NovelToon NovelToon
Pernikahan Yang Ketiga

Pernikahan Yang Ketiga

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Cerai / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Cinta Lansia
Popularitas:59k
Nilai: 5
Nama Author: CovieVy

Setelah sepuluh tahun menjanda setelah pernikahan kedua, Ratna dihadapkan oleh perilaku tak terduga dari anak tiri yang ia rawat. Setelah menikah dengan Dirli, Amora mengusir Ratna dari rumah peninggalan ayahnya (suami Ratna).

Suatu hari, ia bertemu dengan seorang pria tua memakai jaket ojek online. Pria bernama Robin itu melihat ketulusan Ratna yang menolong orang yang tak dikenal. Dengan lantang ia mengajak Ratna menikah.

Dalam pernikahan ketiga ini, ia baru sadar, banyak hal yang dirahasiakan oleh suami barunya, yang mengaku sebagai tukang ojek ini.

Rahasia apakah yang disembunyikan Robin? Apakah dalam Pernikahan yang Ketiga dalam usia lanjut ini, rumah tangga mereka akan bahagia tanpa ada konflik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Euro di Dompet Tukang Ojek

Robin tersentak. Tubuhnya mendadak tertarik kuat ke belakang, seolah ada tangan-tangan yang turun untuk menyelamatkan hidupnya dalam sekejap.

Ia baru saja terbangun dari tidur yang singkat dan sayangnya, di atas motor yang masih melaju pelan. Kini, motor butut itu masih meluncur tanpa pengemudi, dan di depan sana, sebuah dump truk baru saja melintas cepat, menghantam bodi motor itu hingga terpental ke sisi jalan.

Brakk!

Suara besi beradu menggema di fajar yang belum sepenuhnya terbangun. Beberapa motor berhenti, menciptakan kerumunan. Robin merasa lututnya menjadi lemas, tapi bukan karena luka yang ia dapatkan, melainkan karena ia baru saja lolos dari maut.

"Pak! Astaga, Bapak kenapa?!"

Seorang driver ojek online muda yang mengenakan jaket lusuh mengguncang lengannya. Robin mengerjap beberapa kali, berusaha mengenali wajah-wajah cemas di sekitarnya. Matanya masih buram, napasnya masih satu per satu..

"Pak, jangan bilang karena beban hidup terlalu berat, membuat Bapak memilih jalan buat bundi—"

"Eh, mulut lu jaga!" potong yang lain, menepuk kepala yang tertutup helm driver tadi dengan tangan.

"Liat dulu, Bapaknya shock tuh!"

Robin ingin menjelaskan bukan karena ingin mati, ini terjadi hanya karena tubuh tuanya ini yang 'terlalu lelah' tetapi suara itu tak keluar. Yang bisa ia lakukan hanya berdiri limbung, menatap motornya yang kini ringsek di pinggir jalan, bagai tubuhnya tua ini yang ringsek karena belum sempat istirahat.

"Ayo bawa dulu ke pinggir! Kasihan banget, mata si Bapak masih merah banget tuh..."

Robin mengangguk pelan. "Terima kasih kawan-kawan... Saya tadi sangat mengantuk. Maaf ya, orang tua ini sudah menyusahkan kalian ..."

"Ngantuk? Bapak masih 'narik' sepanjang malam?"

Robin diam. Ia menatap jaket ojek online yang masih membungkus tubuhnya.

"Driver juga?" tanya si pemuda lain dengan nada lebih pelan, kini terdengar lebih simpati.

Robin tertawa tipis. "Ya, begitu lah."

Beberapa dari mereka saling pandang. Tidak yakin apakah itu candaan, atau benar adanya.

"Waduh, Pak. Sebagai driver kita kudu menjaga kesehatan, atuh, Pak. Ingat ya, Pak, ada keluarga yang menanti kita di rumah. Meski yang kita dapat itu kecil, selagi berkah, ya gak masalah, Pak. Yang penting keluarga tersenyum saat kita kembali dengan selamat."

"Woooi, sadar gak lo? Masa nasihati sepuh kayak beliau?" sela yang lain.

Robin merangkul para driver muda itu. "Terima kasih semua. Kalau kalian tidak menolong saya, mungkin tak tahu lagi bagaimana nasib saya saat ini." Setelah itu ia mengeluarkan dompet, mengeluarkan uang yang ada di dalam dompetnya.

"Bagi sama rata, ya?" ia serahkan pada salah satu driver dan mereka tampak heran melihat pria tua yang juga driver ini bisa memiliki dompet setebal itu.

Saat mendapatkan uang di tangan, mereka terlihat heran karena uang yang diberikan bukan dalam bentuk mata uang rupiah.

"Pak, ini asli, Pak?" mencoba menerawang tanda yang ada. Semua melakukan yang sama.

"Seratus euro? Apa salah lihat yak? Coba buka hape, buka hape!"

Robin sedikit terkekeh melihat para pemuda pejuang receh itu. Tentu ini bagi mereka pertama kali memegangnya.

"Nanti, kalian bisa tukar ke money changer. Hasilnya dapat beberapa lembar tuh kalau dirupiahkan."

"Wah, Pak? Beneran ini buat kami? Nanti uang Bapak habis, istri Bapak bisa menangis?"

"Justru kalau istri saya tau, dia akan bangga memiliki suami dermawan seperti saya," ucapnya terkekeh.

"Pak, motornya gimana, Pak?" tanya yang lain lagi.

"Ah, biar aja ditarik yang baju coklat. Gak usah diambil. Bikin repot saja," ucap Robin cuek.

"Terus siapa yang mau mengantar saya pulang? Istri saya pasti udah kangen banget sama suaminya."

"Biar saya, Pak."

Lalu Robin pulang diantar oleh driver muda itu ke rumah baru yang bagi dia sendiri masih asing.

"Terima kasih, anak muda. Semoga rezeki kalian berlimpah," ucap Robin mengangkat satu tangannya.

Tak menunggu lama, ia mencoba membuka pintu rumah itu. Namun, ternyata pintu tersebut terkunci.

"Ah, sial? Mungkin Ratna masih tidur?"

Ia mencoba mencongkel kunci agar terlepas dari sarangnya, tapi kunci itu malah jatuh ke atas karpet.

"Ck!" Rasa kesal seketika memuncak ke ubun-ubun.

Ia membuka ponsel dan ternyata ada beberapa panggilan Wirya yang tak terjawab. Ia segera melakukan panggilan.

"Dalam lima menit, antar kunci serap ke sini!" Panggilan ditutup sebelum Wirya sempat menanyakan keadaannya membawa motor saat mengantuk.

Benar, dalam lima menit sebuah mobil berhenti tepat di depan rumahnya dan Wirya tampak tergopoh menyerahkan kunci.

"Tolong carikan motor butut yang baru. Jadi saat saya sudah membuka pintu ini, motor itu telah ada. Nanti selipkan aja surat dan kuncinya di ventilasi sana!" Robin menunjuk ke atas pintu.

"Oh iya, hampir saja lupa. Jangan lupa tolong urus surat-surat pernikahan kami. Saya tak mau dengar alasan apa pun, harus selesai hari ini juga!"

"Setelah itu, kau boleh beristirahat! Tapi di kantor! Gantikan saya! Saya mau menghabiskan hari dengan istri!"

Tangannya diayun beberapa kali dan ia segara membuka pintu rumah itu. Wirya yang juga sudah sepun sedikit mengernyitkan dahi dan menggaruk kepala bagian belakang yang tidak gatal menuju mobilnya lagi.

Ia segera menuju kamar, ya kamar. Dengan sengaja ia membuka pintu kamar dengan pelan. Tampak sang istri tertidur dengan lelah menutup seluruh bagian tubuh dengan selimut.

Secepatnya ia melepaskan jaket, dan menarik selimut putih bersih itu. Alangkah kagetnya ia menemukan Ratna yang hanya terbungkus handuk yang telah lepas pengaitnya.

Robin menahan napas, lalu tertawa pelan. "Ah, kamu sengaja menggodaku?"

Ratna menggeram setengah sadar, menyambar selimut dan menutupi tubuhnya kembali. "Siapa itu?"

1
Fia Ayu
Hadeuuuh batu banget lah itu hanza, saya rasa pikiran hanza terhadap emaknya ada andil dr keluarga bpknya..... 😢
Purnama Pasedu
hanza masih labil ya
Anonymous
aduh, ketinggalan banget saya thor
Syahril Maiza
loh loh loh, jangan marah dong hanza.. kamu kan udah punya adik sama paapa
Syahril Maiza
setidaknya hanza mau memanggil Ratna dengan mama
Syahril Maiza
gak kuat kalau adegan tangisan
arielskys: yang namanya asmara nggakndianggap
total 1 replies
Purnama Pasedu
apa hanza menolak adiknya
SoVay: kita tunggu ya kakak 😇🙏😭
total 1 replies
MomyWa
bagus buu, harus berusaha bu. siapa tau membuat hanza lebih lunak
arielskys: emang bener, dr dulu
Syahril Maiza: gregetan bgt ya mooom
total 2 replies
MomyWa
kalimat ini sungguh sangat menyentuh /Sob/
arielskys: kayaknya kalau 15 tahun bukan lg terlambat deh
Syahril Maiza: terlambat 15 menit rasanya terlalu lama
total 2 replies
Arni
Hiks hiks hiks.. pagi " da berlinang air mata seakan terbawa suasana, semoga Hanza membuka hati memaafkan dan menerima keluarga baru ibunya
SoVay: tnggu ya kak 😇
total 1 replies
MomyWa
nah kan, keegoisan masa lalumu tak.akan pernah selesai sebelum benar2 kalian bicarakan ini berdua
arielskys: setuju, biar sbg org tua tak melakukan hal yg sama
Syahril Maiza: bisa jadi pelajaran di masa depan kan ini, hati2 memperlakukan buah hati kita
total 2 replies
MomyWa
lain konteksnya bambang, kecuali sejak awal kamu ajak keliling dunia mungkin bahgia yg didapat akan berbeda lagi. tp, bahagia kehilangan anak itu menyakitkan
arielskys: tak ada yg lebih berharga selain kebersamaan dgn kluarga
Syahril Maiza: kayaknya ada yg salah mommmm, masa kehilangan anak memiliki bahagia yg berbeda
total 2 replies
MomyWa
coba lah, selag bisa meraih maaf dari hanza. mantan suami memang ada, tp yg namanya mantan anak gak ada
arielskys: benar sekali mom
Syahril Maiza: aduh maak, kata2nya kadang bikin ketawa, kadang lgsung bikin makjleb
total 2 replies
MomyWa
mungkin yang meniup adalah angin badai
arielskys: iya, pdhl dah siap2 nangis, tp ga jd gara2 angin badai
Syahril Maiza: wkwkwkw..ga jd sedih
total 2 replies
MomyWa
jangan, biarkan saja mereka berbicara satu sama lain
arielskys: mana anak paham sama duit?
Syahril Maiza: siapa tau kalau uang yg main langsung mingkem 🤪
total 2 replies
arielskys
semangat lanjutkan thor, ternyata pinter juga bikin cerita sedih
Syahril Maiza
semangat thor..meski tak sesuai ekspektasi votenta 🤪
Purnama Pasedu
tetap sedih ya
Purnama Pasedu: nambah boleh
SoVay: sabar ya kakak, karena 1 bab per hari, jd agak lama jalur langitnya 🙏😇
total 2 replies
Safira Aurora
tambah vote aku baru 9 biji thor. dih, bener2 akalan busuk author nih, biar gak crazy up
Safira Aurora
thor, cerita kali ini sungguh menyayat hati versi bang maranya 🥵 aaahh..aku lupa gimana susahnya bang mara smpai utk mandi pun sama air bekas mandi hanza 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!