NovelToon NovelToon
Terbelenggu Hasrat

Terbelenggu Hasrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Susi Nya Sigit

Nadira nyari saja jatuh ke lembah nista, usai diselingkuhi oleh kekasihnya. Beruntung dia dipertemukan dengan seseorang, yang ternyata menyelamatkan hidupnya dari lembah hitam itu.

Lewat perjanjian kontrak yang ditawarkan oleh lelaki itu, mempertemukan dirinya pada sosok yang selama ini dia cari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susi Nya Sigit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serangan mendadak

Setelah pertemuannya dengan Nadira, hati Azka seakan gelisah tak menentu. Pikirannya hanya tertuju kepada wanita itu. Hanya saja ia sulit membedakan antara tertarik atau justru hanya kasihan semata.

Apalagi mantan pacarnya yang masih mengganggu gadis itu. Aska hanya khawatir, dengan keselamatan Nadira. Setelah apa yang ia ketahui. Rencananya membawa gadis itu ke rumah, masih ia pertimbangkan. Lagi pula dia juga belum bertemu dengan ayah dan bundanya. Untuk meminta izin. Walaupun dia sangat yakin mereka tidak keberatan.

Sudah satu minggu ini Angga tidak ada di rumah. Ada pekerjaan penting di luar kota yang menyita waktu ayahnya. Hanya ada Amalia, sang bunda yang selalu ada untuknya. Tempat curhat paling nyaman, menurutnya.

Azka beranjak dari tempat tidurnya, menemui sang bunda yang saat itu masih berada di taman belakang.

"Mbok Jum, liat bunda gak?" tanyanya pada wanita paruh baya yang sudah mengabdi puluhan tahun di rumahnya.

"Ibu ada di taman belakang, Mas. Keknya lagi nanam bunga deh," jawab wanita itu, buru-buru Azka menyusul bundanya.

Wanita cantik, meski usianya tak lagi muda dengan telatennya membersihkan tangkai-tangkai bunga yang mulai kering. Dengan cara itu, Amalia menghibur diri kala perasaan rindu mengusik kalbunya.

"Emmm, kayaknya harus beli pot lagi nih!" gumam wanita itu mencabut anak bunga dari potnya.

"Bunda!" pangggil Azka, mengalihkan perhatian wanita itu untuk menengok ke belakang.

"Kebetulan ada kamu, Sayang." Amalia tersenyum lega.

Azka menautkan kedua alisnya. "Kenapa, Bun?"

"Nanti antarkan bunda ke tokonya Pak Samin ya. Bunda mau beli pot bunga, sama pupuk sekalian," jawab wanita itu, minta dihantar ke toko abrakan langganannya.

Aska mengangguk setuju, "ok Bun."

Amelia mencuci tangannya yang kotor, kemudian mengajak putra semata wayangnya itu duduk di bangku taman. "Tumben kamu nggak pergi? Katanya kemarin ada tugas, kok cuma di rumah aja?" Amelia bertanya.

"Udah kok, Bun. Ayah kapan pulangnya?" Giliran Aska yang bertanya. Wajahnya terlihat serius. Dan itu disadari oleh bundanya.

"Tadi malam sih nelpon, katanya ayah hari ini pulang. Itupun kalau pekerjaannya selesai. Emangnya kenapa sayang? Kok kayaknya ada yang penting? Ngomong ke bunda aja."

Tak ada keraguan lagi di hati Aska untuk menceritakan kegelisahan hatinya. Aska bercerita tentang pertemuannya dengan Nadira. Dan juga niatnya untuk mengajak gadis itu tinggal di rumahnya.

"Kasihan Bun. Soalnya Ara itu nggak punya keluarga di sini. Boleh ya Aska mengajak dia ke sini. Aska janji nggak akan berbuat macam-macam sama gadis itu."

Amalia teringat nasibnya dulu. Yang tinggal di ibukota seorang diri. Sedangkan orang tuanya tinggal di Bogor. Ia merantau karena keadaan ekonomi yang mencekik keluarganya. Karena itu hatinya timbul rasa iba dan ingin menolong gadis yang diceritakan oleh putranya.

"Kalau bunda sih nggak keberatan. Kamu bawa aja dia ke sini, nanti masalah ngomong sama ayah, biar bunda yang ngomong."

"Beneran Bun?"

"Iya sayang. Bunda kasihan sama temen kamu itu. Karena bunda juga ngerasain seperti apa hidup sebatang kara di kota besar ini. Apalagi keselamatannya terancam karena mantan pacarnya itu."

Aska memeluk bundanya. Sebagai wujud terima kasihnya kepada wanita itu. Ia sangat bersyukur memiliki bunda yang bijaksana. Juga baik hati. "Makasih ya bun. Aska sayang bunda!"

"Iya, Sayang. Bunda juga."

***************

Senja menggantung di ufuk timur. Pertanda hari sudah mulai gelap. Kevin yang masih berkutat di jalanan, merasa kesal. Hari ini adalah hari yang melelahkan baginya. Pertemuannya dengan Riska yang tidak terduga, semakin menambah masalah untuk lelaki berhidung mancung itu.

Semua rencananya hampir berantakan gara-gara mantan kekasihnya itu. dan sekarang ia harus membayarnya dengan waktu yang terbuang sia-sia. "Bodoh kenapa aku nggak minta nomor telepon tuh cewek sih!" Ia meretungi kebodohannya sendiri.

Mobilnya berjalan ke arah rumah Nadira. Gadis yang akan menjadi calon istrinya itu akan dibawa ke rumah baru. Rumah yang lebih layak ditempati, dibanding rumah sewaan yang ditempati oleh Nadira sekarang.

Mobilnya berhenti di ujung gang, karena tidak bisa masuk ke dalam. Mengingat jalannya yang sempit. Kevin berjalan kaki menuju ke rumah itu. Dengan harap-harap cemas, mengingat ia tidak memberi kabar apapun kepada Nadira.

Setelah rumah Nadira kelihatan, ia tersenyum menyeringai melihat pintu rumah itu terbuka lebar. "Syukurlah tuh cewek ada di rumah."

Nadira yang saat itu sedang duduk di ruang tamu, merasa bingung harus melakukan apa. Gelisah menunggu kabar dari lelaki yang sejak tadi mengusik hatinya.

"Mudah-mudahan aja tuh cowok nggak beneran ke sini!" Ia bergumam, saat kemudian ia dikejutkan dengan kedatangan Kevin yang tiba-tiba dan tanpa permisi.

"Sudah habis waktunya untuk berleha-leha, gadis bar-bar!" serunya, membuat Nadira terjingkat.

"Astaghfirullah hall adzim," sebutnya memegang dadanya berdegup kencang. "Kalau datang ke rumah orang itu permisi assalamualaikum!" sambung wanita itu geram. "Nggak main nyelonong kayak gini. Situ nggak pernah diajarin sopan santun ya?" Ia pun beranjak mendekat Kevin yang menatapnya remeh. "Lagian mau ngapain ke sini? Urusan kita itu udah selesai!"

"Yakin udah selesai?" tantang Kevin tersenyum mengejek, melihat wajah Nadira yang merah. "Kejadian tadi malam, begitu aja kamu lupain? Aku nggak njamin." Kevin sama lipat kedua tangannya ke dada sambil tersenyum mengejek Nadira. Ia bisa merasakan saat bercumbu dengan gadis itu semalam. Nadira juga menikmati ciuman mendadak darinya.

"Apaan sih, kamu!" sanggah Nadira membuang muka. Tak berani bertatapan langsung dengan pria yang menyebalkan itu.

"Kenapa?" Kevin menarik wajah Nadira agar tetap melihat ke arahnya. "Atau kamu mau merasakannya lagi?" ucapnya, menaikkan kedua alisnya, sambil tersenyum mendamba.

1
Apriyanti
knp harus di gantung si thor,,bikin penasaran aja,, lanjut
Apriyanti
lanjut thor
Rike
smoga nadira cpet brkumpul sama kluarga ny
Apriyanti
mudah²an ke kejar
lanjut thor
Rike
bguss
Apriyanti
kasih tau Kevin Nadira gitu
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor
Rike
sdih jg awal prjlnan cinta rumit
muna aprilia
lnjut
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
kelamaan kamu Dira,, bkn blg aja terus terang biar Kelvin gak marah
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
makin seru aja ni cerita nya, semoga jd nya SM Kelvin bukan adik nya Azka,, lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor
Susi Haryani
Ayo kasih dukungan dong buat othor, biar semangat trs update na
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lah gmn ini kan adik kakak masa iya punya hubungan terlarang,, lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
waw keren bgt cerita nya Thor👍💪💪🙏
Apriyanti: sama² thor🙏💪👍😘
Susi Haryani: MKSh kk
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!