NovelToon NovelToon
Pengantin Bayangan Jadi Tawanan

Pengantin Bayangan Jadi Tawanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Angst / Roman-Angst Mafia
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Kinamira

Ellena dijual ibu tirinya kepada seseorang sebagai pengantin yang diperkenalkan di muka umum, agar istri sah tetap aman.
Namun, di hari pengantin ia diculik sesuai dugaan pria itu, dan disanalah awal penderitaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinamira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Maxim menggeram. "Ellena!" teriaknya melihat sekitar dan terus mencari wanita itu.

"Sial hebat juga dia," gumamnya.

Sebentar lagi akan pagi, dan ia tidak menemukan jejak Ellena lagi di manapun.

Maxim berkacak pinggang, terus melihat sekitar dan mendongak, menatap pepohonan, namun sayang ia tidak menemukan Ellena.

"Di mana wanita itu bersembunyi?" Gumamnya.

"Tidak mungkin juga dia ditangkap hewan liar," lanjutnya.

Itu memang hutan yang lebat dengan pepohonan. Tapi, hutan miliknya itu, sangat aman dari hewan liar.

Jika pun ada hewan berbahaya itu adalah ular, yang rasanya tidak mungkin juga membawa tubuh Ellena.

Maxim melangkah terus mencari keberadaan Ellena. Hingga matahari terbit, ia tak kunjung menemukan wanita itu, membuatnya memilih kembali.

"Tuan anda sudah kembali. Bagaimana berburunya?" sambut Johny sembari memperhatikan wajah kesal Maxim.

Maxim terus melangkah, diikuti Johny dan beberapa orang menunggunya di belakang.

"Periksa semua CCTV, cari di mana Ellena!" sahutnya menyerahkan senapannya itu.

Johny sedikit terenyak mendengarnya. Karena artinya, Ellena berhasil menghadapi tantangan Maxim.

"Baik Tuan," sahutnya hanya bisa patuh tanpa bertanya lebih lanjut.

Ia mengutak-atik iPad miliknya, mengatur waktu CCTV pada saat malam hari. Beberapa saat muncul beberapa rekaman di layar. Ia memeriksa setiap rekaman yang berbeda, menemukan pergerakan Ellena dan mengikuti arah perginya.

Sementara Johny mulai mencari, Maxim yang melihat saudaranya ada di kursi yang ada di halaman belakang, datang bergabung.

"Bagaimana berburumu?" tanya seorang pria yang memiliki lesung pipi saat tersenyum.

"Dia berhasil lolos!" sahutnya terdengar cukup kesal.

"Wah benarkah? Sepertinya suaminya melatihnya dengan baik," timpal seorang wanita cantik, dengan penampilannya yang elengan mempesona, memiliki mata coklat yang sama seperti Maxim.

Maxim yang sedang kesal, melirik tajam wanita itu. "Kau memujinya, artinya menghinaku?"

"Kenapa aku bicara kau begitu sensitif Maxim!" dengkus wanita itu.

"Karena kau terbiasa dan suka sekali menghinaku! Nona Leona Harington!" balas Maxim dengan ketus.

"Hustt... Apa sih kalian ini. Sudah diam!" tegur Axel.

Keduanya diam, namun sama-sama melempar pandang kesal. Terlebih Maxim yang masih sangat kesal dan memikirkan di mana Ellena saat ini.

"Johny, bagaimana?!" serunya bertanya.

"Sebentar Tuan, saya masih mengikuti," sahut Johny.

Leona mengeluarkan tawa kecil yang sangat meledek di telinga Maxim. "Dia yang hebat, atau kamu yang payah Maxim?" sahutnya kali ini benar-benar terang-terangan menghina. Setelah mendapat tuduhan yang tidak bermaksud tadi.

Maxim mendelik, mengebrak meja dengan kesal. "Johny cepatlah!" perintahnya.

Beberapa menit Johny memperhatikan. Akhirnya bola mata Johny membulat, tampak terkejut melihat di mana Ellena saat ini.

"Tuan," panggilnya dengan suara pelan penuh keraguan.

Maxim menoleh. "Kau menemukannya?" tanyanya dengan penuh harap.

"Markas belakang air terjun," jawaban singkat namun membuat bola mata Maxim nyaris keluar dari tempatnya.

Ia mengambil iPad di tangan Johny, dan melihat jelas posisi Ellena saat ini. Bahkan wanita itu sedang menikmati persediaan makanan yang ada di sana.

"Bagaimana bisa Ellena menemukan tempat itu?" pertanyaan itu terlintas dalam benaknya, dan tidak mendapat jawaban apapun.

Memandang setiap detik rekaman itu membuatnya emosi, dan ingin meledeka. Wajah Maxim memerah, tangannya mencengkram iPad tersebut. Ellena yang sedang bersantai itu baginya adalah penghinaan. Ia berburu, malah buruannya sedang menikmati makanan.

"Sialan! Aku akan membunuhmu!" Geramnya, menyentakkan suara, ia membanting iPad tersebut ke tanah. Lalu mengambil kembali senapannya, dan kembali masuk ke dalam hutan.

"Wah luar biasa," gumam Leona seolah takjub dengan apa yang terjadi.

"Hm, kenapa juga Maxim bisa melewatkan markas yang dibangunnya sendiri?"

Markas atau tempat perlindungan, jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan. Markas tersembunyi, yang banyak orang tidak akan menduga akan keberadaannya.

***

Sementara itu, Ellena sempat tertidur di tempat itu selama sejam, karena perasaan dan seluruh tubuh yang benar-benar lelah.

Dalam tidurnya pula ia menyimpulkan apa yang terjadi.

Ia menemukan tempat itu tanpa sengaja. Saat ia merasa putus asa, hingga nyaris tenggelam. Sebuah cahaya membawanya berenang di bawah air terjun hingga menemukan tempat itu.

Dengan menggunakan alat masak yang ada, ia memasak pasta yang ada di sana, mengisi kembali tenaganya.

Ia yang was-was, membuatnya makan dengan cepat, hanya dalam lima menit, pasta itu telah habis.

Selesai makan, Ellena melihat sekitar tempat itu. Tempat yang dingin, dan banyak makanan. Bahkan listrik tersedia di sana.

Pandangan Ellena terhenti melihat sebuah CCTV di sudut ruangan. Ia diam selama beberapa detik menatap CCTV itu. Ia kembali melihat sekitar, dan tidak menemukan CCTV lainnya.

"Menurut perkiraanku, ini pasti sudah pagi, tapi matahari belum benar-benar muncul. Maxim tidak menemukan aku di sini, tapi sepertinya sebentar lagi akan datang," gumamnya kemudian menatap ke arah air. Yang merupakan jalan menuju tempat itu.

Ellena mengambil nafas panjang. Ia menatap rak yang penuh dengan arak. Perlahan ia mendekat, mengambil satu botol arak di sana.

"Maxim ..., selama aku mengenalnya dia orang emosian. Dia tidak pernah membiarkanku bicara banyak." Ia menggenggam erat botol tersebut, membayangkan dan merancang apa yang akan dilakukannya nanti.

"Maxim, aku siap melawanmu!" batinnya dengan penuh tekad.

Indra pendengaran dan instingnya yang menjadi tajam, membuatnya menoleh ke dalam air, dan merasakan kedatangan seseorang.

Ellena segera mundur, mencari tempat bersembunyi. Wanita itu bersembunyi di tumpukan kardus yang berisi air mineral. Tumpukan yang tingginya melebihi tinggi badannya.

Baru berhasil bersembunyi, suara bariton Maxim langsung menggelegar. "Ellena!"

Tubuh Ellena gemetar pelan, ia merasa takut dan merinding, namun sebisa mungkin mengumpulkan keberanian.

"Aku harus bisa, harus bisa!"

"Di mana kamu wanita sialan!" teriak Maxim mulai melangkah memasuki tempat tersebut.

Ellena memejamkan mata erat, dengan tangan mencengkram kuat botol arak itu.

Maxim melihat sekitar, namun tidak menemukan jejak Ellena.

Maxim mencengkram senapan itu. "Di mana wanita itu? Tidak mungkin dia sudah pergi lagi kan?" batinnya terus melangkah dengan hati-hati, dan bola mata yang terus bergerak waspada.

Matanya yang tajam, akhirnya membuatnya melihat keberadaan Ellena. Cahaya lampu yang terang, membuatnya melihat sedikit bayangan Ellena di lantai.

Maxim menyeringai. Ia kini melangkah lebih cepat, tanpa mengurangi kewaspadaan. Hingga saat sudah dalam jangkauan, Ellena mengayungkan botol arak itu ke arahnya, di saat itu juga ia langsung menahan.

Belum sempat Ellena bereaksi. Maxim sudah mendorongnya dan langsung mencengkram lehernya.

"Emm!" Tubuh Ellena berjijit, matanya membulat seolah akan keluar akibat tekanan itu.

"Hebat, luar biasa. Kurang dari sebulan, Felix mampu melatihmu bertahan dan melawan seperti ini," sahutnya memberikan pujian, namun membuat Ellena merinding.

Suara yang penuh tekanan dan sorot mata tajam penuh kebencian.

"Max—Maxim," ucap Ellena dengan suara pelan dan sesak.

1
muznah jenong
suka suka suka.....
muznah jenong
lanjutkan
Mia Camelia
lanjut thor, cerita nya makin mendalam nih😄tumben si maxim mau dengeriin elena. nah gitu dong elena bisa ngomong yg jujur k maxim. aduh jd makin penasaran nih....
muznah jenong
lanjut
muznah jenong
suka
muznah jenong
suka suka suka.../Heart//Heart//Heart//Heart/
Mia Camelia
semangat thor..........
aku pembaca setia mu😁
Mia Camelia
lanjut thor...
nah ini baru elena nya ngelawan, jgan diem aja sm maxim atau felix klo lgi di ancam...
update lgi thor....
bikin penasaran nih😁
Mia Camelia
lanjuuut thor, ...
knapa maxim gk peka sih klo elena hamil anaknya ?? jangan felix terus dong yg menang , kasiah maxim😑
muznah jenong
💗💗💗👍👍👍
partini
aduh
Mia Camelia
Ayoo thor update lgi yg banyak. semoga nanti ellena bisa di tangkep lgi sm maxim. lebih cocok sm maxim. tolong chapter nya di panjangiiin thor, biar puas baca nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!