
" Om beneran cinta aku ?" ragu Aqila yang tidak sepenuhnya percaya .
" Apa mata aku terlihat berbohong " kata Vincent mengusap air matanya yang tiba-tiba jatuh .
" Om hanya rindu dan menginginkan kasih sayang keluarga" kata Aqila memeluk lalu mengelus kepala Vincent.
" Nanti walaupun kita sudah berpisah Om tetap, "
" Tidak , aku tidak mau berpisah Aqila " teriak Vincent yang langsung emosi .
..............
3 hari kemudian.
Setelah pertengkaran hebat kemarin Vincent benar-benar diam bahkan sama sekali tidak bicara dengan Aqila .
" Hmmmm, Aku capek menghadapi Om Vincent yang menguras emosi itu " kesal Aqila yang padahal sudah menurunkan ego untuk menyapa Vincent setelah diam-diaman selama 3 hari .
" Benar-benar menyebalkan " emosi Aqila menendang pot bunga di halaman belakang .
" Entah sampai kapan dia akan marah dan mengurungku di mansion ini " sebal Aqila terus berjalan.
Kemarin Aqila membuat Vincent naik pitam sampai meninju dinding ketika Aqila terus meminta agar Vincent menceraikan nya .
" Aku menyukai Om Vincent tapi takut oleh sifat keras dan kejamnya " ucap Aqila , sebenarnya itulah alasan utama Aqila ingin berpisah saja karena ngeri dan takut melihat kepribadian Vincent.
" Nyonya , tuan Vincent" seorang pelayan menghampiri Aqila dengan ekspresi wajah begitu cemas .
" Dia kenapa ?" tanya Aqila masih bad mood baru sejam jam lalu dia menyapa Vincent tapi diabaikan saja .
" Tuan berada diruang bawah tanah diatas ring , terus meninju punching bag " kata pelayan itu .
" Biarkan saja dia meninju bantalan tinju sampai robek agar hatinya puas " ketus Aqila .
" Nyonya tapi luka ditangan tuan kemarin belum kering dan sekarang punggung tangannya juga sudah luka karena sudah lebih dari setengah jam meninju punching bag tanpa henti " kata pelayan itu karena sedari tadi Vincent sama sekali tidak mau dihentikan.
...........
Begitu Aqila masuk semua bodyguard keluar dari ruang khusus yang hanya diterangi satu lampu sorot dan Vincent masih saja meninju punching bag diatas ring .
Aqila berdiri disamping Vincent yang masih sangat fokus meninju sekuat tenaga nya sama punching bag yang kokoh itu mulai sobek karena kekuatan Vincent yang terus meninju.
" Cukup " kata Aqila melihat darah yang sudah keluar dari punggung tangan Vincent yang terus meninju .
Vincent sama sekali tidak bergeming bahkan meninju lebih kuat lagi .
" Vincent aku bilang cukup " kata Aqila memegang lengan Vincent agar berhenti .
Tapi Vincent tetap saja melakukan nya seolah Aqila memegang lengannya sama sekali tidak berpengaruh apa-apa.
" Huhhhh" Aqila yang malas melarang akhirnya memangku kedua tangannya dan menatap Vincent berharap pria itu akan berhenti dengan sendirinya.
10 menit berlalu darah ditangan Vincent semakin banyak keluar tapi pria itu belum juga berhenti .
" Berhenti " Aqila memegang kedua tangan Vincent.
Vincent mendorong Aqila lalu meninju punching bag lebih keras .
" Hiks ,aku bilang berhenti" Aqila berdiri dihadapan Vincent sambil menangis karena iba melihat tangan Vincent yang sudah terluka semakin parah .
" Minggir " kata Vincent pada Aqila yang berdiri di depan punching bag yang sedari tadi di tinju nya .
" Enggak " kata Aqila malah merentangkan kedua tangannya.
" Minggir Aqila " tegas Vincent dengan suara keras .
Aqila akan memegang kedua tangan Vincent yang sudah terluka tapi langsung ditepisnya.
" Liat " kata Aqila memaksa dan melihat punggung tangan Vincent yang sudah memar sampai mengeluarkan darah .
" Minggir lah " Vincent mendorong Aqila agar menjauh dari hadapan nya lalu akan meninju punching bag lagi .
" Om udah " tangis Aqila memeluk Vincent agar berhenti melakukan hal itu .
" Tangan nya udah luka, berhenti " kata Aqila melonggarkan pelukannya dan menatap Vincent.
" Om udah nggak sayang diri sendiri sampai menyakiti fi, akhhh" Aqila belum selesai bicara tapi Vincent sudah memegang tengkuknya dan mencium dengan brutal .
Vincent berhenti saat mendengar tangis pilu Aqila dengan tubuh bergetar .
" Aqila maafkan aku " ucap Vincent memegang pipi Aqila dengan kedua tangan lalu mengusap nya ketika Aqila menangis tidak bersuara .
" Aqila " Vincent menjadi panik dan cemas sehingga langsung menggendong Aqila.
" Om berhenti" kata Aqila melingkarkan tangannya dileher Vincent yang berjalan menggendongnya.
Vincent membawa Aqila masuk kedalam kamar lalu mendudukkan nya ditepi ranjang dengan perasaan khawatir.
" Aqila apa kamu merasa sakit dengan perlakuan ku ?" cemas Vincent memeriksa kondisi Aqila karena dia sering menyakiti orang tanpa sadar jika sedang marah .
Secara tiba-tiba Aqila memeluk kepala Vincent yang berjongkok dihadapan nya .
" Maafin aku udah buat Om marah " Aqila memeluk lebih erat kepala Vincent yang membenamkan wajahnya di dada Aqila .
Semangat kk author..
Ditunggu crazy up nya ya kk biar gak penasaran sama kelanjutan ceritanya