Kairos Lim, aktor papan atas yang terpaksa menghadapi badai terbesar dalam hidupnya ketika kabar kehamilan mantan kekasihnya bocor ke media sosial. Reputasinya runtuh dalam semalam. Kontrak iklan dibatalkan, dan publik menjatuhkan tanpa ampun. Terjebak antara membela diri atau menerima tanggung jawab yang belum tentu miliknya. Ia harus memilih menyelamatkan karirnya atau memperbaiki hidup seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saya menyesal
Lagi dan lagi pagi Kairos di sambut dengan berita tidak mengenakkan hati. Pertemuannya bersama ibu Han Sena kemarin berhasil bocor ke media. Alih-alih mencari tahu yang sebenarnya, pada knetz dan haters Kairos mengiring opini bahwasanya pertemuan itu diadakan oleh Kairos untuk mengancam ibu Han Sena demi nama baiknya.
Semakin lama dibiarkan, para manusia tanpa etika di luar sana kian kurang ajar, seolah hilang simpati hanya untuk memberikan rasa kasihan.
Mengeluarkan pengumuman untuk menuntut orang-orang hanya akan semakin mengiring opini publik tentang dia yang menguasai segala elemen, mengendalikan segala profesi dengan uangnya.
"Jadi ini yang kamu sembunyikan? Aku sudah bilang jangan percaya pada siapapun di situasi seperti ini, Kai," omel manajer Park.
"Aku hanya penasaran dia akan membahas apa tentang Han Sena. Sakin penasarannya aku sampai lupa bahwa hubungan mereka tidak sedekat yang orang kira. Sejak dulu, Sena hidup sendirian. Menderita dan merintis karirnya tanpa bantuan keluarga, tapi sekarang mereka bersikap seolah-olah peduli hanya untuk mendapatkan keuntungan," balas Kairos.
"Konferensi persnya telah siap, ku harap kamu mengambil kesempatan ini untuk membersihkan namamu. Kai, semua selesai hari ini jika kamu mengambil keputusan yang pas. Kamu punya dua saksi."
"Aku tidak akan melakukannya."
"Kairos!"
"Aku tidak akan mencemari nama baik orang yang sudah meninggal, manajer Park. Aku akan membersihkan namaku tanpa menjatuhkan mendiang Sena."
"Dengan cara apa?"
"Pasti ada jalan," jawab Kairos penuh keyakinan.
Benar yang dikatakan manajernya, ia bisa mengakhiri hujatan tersebut dengan menyebar sifat Han Sena semasa hidup yang tidak publik ketahui. Namun, dia bukan orang sepicik itu demi memperbaiki citranya di mata publik.
***
Mendengar bahwa Kairos akan melakukan konferensi pers, Minho yang mempunyai waktu luang, datang untuk menjemput Shin Hanna di lokasi pemotretan. Pemandangan itu sudah biasa terjadi di antara lingkungan kerja sehingga tidak ada gosip miring tentang keduanya.
"Oppa tidak memberitahukan apapun bahwa akan melakukan konferensi pers. Dia sama sekali tidak membahas tentang masalah yang dihadapinya meski aku bertanya," ucap Hanna yang sibuk memperbaiki riasannya di dalam mobil Minho.
"Aku harap dia mengukuti saran manajer, Park."
"Saran apa?" Hanna melirik Minho.
"Saran untuk membongkar aib Han Sena dan penyebab mereka putus dua tahun lalu, dengan begitu Kairos tidak akan menjadi bulan-bulanan knetz."
"Oppa tidak akan melakukannya."
"Kenapa?"
"Oppa tidak seegois itu menjatuhkan orang lain demi dirinya sendiri. Oppa Kai memang terlihat dingin, tapi hatinya sangat baik, bahkan seekor semut yang mengigitnya pun tidak dia lukai."
"Shibal, aku lupa tentang itu." Minho mengacak-acak rambutnya.
Keduanya berusaha untuk sampai di Lotte Hotel Seoul-Myeongdong, namun kejadian tidak terduga malah menghalangi mereka datang tepat waktu.
Sedangkan di lokasi konferensi pers yang berada di lantai khusus Grand Ballroom, Kairos telah berdiri di hadapan perwakilan media besar seperti CBS, TVC, Yongap New dan beberapa media lainnya.
Kairos mengambil napas pelan untuk merilekskan seluruh bagian tubuhnya. Untuk pertama kalinya ia merasa gugup berdiri di depan media besar. Takut salah bicara yang mungkin saja akan membuat masalah semakin runyam.
Selamat siang kepada semua rekan media yang telah hadir di sini. Saya Kairos Lim. Terima kasih telah datang ke konferensi pers ini, meskipun undangan ini disampaikan secara mendadak.
Akhir-akhir ini, saya menjadi sorotan karena sebuah isu pribadi yang melibatkan kehidupan masa lalu saya. Saya tahu, banyak yang kecewa dan bingung. Karena itu, saya memutuskan untuk berbicara langsung di hadapan publik dan media, tanpa perantara, tanpa menyembunyikan apa pun.
Hari ini, saya ingin memberikan penjelasan yang sejujur-jujurnya. Saya berharap setelah ini, kebenaran bisa sampai ke semua pihak, dan tidak ada lagi salah paham atau spekulasi yang menyakiti siapa pun.
Memang benar saya dan nona Han Sena sempat memiliki hubungan, akan tetapi semuanya sudah berakhir dua tahun yang lalu. Sejak itu kami hidup sendiri-sendiri. Dan tolong jangan membawa-bawa orang lain dalam masalah saya dengan nona Han Sena. Siapapun itu, saya tidak mempunyai hubungan dengannya.
"Lalu kenapa mendiang nona Han menemui anda sebelum bunuh diri padahal kalian sudah hidup sendiri-sendiri?"
"Hal kejam apa yang anda katakan sehingga nona Han memutuskan bunuh diri."
"Kemarin anda menemui ibu nona Han untuk apa?"
"Benarkah bahwa anda menjalin hubungan dengan nona Shin Hanna?"
"Saya mendengar bahwa pihak SE mendatangi keluarga mendiang untuk menagih hutang. Tidakkah anda memiliki simpati pada orang yang sedang berduka?"
"Apa benar anda mengancam keluarga mendiang?"
"Jika tidak terlibat, mengapa anda tidak datang ke pemakaman mendiang?"
"Apa benar anda tidak ingin bertanggung jawab atas kehamilan nona Han, dan menyuruhnya bunuh diri?"
Rentetan pertanyaan terus menyerbu Kairos Lim ketika sesi tanya jawab di buka oleh pihak Starlight Entertainment.
"Saya benar-benar menyesal karena tidak datang hari itu. Saya terkejut mendengar berita buruk tentangnya." Mata Kairos memerah, ia hampir saja meneteskan matanya di depan media.
Sejujurnya ia juga terluka dengan kepergian Han Sena, bagaimana pun wanita itu pernah mengisi hatinya. Namun, ia tidak langsung terisolasi ketika berita Han Sena keluar.
"Untuk pengemarku di luar sana bertahanlah, kita pasti bertemu lagi di siatuasi yang lebih baik. Saya percaya kalian akan selalu berada di sisiku."
Kairos Lim terus berbicara di di depan para awak media. Orang-orang yang sedang menontonnya secara live mulai mengomentari hal-hal kecil dan menutup mata akan kebenaran.
Air mata buaya, pasti sebelum konferensi pers dia membuat skrip dulu.
Tidak perlu bersimpati, dia itu aktor palingan cuma akting biar dikasihani.
Adaya orang menyesal dandannya glamor gitu, mana sampai make up segala, rambut rapi.
Lanjut besok lagi ya🥰