NovelToon NovelToon
Terpaut Cinta Suami Mama

Terpaut Cinta Suami Mama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Beda Usia
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Viona mendapati sang mama yang tiba-tiba menikah lagi tanpa persetujuan darinya, membuat gadis itu menolak tegas dan menentang pernikahan itu. Ia yang awalnya sangat membenci ayah barunya karena usia sang ayah tiri jauh lebih muda dari ibunya, kini justru kepincut ayah tiri nya sendiri. Yuk kepoin bagaimana ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sahabat

Di sore hari, suasana sangat cerah meskipun musim hujan akan tetapi untuk malam ini tidak ada tanda-tanda alam akan menurunkan hujan. Malam ini adalah malam minggu, Fiona berdiri di jendela kamarnya menatap ke bawah, biasanya di hari seperti ini dia akan keluar bersama teman-temannya, malam mingguan di cafe ataupun di bar. Namun Entah mengapa Fiona menyendiri, kenangannya tentangan sang mama masih belum Pupus, kenangan demi kenangan Bersama sang mama masih melekat di hati Viona .Viona belum sepenuhnya bisa merelakan kepergian sang Mama yang secara tiba-tiba. Fiona menitikkan air matanya. "mama, kenapa Mama harus tinggalin Vio sendiri?" gumamnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Di tengah Lamunan Fiona, tiba-tiba pintu kamar Viona terbuka. Steven memandangi Fiona dari arah sana, hati Steven bisa merasakan kesedihan yang Fiona rasakan. Steven melangkah mendekati Fiona kemudian dengan lembut Steven meletakkan tangannya di pundak Viona. "Vio, Kenapa kamu tidak keluar untuk Healing? Janganlah seperti ini, ikhlaskan kepergian mamamu! Jangan pernah kau berfikir bahwa kau seorang diri. Ada aku yang bisa menjadi teman untuk meletakkan beban hidupmu. Aku Bisa juga menjadi ayah yang baik untukmu. Ingat Vio, ibumu sudah melepaskan tanggung jawabnya kepadaku. Jadi kau jangan pernah merasa sendiri. Ibumu tidak akan senang melihatmu terus sedih seperti ini." kata Steven dengan suara berat. Steven bisa merasakan bagaimana rasanya Kehilangan.

Fiona menoleh kemudian respon Fiona langsung memeluk Steven dengan erat, gadis itu sesegukan melepas tangisnya ia sudah tak bisa membendung lagi kesedihan yang ia rasakan, "kenapa..? kenapa Mama menyembunyikan penyakitnya selama ini dariku?" kata Viona dengan suara yang sesak di dada berusaha menahan tangisnya yang tak kunjung berhenti.

"Sudahlah Vio, yang terpenting kamu doakan saja semoga mamamu tenang di sana."

"Tidak, aku tidak bisa menerima kepergian mama. ini terlalu cepat, Mama sudah pergi meninggalkanku Kenapa Mama tidak mengajakku ikut bersamanya?" kata Viona dengan nada suara yang letih.

Melepas pelukan Fiona pria itu mengangkat wajah Fiona dan menatapnya lekat-lekat dengan penuh kasih Steven menasehati anak tirinya itu Fiona aku tidak akan memintamu untuk melupakan mamamu akan tetapi jangan kau jadikan alasan kepergian mamamu untuk kau patah semangat titik Aku tidak ingin kau hancur hanya karena kau ditinggal pergi oleh mamamu ingat Fiona meskipun mamamu sudah tidak ada kau harus melanjutkan hidupmu kau harus buktikan pada mamamu bahwa kau bisa sukses maka di sana mamamu akan merasa senang. Ucapkan menatap Fiona pandangan keduanya pun bertemu Entah mengapa hati Steven tiba-tiba berdebar hangat di saat ia memeluk hangat anak tirinya apalagi saat wajah keduanya sangat dekat tanpa jarak titik wajah cantik Fiona membuat gugup jantung Steven bergerak dengan cepat namun sebisa mungkin Steven membuang perasaan itu yang di depannya saat ini bukanlah kekasihnya melainkan anak tirinya yang seharusnya ia lindungi. Fiona kembali memeluk erat Steven menyandarkan kepalanya di dada bidang Steven seakan melepaskan semua beban yang ia rasakan pada pria itu tangan Steven terangkat menyambut pelukan hangat Fiona di tengah di tengah ruangan yang penuh keharu-haruan itu tiba-tiba terdengar teriakan Sisil dari luar rumah Fiona I am coming spontan Viona dan Steven melepaskan pelukannya kemudian mereka turun ke bawah untuk menemui Sisil. Apa gue salah waktu datang ke sini tanya Sisil begitu melihat wajah Viona yang memerah dan bengkak karena tangisnya Sisil menatap Fiona bergantian menatap Steven yang menyusul di belakangnya Fiona menggelengkan kepalanya menandakan bahwa dia baik-baik saja tidak Sisil aku baik-baik saja takutnya dengan suara Parau. lu habis nangis tanya Sisil. Oh ya Sisil cantik banget mau ke mana Steven ikut menyela mengalihkan rasa penasaran Sisil pada kondisi hati Viona

"eh Om! Sisil mau ajakin Vio jalan-jalan! Kita mau malam mingguan di luar, boleh ya Om?" Kata Sisil dengan suara malu-malu setengah merasa terbang di saat ayah tiri Fiona yang selama ini sangat Sisil idolakan menilai dirinya cantik. Tidak sia-sia Sisil berdandan satu jam di rumahnya dengan pakaian seksi, rok mini di atas lutut yang memperlihatkan kulit putihnya dipadu dengan kaos putih berlengan pendek dengan belahan atas sedikit terbuka. Rambut panjang Sisil di gerai dibiarkan menjuntai ke bawah.

Steven mengulas senyum, "Tentu saja bole! kalian Pergilah atau Jika perlu aku akan mengantar kalian ke mana yang kalian mau."

Mendengar tawaran dari ayah tiri Fiona, mata Sisil membola. Tentu saja tawaran itu sangat menggiurkan, secara Sisil bisa lebih PDKT dengan ayah tiri Fiona.

"Nggak, enggak perlu! biar kita aku pergi bersama Sisil saja," sahut Fiona menolak tawaran Steven.

Steven mengangguk, "oke tidak apa-apa! Pergilah!

"gue ke atas dulu! gue mau ganti baju dulu!" ucap Viona sembari berlari menuju tangga.

"Ayo silakan duduk, Sisil!" kata Steven menyuruh Sisil untuk duduk.

"ya Om. Makasih!" sahut Sisil dengan tersenyum manis.

"Om, Sisil Mengucapkan turut berduka cita atas kepergian tante Rossa!" kata Sisil.

"Iya Sil, terima kasih! aku juga mengucapkan banyak terima kasih karena kamu sangat peduli pada Fiona.

"Iya Om, aku dan Viona sudah lama berteman dan bahkan kami sudah seperti saudara." sahut Sisil dengan malu-malu, kedipan matanya bergerak cepat dengan tak bisa lepas menatap pria tampan yang duduk di dekatnya.

"Bagaimana sekolah kalian?" tanya Steven basa-basi.

"baik, Om. Sebentar lagi kami akan ujian dan kami akan lulus tahun ini juga." sahut Sisil dengan suara bergetar, Sisil tak mau berhenti menatap Steven yang baginya sangat tampan.

"Oh begitu," Steven mengangguk-ngangguk. "setelah itu kalian berencana akan kuliah ke mana?" tanya Steven.

"belum tahu, om. Soalnya lihat hasil ujian dulu," sahut Sisil dengan gemetar, tubuh Sisil semakin bergetar ia tak bisa menyembunyikan rasa gugupnya terhadap pria tampan ini, tubuh Sisil berkeringat di saat Steven menatap ke arahnya dan melemparkan senyum manis. "duh kalau om tampan ini terus menatapku seperti ini aku bisa pingsan nih." batin Viona gelisah. Ia benar-benar tak kuasa menahan degub jantungnya yang terus berpacu. Ketampanan yang dimiliki Steven benar-benar membuat Sisil jantungan.

Tak lama kemudian Fiona pun turun, Gadis itu sudah siap untuk pergi bersama Sisil.

"ayo... Siil! gue sudah siap!" seru Viona.

"baiklah! kalian Pergi Saja! hati-hati di jalan dan ingat pulangnya jangan terlalu larut!" Steven memperingatkan kedua gadis itu agar pulang tepat waktu.

"oke, om! kita pergi dulu! dadah Om!" ucap Sisil dengan mengedipkan mata centil ke arah Steven sedangkan tangannya melambai ke arah Steven.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!