Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Andin meradang mendengar mereka menjelekkan suaminya, biar bagaimanapun dia sangat mencintai Aldo dan tetap ingin menunggunya walau dia dipenjara sekalipun.
"Diam kalian semua, aku akan bunuh kalian sekarang juga"? Teriak Andin menghampiri mereka semua dengan penuh emosi.
"Oh yah, coba saja kalau kau berani Andin, kita lihat kau bisa melawan kami atau tidak". Hardik mereka dengan kasar.
Mereka semua bersiap untuk menyerang Andin secara beramai-ramai, mereka memang sangat membenci sikap sombong Andin sejak rumahnya menjadi mewah.
"Sudahkah Andin, yang dikatakan mereka benar, sial sekali kau mendapatkan laki-laki seperti itu, bukan untung malah buntung, cari yang kaya eh malah dapat yang kere tidak jelas pula". Kesal bu Alma kepada anaknya.
"Bu". Rengek Andin dengan tidak percaya.
"Itu ibumu juga tahu, jika kamu salah memilih, baguslah jika lebih baik kalian bercerai saja, toh, dia masuk penjara juga, kamu bisa ajukan perceraian saja, daripada dikira gadis tapi suami dipenjara". Ejek mereka lagi.
"Ayo, kalau tidak mau bergerak dan masih menemani ibu-ibu itu bertengkar, tinggal saja, kami mau pergi". Ucap Bu Alma dengan kesal.
Andin tidak punya pilihan lain selain mengikuti keluarganya, walau hari sudah mulai larut mereka harus bisa merapikan semuanya minimal kamar mereka. Rumah tingkat 2 sederhana dengan 4 kamar ini cukup lumayan.
"Kalau begitu ayo istirahat, besok lagi mengerjakannya". Ucap Tyo dengan kelelahan.
Andin tidak menjawab perkataan sang kakak, dia hanya melongos ke kamarnya tanpa kata, begitu juga dengan Bu Alma yang tengah kelelahan.
Keesokan harinya, mereka membeli sarapan jadi setelah itu kembali membereskan barang-barang sedangkan Tyo pulang ke rumahnya ingin berganti pakaian tapi alangkah terkejutnya dirinya mendapati banyak koper didepan pos satpam.
"Loh maaf, anda siapa?? tanya pak security yang bertugas menjaga rumah.
"Bapak yang siapa, ini rumah saya, kenapa bisa masuk rumah orang seenaknya". Hardik Tyo dengan kesal.
"Anda itu yang siapa, saya memang ditugaskan untuk menjaga rumah ini karena majikan saya sedang sibuk mengatur barang". Kini gantian sang security yang menghardik Tyo dengan penuh emosi.
"Saya Prasetyo, suami Nayma pemilik rumah ini". Ucap Tyo dengan sangat kesal.
"Oh anda tuan Prasetyo, ini titipan barang anda disini oleh ibu Nayma, katanya anda pasti akan kesini jadi beliau memberikan barang anda untuk dititip". Ucapnya sambil mendorong beberpa koper dari pos security.
"Apa maksudnya ini, saya ini pemilik rumah ini, kenapa barang saya ada diluar sini". Ucap Tyo dengan pucat.
Dia tidak menyangka istrinya memperlakukan nya seperti ini, Nayma sangat serius dengan perjanjian yang dia tandatangani kemaren rupanya.
"Loh anda tidak tahu jika rumah ini sudah bu Nayma jual kepada tuan saya, makanya saya ada disini". Ucapnya dengan heran.
"Apa, dijual". Teriak Tyo dengan keras.
Bagaimana mungkin Nayma bisa menjual rumah mereka seenaknya, walau memang rumah ini sebagian besar adalah uang Nayma tapi tetap saja dia memiliki hak dan bagian dari rumah ini.
"Iyalah, makanya saya ada disini, pergilah, bawah barang anda karena saya akan bertugas kembali, jangan sampai saya dipecat gara-gara anda". Sungut security itu dengan sangat kesal.
Tyo mengambil ponselnya dan menelpon Nayma tapi tidak ada jawaban dan setelah mencoba beberapa kali barulah Nayma mengangkat telponnya.
"Ya ada apa?? ". Tanya Nayma dengan dingin.
Tyo menelan ludahnya kasar, ini pertama kalinya dia mendengar nada tidak bersahabat istrinya selain di kantor polisi kemaren.
"Kenapa kau menjual rumah kita Nayma, kenapa kau seenaknya padaku". Hardiknya dengan kasar setelah dia mampu menguasai dirinya.
"Lah, bukannya kau sudah menandatangani perjanjian kita kemaren agar kamu bebas dari penjara. Lagian kita akan bercerai, aku sudah mendaftarkan nnya dan besok akan ketok palu, toh karena kamu menandatangani surat ceria itu dengan resmi". Ucap Nayma dengan penuh kemenangan.
"Jangan keterlaluan Nayma, aku juga memasukkan uang dirumah ini saat membelinya, kembalikan itu". Teriaknya dengan kesal
"bodoh amat, nikmati saja kesialan mu karena berlaku curang kepada istrimu sendiri, mau buat hajatan mewah kok malah membuatmu masih masuk penjara, enakan rasanya?? Ejek Nayma dibalik telpon.
"Sialan, dasar istri durhaka, masuk neraka baru rasa kamu". Kesal Tyo mengumpat dengan kasar.
"Oh iya, lalu apa namanya lelaki seperti mu mokondo, tidak tahu diri dan penghianat, siapa yang akan masuk neraka duluan, dasar laki-laki tidak tahu diri, nikmati saja perbuatanmu dan keluargamu". Ucap Nayma kemudian mematikan telponnya sepihak.
Tyo menendang pintu pagar itu dengan kesal, dia kalah langkah dari istrinya, dia tidak mengangkat Nayma yang penurut kini malah memberikan pemberontakan kepadanya dan keluarganya. Dia menyesal telah menyia-nyiakan Nayma, kini dia harus menghidupi keluarganya seorang diri.
"He, pergi sekarang, jangan merusak rumah ini dengan tingkahmu, pergi". Usir pak Security dengan kasar.
Tyo menghempaskan tangan security yang memegang nya dan mengambil Barang-barang nya dan memasukkannya ke dalam mobilnya dengan kesal.
"Awas kau Nayma, aku akan buat perhitungan padamu, aku tidak terima kau perlakukan aku seperti ini". Umpatnya sambil memukul setir mobilnya melampiaskan amarahnya.
Tyo langsung ke kantor nya karena dia akan bekerja seperti biasanya karena kemaren dia memang cuti beberapa hari dan hari ini dia kembali masuk.
"Oi bro, loe baik-baik saja kan?? tanya Yayat sang sahabat
"Emang kenapa, aku baik kok". Ucap Tyo dengan kening mengkerut.
"Lihat deh, berita pernikahan adik loh itu viral di sosial media dan jangan lupa wajah loh ikutan disorot kamera". Ucapnya dengan pelan, takut ada yang mendengar.
"Kamu serius?? Tanya Tyo dengan tidak percaya.
" Beneran bro, bahkan di kantor juga tahu". Ucapnya dengan senyum paksa
Tyo mengedarkan pandangannya kesemua arah, pantas saja sejak tadi pandangan para karyawan padanya sangat tidak bersahabat apalagi mereka menatapnya dengan tatapan mencemooh.
"Sialan siapa yang mengambil video itu". umpatnya
Memang dia sangat ingat kemaren banyak dari mereka mengabadikan moment itu tapi dia tidak menyangka akan viral seperti ini, bagaimana jika perusahaan menindaki dirinya karena kasus ini astaga, memikirkannya saja membuat kepalanya langsung pusing.
Belum selesai percakapan mereka, temannya datang tergesa-gesa memanggil dirinya.
"Yo kamu dipanggil pak Erland di ruangannya sekarang juga". Ucapnya dengan nafas memburu.
"Loh memangnya salahku apa, aku ini baru datang dari cuti, bagaiman sih". Ucap Tyo dengan kesal.
"Entahlah bro, aku tidak tahu, aku disuruh saja memanggilmu menghadap kepada beliau sekarang". Ucapnya lagi.
"Ya sudahlah, aku kesana sekarang". Ucapnya dengan pasrah dan kesal.
"Ada apa yah sebenarnya". Monolognya dalam hati, dia sungguh khawatir terjadi sesuatu pada pekerjaannya
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....
wah, seru nih menantikan bab selanjutnya...
dan bisa sukses walaupun jauh dari ibu.