Anastasya yang sering di sapa Ana selalu mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya akibat kecemburuan saudara tirinya. Elen selalu merasa tersaingi dengan kecerdasan dan kecantikan Ana hingga di sekolah laki-laki yang Elen sukai ternyata menyukai Ana.
Hingga suatu hari Ana di paksa menikah dengan laki-laki yang Ana tidak kenal yang tak lain adalah kekasih Elen, Elen sengaja menyuruh kekasihnya menikahi adik tirinya untuk memajukan perusahaan sang kekasih karena dengan kecerdasan Ana perusahaan kekasih Elen akan maju dan melambung tinggi.
Namun penderitaan Ana bermula saat dirinya menikah dengan Kevin kekasih Elen, selama menikah Kevin selalu bersikap dingin ke Ana dan Kevin tidak segan untuk menunjukkan keromantisan nya terhadap Elen bahkan Kevin sampai berhubungan badan di depan Ana.
Ana yang sakit hati dan tidak terima dia langsung menampar Elen dan itu membuat Kevin murka dan dari situlah Ana di sekap hingga akhirnya meninggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Ana
Setelah pertemuannya dengan Revan Ana fokus untuk merakit kamera mini di kamarnya untuk mempermudah rencananya saat dia masuk kedalam rumah Kevin maupun Hendra. Ana juga kembali membeli beberapa alat penyadap dan GPS.
Tekad Ana sudah bulat untuk kembali masuk kedalam rumah Hendra atau Kevin. Ana ingin segera membalas mereka dari dalam saat mereka lengah. Apalagi sekarang Ana sudah punya bekingan yang kuat yang akan melindungi dirinya di kala dalam bahaya.
"Aku harus segera ketangkap sama mereka untuk mempermudah rencanaku, aku tidak bisa menundanya lagi. Semakin mereka di biarkan semakin senang, aku hanya pura-pura terluka saat di temukan oleh anak buah mereka. Benar kata Revan tanganku terlalu berharga untuk di patahkan apalagi hanya untuk membalas meraka. Malam ini aku harus membuat tubuh ini luka-luka terutama tanganku, aku yakin Bayu si tua bangka itu akan memaksaku untuk mengerjakan desain walau tidak secara langsung." Batin Ana.
Sedangkan di rumah Hendra seperti biasa ada saja masalah yang datang membuat Hendra emosi dan melampiaskan ke dang istri. Lastri hanya bisa diam dan menerima semua kemarahan sang suami meskipun dia tidak tau apa masalahnya.
"Gara-gara anak kamu itu semuanya hancur! Perusahaan ku hampir pailit dan terlilit hutang. Belum lagi aku harus mengembalikan mahar yang sudah Bayu kasih. Sampai sekarang anak sialan itu masih belum di temukan, harus kemana lagi aku mencari anak sialan itu." Bentak Hendra.
"Kamu tidak becus mendidik anak, sebagai seharusnya kamu lebih keras lagi dalam mendidik Ana. Lihat sekarang! dia hanya tau bikin masalah dan mempersulit aku, kalau aku tau dia hanya jadi beban sudah kama aku membunuhnya. Dan kenapa pula kamu masih membawanya sudah benar dia di bawa ayah kandungnya." Lanjut Hendra.
"Maaf Mas! aku janji setelah Ana ketemu aku akan mendidik dia dengan lebih keras lagi." Jawab Lastri menunduk.
"Harus! kalau perlu kamu pukul dia kalau pakai rotan kalau dia masih tidak mau menurut. Karena dia putri ku tidak di sukai oleh keluarga Kevin." Ucap Hendra.
"iya Mas!" Jawab Lastri.
****
Di ruang kerjanya Revan sedang fokus memeriksa beberapa dokumen dan juga proposal kerja sama dan ternyata benar dugaan Ana kalau perusahaan Atmaja mengajak kerjasama.
Proposal yang di pegang Revan adalah ajakan kerjasama bulan lalu, namun yang membuat Revan geleng-geleng kepala adalah isi laporannya yang hanya menguntungkan pihak Atmaja. Hasil desainer yang di cantumkan juga tidak bagus, pantes kenapa Bayu Atmaja gencar menjodohkan putra sulungnya dengan Ana karena kecerdasan yang di miliki Ana akan sangat menguntungkan perusahaan Atmaja.
"Ckckck! Buat proposal saja tidak bisa, mana ada perusahaan yang mau kerjasama kalau hanya menguntungkan perusahan Atmaja yang ada aku bisa rugi. Bukannya karyawan di sana kompeten dan terpilih kenapa hasil laporannya seperti anak TK." Gumam Revan.
Kemudian Revan melempar proposal itu dan kembali mengecek yang lain. Banyak kerjaan yang keteteran karena Revan terlalu bersantai dan kemarin dia sebenarnya ada meeting penting namun dia minta di wakilkan oleh sekertaris kepercayaan nya.
Di ruangan Marco dia juga sibuk memeriksa dokumen yang akan di serahkan ke Revan untuk di pelajari dan di tanda tangani. Marco juga punya sekertaris sama seperti Revan itu agar memudahkan kerja Marco. Karena Kerjaan Marco bukan hanya di perusahaan tapi juga di luar perusahaan, seperti menyelidiki perusahaan yang mau kerjasama dengan Knight Corporation.
****
Di kantor Kevin sangat pusing belum lagi masalah Ana dan masalah pekerjaan. Dia merasa tertekan di waktu bersamaan, mau marah tapi Kevin bingung ingin marah sama siapa.
"Arghhh sial! Kalau seperti ini terus aku bisa botak. Papa tidak bisa apa sabar sebentar masalah Ana bisa di urus nanti, apalagi aku sudah kerahkan semua anak buahku untuk mencari dia tapi sampai sekarang juga belum ketemu. Mau kemana lagi aku mencari dia, kenapa juga Ana yang jadi anak kandung Antonio kenapa bukan Elen saja." Gerutu Kevin.
Sampai sekarang tidak ada perusahaan besar yang mau bekerjasama dengan perusahan Atmaja. Proposal yang dia ajukan tidak menarik dan hanya menguntungkan perusahaan Atmaja saja dan itu yang membuat perusahaan Atmaja tidak pernah mau maju.
Di lain tempat Ana sedang merencanakan agar dirinya di tangkap anak buah Kevin. Di bantu oleh anak buah Marco yang akan membuat Ana luka-luka di wajah dan di tangannya. Ana akan beraksi pada malam hari agar memudahkan rencananya.
Ana buah Marco sudah memantau pergerakan anak buah Kevin jadi Ana tahu kapan dia harus pura-pura di kejar oleh preman. Revan tak tanggung-tanggung menyewa dokter yang akan merawat Ana syukur-syukur kalau Ana di bawa ke rumah sakit oleh anak buah Kevin.
Revan juga menempatkan anak buahnya di rumah Kevin untuk menemani Ana selama dia ada sana. Anak buah Revan bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga Atmaja sudah seminggu yang lalu dia masuk.
"Pastikan keselamatan Ana selama di sana aman dan jangan buat dia terluka, cukup pura-pura saja dan kalian siapkan darah segar untuk memudahkan Ana dalam beraksi malam ini." Ucap Revan kepada anak buahnya.
"Baik Tuan! saya akan lakukan sesuai instruksi yang Tuan arahkan." Jawab anak buah Revan.
"Bagus! Pastikan dia nanti di bawa ke rumah sakit oleh anak buah Kevin. Kalau dia di bawa langsung ke rumah Atmaja kita gunakan plan b." Ucap Revan.
"Baik Tuan! semua di sini sudah siap untuk membantu Nona Ana. Dan salah satu dari kami ada yang bekerja di sana mulai tadi pagi menjadi tukang kebun. Maaf baru melapor Tuan." Jawab anak buah Revan takut.
"Tidak apa-apa yang penting kerja kalian bagus! Satu lagi, kamu bilang sama teman kamu untuk melapor setiap waktu kondisi di sana." Ucap Revan.
"Laksanakan Tuan!" Jawab anak buah Revan.
Setelah itu sambungan telpon terputus, anak buah Revan kembali ke tempat dan bergabung bersama teman-temannya. Sedangkan Ana masih di kontrakan untuk menyimpan semua alat yang sudah dia persiapkan kedalam tasnya.
Tak tanggung-tanggung Ana membawa banyak alat penyadap suara dan juga CCTV mini untuk memantau rumah Kevin. Kalau bisa Ana ingin memantau ruang kerja Bayu Papa Kevin, karena Ana tahu Bayu adalah seseorang yang ambisius apalagi soal kekuasaan dan kekayaan.
"Mulai malam ini semuanya akan berubah! Aku akan menjadi sumber masalah bagi kalian semua. Terutama Mama kandung ku tersayang, aku akan buat anak tiri kesayangan mu meraung-raung ketikan mendengar namaku ada di rumah Atmaja. Selama ini kau selalu memutar balikan fakta di bawah wajah lugu dan polos mu Elen! Sekarang aku akan gunakan cara licik mu untuk menjatuhkan mu kakakku tersayang, aku ingin lihat betapa rapuhnya kamu saat orang yang kamu cintai berpihak kepadaku." Gumam Ana menyeringai tipis.
Ana sudah tidak sabar menunggu malam tiba untuk melancarkan aksinya. Apalagi Revan menepati janjinya yang akan melindunginya dari belakang itu membuat Ana merasa lega. Meskipun nanti Ana harus menikah dengan Revan sebagai jaminan dia menerima bantuan dari Revan.
crazy uup dong thoor 😢