Di Paksa Menikahi Dosenku

"Akh sial, parfum apa sih yang di pakai oleh gadis ini!" Umpat Rey dalam hati. Saat mencium bau parfum dari tubuh gadis yang masih tampak kekanak-kanakan di sebelahnya itu. Dia sedikit menyesal menyuruh gadis itu untuk duduk di sampingnya. Tapi mau bagaimana lagi. Pemilik mobil di sini adalah dia, bukan gadis itu.

"Pasang sabuk pengamanmu. Kalau masih ingin selamat!" Ucapnya lagi. Saat melihat gadis itu yang masih belum memakai sabuk pengaman.

"Akh, iya pak." Jawab nanda cepat. Lalu segera mengenakan sabuk pengamannya. Setelahnya, mobil Rey pun sudah terlihat meninggalkan kampus. Bahkan pria itu sengaja memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena tak ingin berlama-lama mencium bau parfum gadis itu yang menurutnya begitu mengganggu indera penciumannya tersebut.

Beberapa waktu kemudian.

"Ngapain ni dosen mesum ajak gue ke apartementnya?" Batin nanda. Saat melihat pria itu yang sudah memarkirkan mobilnya di halaman apartement yang terlihat begitu mewah tersebut. Lagi, segala macam ketakutan sudah muncul di pikirannya, takut pria itu akan berbuat hal yang tidak-tidak padanya.

"Turun!" Ucap Rey geram kembali. Karena kesal, gadis itu harus selalu di perintah lebih dahulu untuk melakukan sesuatu. Dengan masih tampak ragu-ragu, nanda pun segera mengekor di belakang pria itu, matanya sempat terkesima saat melihat ruangan desain interior apartement tempat tinggal pria itu, yang tampak begitu wah, yah seharusnya dia tidak lagi terkejut, bahkan mobil dan pakaian pria itu saat mengajar pun, juga terlihat selalu mewah nan mahal saat di kenakannya. Rey pun segera menekan tombol lift lantai 5, untuk menuju ke lantai atas di mana apartementnya itu berada.

"Ya tuhan!" Tanpa sadar nanda pun langsung keceplosan, saat melihat pemandangan yang ada di dalam apartement pria itu. Tidak seperti gaya dan penampilannya, ternyata, apartement pria itu sangatlah berantakan.

"Pembantu yang biasanya membersihkan apartementku, sedang ijin pulang kampung, selama beberapa hari!" Ucap rey menjelaskan saat melihat expresi gadis itu. Untuk mengambil pembantu baru, dia sudah tidak lagi punya waktu, karena terlalu sibuk, oleh sebab itu, dia sengaja membiarkannya.

"Akhhh...." Nanda pun hanya manggut-manggut tanda mengerti.

"Tanpa ku jelaskan, kau sudah tahu maksud tujuanku membawamu ke apartemenku kan!?" Ucap Rey lagi, dengan wajah datarnya.

"What, jadi bapak ngajak saya ke sini, cuman untuk menjadi pembantu gratis bapak!?" Ucap nanda. Entah timbul keberanian dari mana. Dia tiba-tiba berani berkata seperti itu.

"Memangnya, apa ada hal lain yang kau harapkan dariku?" Tanya Rey. Sembari mendekati gadis itu, untuk sedikit menggodanya. Hingga akhirnya nanda pun terpaksa terus memundurkan tubuhnya ke belakang demi menghindari pria itu, yang bahkan nafasnya pun sudah berhasil mengenai pipi halus nan lembutnya itu. Namun sayangnya, pria itu terus saja memojokan nya, hingga akhirnya, tubuhnya pun sudah mentok di tembok.

"Apa kau mengiginkan seperti tontonan gratis yang kau lihat tempo hari hemmm!" Ucap Rey lagi. Hampir saja tawanya akan meledak saat melihat wajah gadis itu yang sudah semerah bak kepiting rebus tersebut.

"Tidak mungkin!" Ucap nanda cepat.

"Saya akan segera membersihkannya." Sambungnya lagi. Supaya pria itu segera menjauh darinya.

"Baguslah, kalau kau tahu!" Ucap Rey akhirnya. Karena memang itu yang ia inginkan.

"Saya kasih kamu waktu selama 1 jam, kalau lewat dari itu, saya tidak akan mengantarkanmu pulang!" Ancamnya lagi. Setelahnya, pria itu pun sudah terlihat berlalu masuk ke dalam kamarnya. Sementara nanda hanya bisa memelototkan matanya, mendengar ucapan konyol pria itu. Bahkan walau pun ada 2 orang sekaligus pun untuk merapikan apartementnya yang tampak begitu berantakan itu, tidak akan selesai hanya dalam waktu 1 jam.

"Dasar pria gila!" Umpatnya dalam hati.