Dinding penghalang bukan lagi antara kasta dan takhta, akan tetapi antara sujud dan Atheis.
Min Yoon-gi Diandre, artis ternama yang tidak percaya akan Tuhan tiba-tiba jatuh cinta kepada salah satu gadis muslimah. Gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Di saat semua wanita tergila-gila dan lberhalusinasi menjadi pasangannya, gadis itu malah tidak meliriknya sama sekali.
Mampukah Yoon-gi meluluhkan hati gadis itu? Di saat dinding penghalang yang begitu tinggi telah menjadi jarak di antara mereka.
"Aku tidak ingin kamu mengganut agamaku karena diriku. Tapi jika kau ingin menjadi salah satu dari umat nabiku, maka tetapkanlah hatimu kepadanya, bukan kepadaku." Cheesy Ajhiwinata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
Walaupun keadaannya sudah pulih total, akan tetapi Sarah berkunjung ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan rahimnya. Dia berjalan melewati lorong rumah sakit dengan perasaan yang tidak menentu, apalagi sekarang rumor tentang hubungannya dengan Yoon-gi mulai tersebar luas. Jadi, sudah pasti setiap gerak geriknya akan terus dia awasi.
"Permisi, Mbak. Dokter Cheesynya ada?" Tanya Sarah dengan lembut kepada resepsionis rumah sakit itu.
"Dokter Cheesy sedang ada di ruang operasi. Jika tidak keberatan bisa di tunggu sebentar," ucap resepsionis itu dengan ramah.
"Baik, Mbak. Terima kasih." Sarah tersenyum hangat lalu duduk di kursi tunggu yang berada di dekat ruangan Cheesy.
Dia menatap satu persatu orang-orang yang lewat dan berharap agar tidak ada fans fanatik Yoon-gi di sana. Tentu saja dia tidak ingin jadi bahan perhatian orang banyak karena ulah para fans sahabatnya itu.
Yoon-gi adalah artis papan atas yang memiliki istri sejuta umat, jadi apa yang berhubungan dengannya akan menjadi perbincangan hangat. Baik itu di sosial media, maupun antar gosip para artis.
Cukup lama dia menunggu kehadiran Cheesy, akan tetapi belum ada tanda-tanda kedatangan wanita itu. Sarah perlahan menatap jam tangannya, mungkin lain kali dia harus membuat janji terlebih dahulu. Dia lupa jika Cheesy adalah dokter yang super sibuk, jadwalnya sangat padat, apalagi dengan kinerjanya yang sangat bagus, jadi tidak heran jika banyak pasien yang harus dia tangani.
Saat sedang menunggu, tiba-tiba ponsel Sarah berbunyi. Dia menatap benda pipih itu dan melihat ada pesan dari seseorang yang membuat jantungnya langsung berdetak dengan hebat. Tubuhnya mulai bergetar di ikuti dengan keringat yang membasahi keningnya.
"Baru saja keguguran sudah jadi perbincangan hangat. Apa kehilangan bayi itu belum cukup untukmu? Cepat kembali kepadaku, tetap tunduk dan jangan coba berhayal menjadi istri pembangkang."
Dia terus menatap layar ponselnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Tangannya terus bergetar, seakan tidak sanggup untuk memegang ponselnya lagi. Semua ingatan yang begitu menakutkan langsung muncul di ingatannya. Tatapan begitu kosong, yang ada hanya bayangan masalalu yang begitu kelam.
"Sarah! Kamu tidak apa-apa?" Ardy yang kebetulan lewat tidak sengaja melihat Sarah, dia langsung berlari mendekati wanita itu.
"Dok!"
Sarah menatap Ardi dengan tatapan penuh kesedihan. Tidak banyak berpikir, mata Ardi langsung tertuju pada ponsel Sarah. Dengan cepat dia mengambil ponsel itu lalu melihat pesan yang membuat keadaan Sarah menjadi seperti ini.
"Sial! Dasar pria bajingan." Ardy hanya bisa meremas ponsel itu sambil mengumpat penuh kebencian. Dia sudah muak melihat tingkah iblis berwujud malaikat itu. Ingin sekali dia membongkar kebusukan pria itu, akan tetapi dia sadar jika dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Dok!"
Cheesy yang melihat kejadian itu hanya bisa menatap Ardy dengan tatapan penuh kebingungan. Dia menatap wajah Sarah yang begitu pucat dan di penuhi keringat. Ternyata masa lalu wanita itu sangat kelam, melihat keadaannya saat ini saja membuat hati Cheesy seakan teriris.
Tidak mau menjadi bahan perhatian, Ardy langsung menggendong tubuh Sarah. Dia dengan cepat membawa wanita itu ke ruangan Cheesy. Dia membaringkan tubuh Sarah di sofa lalu mencoba memenangkannya dengan penuh kelembutan.
"Sarah! Tenanglah. Dia tidak akan bisa melakukan itu lagi. Kamu berada di tempat yang aman sekarang. Yoon-gi sahabatmu tidak akan pernah membiarkan itu terjadi lagi." Ardy menggenggam tangan Sarah dengan lembut sambil mengusap puncak kepala wanita itu.
Melihat itu, Cheesy hanya bisa terdiam. Dia menatap Sarah dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Tiba-tiba ada rasa bersalah muncul di hatinya ketika mengingat perkataan beberapa hari lalu.
"Yoon-gi! Jangan beritahu dia tentang kejadian ini." Sarah menatap Ardy dengan tatapan penuh permohonan.
Yoon-gi sudah banyak membantunya, dia tidak mau menjadi beban untuk sahabatnya itu lagi. Sudah cukup Yoon-gi mencukupi semua kebutuhannya, mulai dari tempat tinggal dan juga semua fasilitas mewah yang dia dapatkan.
Ardy hanya bisa mengangguk pelan sambil terus mengusap lembut puncak kepala Sarah. Setelah melihat wanita itu mulai tenang, Ardy dengan cepat mengambilkan air minum lalu memberikannya kepada Sarah.
"Minumlah, tenangkan dirimu."
Sarah hanya bisa mengangguk kecil, dia mencoba mengontrol ketakutannya lalu meminum air yang di berikan Ardy. Setelah rasa takutnya mulai hilang, dia perlahan duduk sambil menatap Cheesy yang sejak tadi diam mematung melihat keadaannya.
"Coba aku periksa dulu keadaanmu," Ucap Cheesy langsung memeriksa keadaan Sarah.
"Aku baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir," ucap Sarah tersenyum hangat.
Melihat Sarah yang mulai tersenyum, Ardy langsung membuang napas lega. Dia menghempaskan tubuhnya di sofa sambil menatap kedua wanita itu dengan lekat.
"Dua wanita yang luar biasa. Tapi, di balik ketangguhan mereka, sama-sama menyimpan luka yang berbeda," Batin Ardy tersenyum sinis.
******
Di sebuah stadion mewah, para penonton bersorak histeris. Lampu sorot memencar ke berbagai arah, seakan kagum akan kerumunan orang-orang yang memenuhi stadion yang besar itu. Bukan hanya di dalam, akan tetapi di luar juga. Semuanya berteriak menyebut nama idola mereka yang sedang tampil di atas panggung.
"Yoon-gi!!!"
"Yoon-gi!! I love you!"
"Yoon-gi merry me!"
"Yoon-gi! Apa kamu sedang jatuh cinta?"
Perkataan para penggemar membuat Yoon-gi tersenyum lebar. Senyuman yang begitu menghanyutkan setiap orang yang melihatnya. Senyuman itu, adalah senyuman penyemangat untuk orang-orang di luaran sana. Bahkan senyuman itu mereka jadikan sebagai psikiater untuk mereka.
Yoon-gi menatap orang-orang yang terus berteriak memanggil namanya sambil mengangkat linghtstick berwarna ungu dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak menyangka jika kini dia berada di puncak kesuksesan yang telah melambung tinggi.
Walaupun untuk mencapai pencapaian ini tidak mudah, akan tetapi sekarang dia telah berhasil mengejutkan impiannya. Impian yang dulu selalu di hina dan di rendahkan, dan di anggap hanya omong kosong yang tidak akan membuahkan hasil. Namun, sekarang dia telah berada di puncak kesuksesan karena impiannya itu.
"Kamu tidak akan pernah bisa sukses menjadi seorang penyanyi."
Kata-kata yang begitu menyakitkan terus tergiang di ingatannya. Walaupun terdengar merendahkan, akan tetapi Yoon-gi menjadikan kata-kata itu sebagai motivasi untuknya. Tujuannya hanya satu, yaitu memperlihatkan kepada dunia jika hobi akan membawa kita ke puncak kesuksesan yang tidak terduga.
"Yoon-gi!" Teriaknya sehingga membuat para penggemar kembali bersorak.
"Terimakasih! Karena kalian semua aku bisa berdiri di panggung ini. Aku mencintai kalian semua."
Yoon-gi melambaikan tangannya dan menatap para penonton sebelum meninggalkan panggung. Tubuhnya terasa lelah, akan tetapi semua hilang karena semangat dari para penggemarnya itu.
Yoon-gi meninggalkan panggung dengan keringat yang bercucuran, melihat itu para staf wanita langsung menghampiri, ada yang memberikan air minum, ada yang melepaskan kemeja dan ada juga yang mengeringkan keringatnya. Sungguh hari-harinya selalu di isi oleh begitu banyak wanita, akan tetapi isi pikirannya hanya di isi oleh satu wanita.
"Tuan! Nyonya Sarah berada di rumah sakit sekarang."
"Apa!"
Bersambung.....