NovelToon NovelToon
PANGERAN UWENTIRA

PANGERAN UWENTIRA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / cintamanis / Cinta Beda Dunia
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: ALNA SELVIATA

"Jika di duniamu banyak melukaimu, maka aku akan datang dari dunia lain menyembuhkan lukamu"
kisah nyata ini berawal dari kisah Hanum yang berlibur dirumah neneknya. Tanpa sengaja ia bertemu dengan anak laki-laki tampan yang seumuran dengan dirinya. Anak laki-laki itu memperkenalkan dirinya sebagai Dominic. Sejak pertemuan itu di kebun kopi, Hanum dan Dominic seringkali bertemu, mereka bermain bersama seperti layaknya anak seusia mereka.
Tiba waktunya, liburan sekolah Hanum telah usai. Kedua orang tua Hanum menjemput putrinya untuk kembali ke kota. Hanum pergi tanpa mengucapkan kata perpisahan kepada Dominic, hingga di hati Dominic menghadirkan rindu yang meluap hingga dewasa. perbedaan Dunia tidak menghalangi Dominic mencari Hanum, dia bahkan menyusuri kota-kota yang ada di Indonesia, namun langkahnya terhenti ketika mendapati seorang wanita yang menggendong anak kecil, wanita itu dipenuhi duka lara dan beban hidup. Wanita yang dapat membuat Pangeran Uwentira jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALNA SELVIATA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 MENJEMPUT HANUM

Paman Kenras dan pengawal lain menunggu di halaman rumahnya, sejak tadi ia mondar-mandir, kehadiran keluarga Hanum di rumahnya akan menjadi resiko terbesar jika penjemputan gadis kecil itu menjadi kekesalan terhadap Pangeran Dominic. Sedangkan Permaisuri Aliza masih menemani Dominic, seolah-olah tidak mengetahui rencana yang telah ia susun bersama Paman Kenras.

"Ibu, mari kita foto bersama," ajak Dominic.

Ketiganya mengabadikan momen itu dengan berfoto bersama, Permaisuri Aliza tak melepaskan pandangan dari putranya, baru kali Dominic terlihat sangat bahagia, tak seperti biasanya yang selalu bersikap dingin dan acuh terhadap orang-orang disekitarnya.

"Hanum, aku ingin mengajakmu ke taman bunga Ibuku lagi, kamu mau 'kan?" tanya Dominic.

"Aku sangat mau, dimana pun tempat kamu membawaku, aku senang Dominic," kata Hanum. Dia sangat menyukai hal-hal yang ada di Uwentira.

"Benar kah? Kalau begitu berjanjilah, kau harus menjadi istriku ketika kita dewasa," pinta Dominic. Tanpa ia sadari permintaan itu lolos begitu saja dari mulutnya.

Permaisuri Aliza terkejut mendengar permintaan putranya yang di luar nalar. Rupanya Dominic sangat mengistimewakan Hanum sebagai calon pasangan hidup kelak. Sementara Hanum yang diminta untuk berjanji hanya tersenyum malu-malu, sebagai gadis kecil yang beranjak remaja, dia hanya tahu pernikahan itu hidup bersama satu atap seperti Ayah dan Ibunya.

"Kenapa kamu diam? Kau tidak ingin Hanum?" tanya Dominic.

Tidak ingin mengecewakan Dominic, Hanum akhirnya sepakat untuk berjanji di depan Ibu kandung Dominic, Permaisuri Aliza.

"Aku janji, Pangeran.."

Pangeran berwajah tampan itu sumringah, dia merasa mendapatkan harta karun untuk jadi tabungan masa depannya, tidak sia-sia dia menguntit Hanum dari seminggu yang lalu di kebun kopi.

Permaisuri Aliza hanya terdiam, dia menyimak seberapa jauh pikiran tingkat kedewasaan putranya. Sebagai Ibu, Permaisuri Aliza terkejut dengan pikiran-pikiran dewasa Dominic.

"Yang mulia Permaisuri, Yang mulia Pangeran Dominic, ada yang ingin bertemu dengan kalian," ucap Paman Kenras. Dia harus mengatakan walaupun sedang terbata-bata.

Permaisuri Aliza sudah mengetahui maksud dari panggilan Paman Kenras. Dia pun membawa Dominic dan Hanum ikut keluar bersamanya. Kedua anak itu turut tanpa ada penolakan, Dominic tertawa riang sembari menjahili rambut Hanum.

Hanum dan Dominic terkejut melihat para tamu yang sudah duduk di sofa, mata Hanum terarah pada sosok pria tua yang sangat dikenalinya.

"Kakek .." lirihnya.

Suara lirihnya dapat di dengar oleh Dominic, dia yang sudah mengenali rupa Kakek Hanum membelalakkan mata karena tak menyangka.

"Maaf yang mulia, penjaga keamanan pintu dimensi membawa tamu, mereka adalah keluarga Hanum," ucap Paman Kenras.

Permaisuri Aliza melirik ke Dominic, dia merasa kasihan melihat raut wajah Dominic yang kebingungan. Rasanya ingin memeluk putranya saat itu juga.

"Kenapa mereka tahu Hanum ada disini?" tanya Dominic.

Bukan tidak senang dengan kehadiran Kakek Hanum, akan tetapi perasaannya tidak enak karena momen yang tiba-tiba yang demikian.

"Maaf yang mulia, hal ini sudah menjadi lumrah, ketika ada manusia yang hilang di hutan dan kebun kopi, maka satu-satunya kecurigaan mereka adalah Uwentira," sahut Paman Kenras.

Hanum yang memandangi Kakeknya dari jauh, merasa bersalah karena telah pergi dari rumah tanpa mengucap pamit. Hanum merasa bersalah karena membuat kelurganya khawatir.

"Mereka datang untuk menjemput Hanum, kedua orang tua Hanum menanti di dunianya," kata Paman Kenras lagi.

Dia tahu ini berat untuk Dominic, namun Pangeran Uwentira itu harus menerima kenyataan jika dia dan Hanum berbeda.

"Tapi Paman.." Dominic juga berat hati bila harus mengecewakan kedatangan Kakek Hanum.

"Putraku, Kakek Hanum sudah jauh-jauh datang menjemput cucunya, kasihan dia, keluarga Hanum khawatir," ucap Permaisuri Aliza.

Dominic menatap Ibunya dengan rasa yang campur aduk, ingin memberontak, marah, namun di satu sisi keadaan itu bukan salah Ibunya. Ambo' rante yang punya wewenang, memberanikan diri berucap.

"Pulang Hanum, Nenekmu sedang sakit, dia khawatir, Ibumu juga pingsan setelah mendengar kamu menghilang, pulang cucu .."

Mendengar kabar tentang Neneknya jatuh sakit, tentu Hanum tak berpikir panjang lagi, dia berlari menuju Kakeknya, memeluk Ayah dari Ibunya dengan erat. Tangisnya tumpah sambil meminta maaf tanpa henti. Melihat reaksi Hanum, Dominic seperti tertampar, dia merasa sudah menjadi anak yang paling egois, karena kesenangannya, keluarga Hanum menjadi korban.

"Paman Kenras, pulangkan Hanum ke dunianya, aku yang memerintahkannya," ucap Dominic. Dia sudah berbesar hati.

Permaisuri Aliza tertegun, begitu juga dengan Paman Kenras, sebelumnya mereka berdua mengira Dominic akan bersikeras menentang penjemputan Hanum.

"Pangeran tidak mengapa 'kan?" tanya Paman Kenras.

Dominic menarik nafas panjang, tanpa menyahut sepatah kata, dia enyah dari tempatnya berdiri, Dominic memilih menepi ke taman belakang. Permaisuri Aliza meminta Paman Kenras membiarkan Dominic dalam kesendiriannya.

"Maaf yang mulia, esok hari aturan undang-undang kita akan ditetapkan, kami harus membawa tamu kuta keluar dari Uwentira," ucap kepala penjaga keamanan.

Permaisuri Aliza memberi anggukan kepada Paman Kenras, pertanda dia mengizinkan Hanum dibawa pulang oleh keluarganya. Istri Raja Uwentira itu menghampiri Hanum dan Kakeknya.

"Hanum, tetaplah mengingat kami walaupun kamu telah kembali kepada keluargamu, ingatlah Dominic," ucapnya.

Hanum memeluk Ibu Dominic itu, "Bolehkah aku pamit ke Dominic, tante?"

Permaisuri Aliza ingin melindungi putranya agar tidak jauh lebih terluka, dia pikir, ucapan perpisahan dari Hanum akan menambah kepedihan putranya.

"Akan tante sampaikan, Dominic sedang tidak ingin di ganggu, Dominic butuh waktu sendiri," kata Permaisuri Aliza.

Sebagai anak yang polos, Hanum hanya menurut saja. Dia tidak ingin menyakiti hati siapapun lagi, termasuk keluarganya. Hanum kembali menggenggam tangan Kakeknya, membalikkan badan dari Permaisuri Aliza dan Kenras. Hanum merasa berat untuk meninggalkan Uwentira, tetapi dunia itu bukanlah tempatnya, Ibu dan Neneknya menunggu untuk ia kembali.

"Ayo Kakek, kita pulang," ucapnya.

Ambo' rante pamit dari Permaisuri Aliza dan Paman Kenras, begitu juga dengan Kakek Hanum, dia berulang kali mengucapkan kata terima kasih karena pihak kerajaan telah memperlakukan Hanum dengan sangat baik.

"Hanum, jangan lupakan Paman Kenras ya, kamu di sana rajin belajar, selamat tinggal Hanum," ucap Paman Kenras.

Ucapan itu juga sama yang dilontarkan dokter Khael. Melepas Hanum serasa mereka akan memiliki tugas berat setelahnya, yaitu menata hati dan emosi Dominic.

Para pengawal dan penjaga pintu dimensi membawa Hanum dan keluarganya kembali ke gapura. Mereka menikmati pemandangan yang terpampang megah di setiap jalan yang mereka lalui. Kenangan pertama dan mungkin saja itu yang terakhir kalinya menginjakkan kaki di negeri Uwentira, negeri tak kasat mata yang menyimpan banyak misteri bagi manusia biasa.

"Aku tidak jadi ke taman bunga lagi dengan Dominic," gumam Hanum yang masih di dalam mobil.

Kakeknya dapat mendengar gumaman itu.

"Ini bukan tempat kuta, Nak. Kita harus pulang," ujarnya.

"Tapi Kakek..bukankah ini di luar negeri? Kenapa bukan tempat kuta, kata bu guru ku jika sudah besar nanti, kita bisa keliling dunia," Hanum masih belum memahami jika Uwentira dan dunia manusia berbeda dimensi.

1
Ir Ma
suka cerita nya
Minn
sejauh ini semuanya bagus tor👍👍
Minn
pasangan yang serasi klop👍👍
Sandy Adalangi
lanjut doong
zin
Hadir kak,
boleh mampir di karya ku kak,
Cinta Setelah Kata Cerai
zin
/Whimper/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!