NovelToon NovelToon
Tembak Aku Dengan Cintamu

Tembak Aku Dengan Cintamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Menikahi tentara
Popularitas:42.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zhang zhing li

Membina rumah tangga tidak semudah membalikkan tangan. Banyak rintangan yang datang dan kita wajib bersabar, lapang dada, dan memiliki sifat kejujuran.

Menikah dengan anak SMA butuh banyak bimbingan. Hadirnya cinta masa kelam membuat retak cinta yang sedang dibina. Banyak intrik dan drama yang membuat diambang perceraian.

Kasus pembunuhan, penyiksaan dan penculikan membuat rumah tangga makin diunjung tanduk. Bukti perselingkuhanpun semakin menguatkan untuk menuju jalan perpisahan. Mungkin hanya kekuatan cinta yang bisa mengalahkan semua, namun menghadapinya harus penuh kasabaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tatangga Julid

Hanya bermalas-malasan ditempat tidur. Hari ini libur sekolah. Walau sudah membuka mata tetap saja masalah yang sedang dihadapi masih terngiang. Padahal berharap ketika terlelap semuanya bisa hilang.

"Sampai kapan masalah ini akan selesai? Apa sampai diriku tidur selamanya, dia akan bahagia? Kenapa kau begitu tega padaku, Kak? Kalau tahu kau masih bahagia bersama mantan, pasti lamaranmu tidak akan kuterima?" rancau hati galau.

"Hh, nasib ... nasib. Berharap menikah akan bahagia bersamanya, ternyata tidak mudah juga menjalani rumah tangga. Lebih mudah memecahkan rumus matematika dari pada rumus kehidupan yang semakin rumit dan kian kacau."

Bangkit dari pembaringan. Mencoba membersihkan diri. Membasahi seluruh tubuh sangat melegakan. Berharap masalah terhempas bersama air yang mengalir.

Sosokmu bagai matahari yang bersinar

Begitu membuat bahagia dan berwarna

Namun kini aku cukup tersadar

Bahwa tidak bisa memilikimu selamanya

Jurang memang begitu dalam

Tapi tak sedalam rasa cintaku ini

Api memang mudah padam

Tapi tak semudah padam cemburu hati

Betapa hatiku mencintaimu dari lubuk hati

Namun semua tipuan dan hanya semu

Tak menyangka dibelakang menduakan diri ini

Sampai hati teriris ribuan pisau

Ku ingin memelukmu

Ku ingin menggenggam erat tanganmu

Apakah akan susah bagiku

Saat kau sudah bahagia di belakangku

Doaku tetap terpanjat untukmu

Sayangku tetap untuk dirimu

Tapi hati ini cukup tertutup bagiku

Tak 'kan ada lagi kata maaf bagimu

Biar 'lah alam yang berbicara

Karena tahu letak benar dan salah dimana

Biarkan tabur tuai  melakukan tugasnya

Karena Tuhan tidak tidur selamanya

Aku hanya bisa merelakan

Hanya ini semua jalan terbaik buat kita

Cukup masalah ini terselesaikan

Biar kita sama-sana bahagia menjalaninya

Duduk ditepian teras sambil melihat Ibu membeli sayur di Mamang. Rambut yang basah masih tergerai agar ke tiup angin bisa cepat kering. Malas menggunakan hairdryer.

"Oh, ya, Bu Mila. Tumben anak Ibu ada dirumah. Ada apa nih? Kok kayak ngak biasa-biasanya?" tanya tetangga.

Jarak para Ibu-ibu membeli sayur hanya beberapa meter, makanya obrolan mereka terdengar jelas.

"Eh ... eh iya nih. Dari kemarin saya lihat dirumah jenengan terus. Apa lagi ada masalah sama suaminya? Kenapa tuh, dan kok bisa?" Yang lain kepo.

Aku yang melihat menggenggam erat. Ingin rasanya mengampar mulut mereka namun masih ku tahan. Tidak pernah mengurusi urusan mereka, tapi kenapa juga mereka ingin tahu urusan kami.

Ibu hanya diam tidak menanggapi. Beliau malah sibuk memilih sayur kangkung yang segar.

"Dih, ditanya kok diam sih, Jeng. Lagian kalau berkunjung ke rumah orangtua pasti ada suaminya 'kan? Tapi ini kok ngak ada, apalagi mobilnya."

"Nah benar ... benar itu," simbat yang lain makin riuh.

Ada sekitar enam orang yang ikutan berbelanja. Mereka nampak kepo semua. Pada julid san sok tahu.

"Tapi wajar sih kalau ada masalah. Sementara suami Mila itu 'kan udah tampan, berwibawa, apalagi abdi negara kepolisian. Pasti nih ... nih ya, banyak yang mendekati 'lah."

"Wah, benar ... benar itu. Pasti banyak perempuan cantik mendekati."

"Wah, apa jangan-jangan masalah yang dihadapi Mila sekarang tentang orang kedua, alias sedang diduakan sama perempuan lain? Atau bisa jadi karena terlalu sibuk kerja, tidak dapat jatah nafkah bathin."

"Wah, bisa jadi itu Ibu-ibu."

Byok, Ibu membanting beberapa sayuran. Nampak beliau tidak terima anaknya digosipkan yang belum tentu kebenarannya.

Walau yang dikatakan mereka benar, sesuai rumah tangga yang retak akibat adanya pihak ketiga tapi jangan keterlaluan juga. Cukup pihak keluarga kami yang tahu, tidak perlu orang luaran sana ikut campur.

Semua seketika terdiam, saat ibu begitu melotot netranya menyapu ke arah mereka.

"Duh, bu Mila. Jangan dibanting dong dagangannya. Belum laku sama sekali ini," keluh Mamang penjual.

"Habisnya kesel sama mulut ember mereka semua."

"Tapi, ngak juga sayur saya yang jadi korban. Hadeh ... deh.

"Astaga, kamu bawel amat juga, Mang. Ya udah, saya ngak jadi beli," Ibu ingin melenggang pergi.

Suasana semakin panas. Mereka bungkam, tidak ada lagi yang berani membuka mulut.

"Lah sudah berbuat mau pergi begitu saja," Mamang penjual masih tidak terima.

"Haist," Ibu berbalik melotot tak suka sama Mamang.

"Apa ini cukup," Uang lembaran biru dikeluarkan Ibu.

"Wah, cukup ... cukup. Malah kelebihan ini. Harga kangkungnya cuma 1.000 perak."

"Udah ambil saja, dari pada kamu banyak omong. Malas juga dengarkan mulut tetangga yang terlalu ember bikin panas kuping saja."

"Eh, iya. Makasih kalau gitu. Maaf yak tadi marah."

"Hmm, sekarang kalian semua undur diri dari pekarangan ku. Muak lihat wajah emak-emak yang mulutnya kek comberan, tapi ngak ada malu saat beli sayur 1000 perak saja ngutang," balik sindir Ibu tidak terima.

Semua orang seketika diam, saat kata Ibu benar adanya.

Memang kebanyakan warga sini, sudah kehidupan pas-pasan tapi masih saja sok kaya dan angkuh. Bukannya ngaca sama kehidupan mereka sendiri, tapi malah kepo sama kehidupan orang lain. Padahal kalau diteliti banyak yang sering ribut hanya masalah sepele, tidak ada uang untuk makan sehari-hari. Lebih parah lagi pernah ada saling pukul dan main clurit. Kampung kami rata-rata sebagai petani dan kerja diluar daerah sebagai tukang bangunan ataupun parkir.

"Eh, iya Bu. Maaf ... maaf banget, yak." Mamang penjual merasa tidak enak.

Mulut mereka menyungging tidak suka. Bibir sudah manyun semua kayak bebek. Wajah pada cemberut.

Makanya kalau tidak mau disindir jangan duluan mau cari masalah.

"Ayo, Mila. Masuk!" Gendeng Ibu, ketika tahu diriku tertunduk sedih.

"Iya, Bu."

Didalam rumah Ibu nampak masih tidak terima. Berkali-kali beliau berdecak sebal.

"Duh, julid amat sih para tetangga kita?" keluh Ibu tak terima.

"Sudah, Bu. Biarkan saja. Jika dipikirin malah bikin tambah pusing. Gosip tidak akan ada habisnya. Malah kita tanggapi kian menjadi-jadi."

"Benar juga katamu, tapi tidak juga harus gitu, Nak. Kalau mau gosip tuh cari tahu dulu kebenarannya, jangan asal jeplak saja kalau berbicara. Apa tidak takut bibir mereka tonjor sebab karma. Jangan mudah percaya sesuatu tanpa bukti. Apalagi menuduh sembarangan karena apa yang mereka tebar pasti suatu saat bisa dituai."

"Hmm, sudah ... sudah, Bu. Jangan marah, ngak baik buat kesehatanmu."

"Iya, Nak. Maaf Ibu sudah bikin masalah tentangmu. Jadinya kamu malah sedih lagi."

"Ngak pa-pa, Bu. Aku baik-baik saja kok."

"Bagus kalau gitu. Seharusnya yang disalahkan disini suami kamu Ryan. Heh, kalau datang ke sini lagi akan ku bunuh. Awas saja."

"Hehehe, memang bisa? Sedangkan Kak Ryan polisi dan jago bela diri."

"Bisa 'lah. Caranya aku suruh diam duluan, lalu ku tusukkan pisau. Mana berani dia sama Ibu. Apa ingin jadi mantu durhaka. Waktu ku pukul pakai sapu saja dia hanya cengengesan. Untung saja cuma pingsan waktu itu. Berharap banget kalau dia cepetan masuk liang lahat, biar anak Ibu ngak sakit hati terus." Beliau sudah agak tenang dengan duduk berdekatan denganku.

Rambut yang tergerai beliau elus-elus.

"Cihh. Karma Bu. Jangan sembarangan main hakim sendiri. Hihii."

"Ibu tidak memikirkan karma, yang penting anak Ibu bisa bahagia itu sudah cukup."

"Terima kasih, Bu. Engkau adalah yang terbaik. Kalau tidak ada Ibu dan bapak pasti Mila akan dilanda kesedihan terus dan akhirnya tidak kuat lalu bunuh diri." Kupeluk erat tubuh beliau.

"Jangan berkata begitu, Nak. Cobaan pasti akan datang di setiap orang yang menjalani rumah tangga, sebab sejauh mana mereka bisa menghadapi tentang cinta, kesetiaan, dan bisa pandai bersyukur apa tidaknya atas rahmat yang Tuhan berikan. Ujianmu adalah dengan suami yaitu hadirnya perempuan lain. Banyak cobaan bermacam-macam cara. Kamu harus tetap tegar, sabar, dan tenang menghadapinya. Walau tidak mudah, kamu harus tetap kuat karena kamu orang pilihan Tuhan," nasehat panjang lebar beliau.

"Iya, Bu. Terima kasih kamu masih bersamaku untuk terus memberikan dukungan."

Kami banyak bercerita. Tubuh beliau terus kupeluk. Begitu nyaman dan tentram.

1
ᴳᴿ🐅ᵘᵐᵘSᵃᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍʲˡ🤎🧡
Ternyata oh ternyata mertua tiri Dona dalang dari semua kejahatan itu, mau kaya dengan instant rupanya, tapi tidak mau bekerja keras mau enaknya saja
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ApriZyanF🦀🧸
dasar penculik banciii, beraninya sama perempuan. cobayang kau hajar laki laki head to head babak belur juga pastinya
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
ladalah ternyata mama tiri dari suaminya Dona dalangnya ini hanya karena ingin menguasai harta yang sudah diwariskan ke Dona dan anak yang sedang dikandung mama tiri durhakim ini gila harta , semoga Ryan dan anak buahnya segera datang jangan sampai Mila nanti diapa2in lah merinding bayanginnya😱😭😭
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ApriZyanF🦀🧸
nah bagus,segera pergi . semoga kamu gak dikejar para penculik itu
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ApriZyanF🦀🧸
buruan kabur kamu, cari pertolongan siapa tau ketemu orang baik di luar sana,malah gak mau🤦‍♀️
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ApriZyanF🦀🧸
kan bener samsul pelakunya, tapi atas dasar perintah orang lain sih.. aku kira disuruh dona
🏠⃟🌻͜͡ 🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
dasar nenek sihir yang sangat kejam... semoga nanti sebelum kamu menikmati hartamu kamu sudah sekarat ini
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ApriZyanF🦀🧸
samsul, ternyata kamu sudah dibutakan oleh uang, sampai rela melakukan apa yang seharusnya tidak kamu lakukan.
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
dihhhh kalian berdua malah kek Tom and Jerry deh sama sama tengil semua, jangan maju duluan kalian cuma berdua yang ada malah babak belur dipukuli nanti sama para pengawal dan penculik mending sabar dulu tunggu bantuan Bagas inget stay calm Ryan....
🏠⃟🌻͜͡ 🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Tuh sadar juga kan kamu Ryan kalau sudah tua, jadi jangan marah lagi ya kalau di katain Tio kayak gitu🤣🤣🤣
Cakra Bisi Duo ¹⁹
greget dipart ini ketika ryan tidak bs mengontrol emosi sampai memukul tio dgn tuduhan yg belum jelas apa huh dgn mila. pdhl mereka hanya teman
Cakra Bisi Duo ¹⁹
bahagiamu ketika ada yg baik yg rela menghibur. bukan kek ryan yg bisanya hanya menyakiti saja. semoga kamu gk berlarut larut sakit hatinya
L3ffo VEROL☣☯
masih saja belum ditemukan siapa dalang pembunuhan itu. polisi sdh bekerja keras untuk mengungkap semua, tp kelihatannya banyak kendala dn kesulitan
L3ffo VEROL☣☯
ryan jgn emosi melulu lah. main tuduh sembarangan saja. selidiki dulu tio itu sbnry siapa dulu. jgn lihat mereka dekat lalu selingkuh gitu????
L3ffo VEROL☣☯
Semoga kamu keluar sm tio hatimu tdk sakit lg dan melupakan semua sakit hati yg dilakukan ryan
ARYA PAMUNGKAS¹⁷
dona ini gimana sih. niat hati ingin melaporkan kdrt tp malah tujuan lain ingin menghasilkan rmh tangga mila
ARYA PAMUNGKAS¹⁷
sadis dan terlalu kejam main siksa istri. pakai menjambak rambut dan tiada ampun. suami apaan kek gitu. udh dikasih istri cantik dan sabar msh gk terima😑
Cakra Bisi Duo ¹⁹
tio orangnya kayaknya ramah, supel dan mudah bergaul. mknya mila betah berada disisinya. pandai menghibur pulak ini
L3ffo VEROL☣☯
coba ikuti saran tio dan ibu kamu, siapa tahu kamu bakalan bahagia dan melupakan masalah yg menyakitkan ttg ryan
ARYA PAMUNGKAS¹⁷
kalau suara perempuan brrti suami kamu patut dicurigai. pasti dia sdg selingkuh. semoga dugaan kamu bnr dan bs menambah alasan bahwa dia tdk pantas untukmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!