NovelToon NovelToon
Bersaing Dengan Masa Lalu

Bersaing Dengan Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.

Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.

Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Hari ini Juna menunjukkan sikap yang tidak biasa. Pria yang sejak dulu bersikap acuh tak acuh, kini menjadi sangat romantis. Setelah menonton film, Juna tiba-tiba mengajak Jasmine ke salah satu restoran dan memesan tempat VIP. Jasmine sempat tertegun, mana kala sang suami telah menyiapkan banyak kejutan di dalamnya. Dia memberikan buket bunga, lalu menghadiahi kalung bersiaskan berlian sebagai liontinnya. Kalung dengan harga yang tidak murah pastinya. Namun bukan soal harga yang jadi masalah. Sebab Jasmine tau kalau sekarang suaminya sudah bisa membeli apapun.

Permasalahannya adalah, Jasmine jadi paham bahwa dibalik semua keromantisan dan kejutan yang diberikan oleh Juna, ada banyak kebohongan di balik semua itu. Kebohongan yang di balut sikap romantis, agar tidak terbongkar.

"Dalam rangka apa Mas.? Ulang tahun ku masih 2 bulan lagi. Pernikahan kita juga baru berjalan 4 bulan, anniversarynya masih sangat lama." Komentar Jasmine saat Juna menyodorkan buket bunga dan kalung berlian padanya.

"Apa harus menunggu hari spesial untuk memberikan kejutan dan hadiah pada istri sendiri.?" Juna malah balik pertanya. Dia meletakkan buket bunga di pangkuan Jasmine, lalu mengambil kalung itu dari kotaknya untuk di pasangkan di leher Jasmine.

"Mas Juna tidak pernah seperti ini sebelumnya, aneh saja." Ujar Jasmine yang sebenarnya sedang menyindir Juna agar ingat dengan kebohongannya. Namun saat Jasmine mengamati wajah Juna, ekspresinya terlihat biasa saja. Tidak ada rasa gugup ataupun kaget.

"Maaf kalau dulu aku terlalu cuek." Ucapnya kemudian mendaratkan kecupan di kening sang istri setelah memasangkan kalungnya.

Jasmine hanya diam saja, dia tidak merasakan bahagia samasekali meski diperlakukan begitu manis oleh Juna. Buket bunga yang indah, serta kalung berlian yang berkilau, terlihat biasa saja di mata Jasmine. Tidak ada yang spesial malam ini, yang ada hanya perasaan terluka dan kecewa. Namun Jasmine berusaha menahan untuk tidak menegur Juna sebelum dia bisa membongkar semua kebohongan Juna.

"Kamu semakin cantik." Juna mengangkat dagu Jasmine agar menatap ke arahnya, dia kemudian menunduk dan mengambil ciuman di bibir untuk beberapa saat. Jasmine sempat diam, tapi kemudian menyambutnya agar Juna tidak curiga.

"Terimakasih kejutannya. Sepertinya Mas Juna akan semakin banyak memberiku kejutan." Ucap Jasmine setelah pagutan bibirnya terlepas.

Juna mengusap lembut sebelah pipi Jasmine, dia lantas duduk di depannya. Keduanya menikmati dinner romantis dengan pemandangan gedung-gedung tinggi yang bisa dilihat dari dinding kaca. Juna memang memilih restoran di salah satu hotel bintang lima yang menyediakan view paling bagus.

"Sayang, soal kita memiliki anak,,"

Jasmine langsung menghentikan kegiatan makannya untuk menatap Juna. Dia terkejut karna Juna tiba-tiba membahas soal anak.

"Mas Juna tidak ingin punya anak dari ku.?" Tanya Jasmine reflek.

"Hei,, kenapa bicara seperti itu." Juna meraih tangan Jasmine di atas meja dan mengusapnya

"Justru aku ingin kita segera memiliki anak. Setelah dipikir-pikir, pernikahan kita akan semakin sempurna dengan hadirnya anak. Bagaimana.?" Tanya Juna meminta pendapat.

Jasmine terdiam, dia sedang memindai wajah sang suami dan mencerna maksud serta tujuan Juna yang tiba-tiba menginginkan anak darinya. Padahal sejak awal Juna telah bersikeras untuk menunda kehamilan. Seakan-akan, dia tidak menginginkan anak dalam pernikahan mereka.

"Nanti aku pikirkan lagi." Jawab Jasmine. Dia tidak bisa memberikan jawaban pasti, sebab ada beberapa hal yang harus dia pertimbangkan sendiri. Terlebih setelah mengetahui bahwa Juna menyembunyikan sesuatu darinya.

"Ya sudah, aku ikut jawaban kamu saja kalau memang belum siap dalam waktu dekat." Juna menarik tangannya, lalu melanjutkan makan.

Sementara itu, Jasmine tidak bisa mengalihkan tatapannya pada Juna. Dia masih belum bisa membaca maksud dan tujuan suaminya. Bahkan Jasmine merasa tidak bisa mengenali sosok pria yang ada di hadapannya. Pria yang telah dia cintai selama 7 tahun terakhir. Sejak mengetahui kebohongan Juna, Jasmine merasa Juna tidak seperti yang dia kenal sebelumnya

...******...

Pagi ini weekend, Jasmine sudah bangun pagi-pagi karna ingin pergi ke rumah orang tuanya. Dia sudah membuatkan sarapan untuk Juna. Beberapa cemilan dan buah-buahan juga sudah di siapkan untuk menemani Juna yang akan menyelesaikan pekerjaan di rumah. Juna sedang sibuk karna, dia harus menyelesaikan laporan hari ini, jadi tidak bisa mengantar Jasmine.

"Nanti aku menyusul kalau pekerjaannya sudah selesai." Ucap Juna ketika Jasmine pamit. Jasmine mengangguk singkat.

"Cemilannya ada di lemari pendingin, nanti minta tolong sama bibi saja untuk di bawakan. Aku pergi dulu." Jasmine melenggang begitu saja. Namun baru beberapa langkah sudah di cegah oleh Juna.

"Tidak menciumku dulu.?" Tanya Juna dengan kedua tangan sudah melingkar di perut Jasmine. Dia memeluknya dari belakang.

Jasmine memutar badan, dia lantas mencium Juna tanpa protes. Bibir Juna merekah setelah mendapat ciuman dari sang istri.

"Hati-hati di jalan, kabari kalau sudah sampai." Ujar Juna seraya melepas pelukannya.

Juna mengantar Jasmine sampai depan. Begitu mobil Jasmine sudah tidak terlihat lagi, Juna beranjak ke garasi. Dia mengeluarkan kunci mobilnya dan membuka pintu untuk mengambil ponsel rahasia yang di sembunyikan di bawah karpet mobilnya.

Pria berwajah tampan itu tampak menarik nafas dalam-dalam sembari menghidupkan ponsel. Ada penyesalan yang tersirat dari sorot matanya ketika menatap ponsel itu. Ponsel yang sengaja dia beli khusus agar bisa menghubungi putranya. Namun karena tidak ingin diketahui oleh Jasmine, Juna terpaksa menyembunyikan ponsel itu. Sebab dia belum siap menceritakannya pada Jasmine.

"Maaf belum bisa menceritakan semua ini padamu." Lirihnya penuh sesal.

Juna lantas masuk ke dalam kamarnya dan menghubungi nomor Vierra.

"Bagaimana keadan Joshua.?" Tanya begitu sambungan telfon terhubung. Kemarin dia di hubungi Vierra dan mengatakan kalau Joshua sedang demam.

"Demamnya belum turun sejak kemarin, jadi aku membawanya ke rumah sakit pagi tadi." Jawab Vierra di seberang sana.

"Apa sakitnya serius.?" Juna mendadak cemas. Dia juga di lema, disisi lain ingin terbang ke Jepang untuk menemani putranya, tapi pekerjaannya juga sedang banyak dan tidak bisa di tinggal-tinggal.

"Tidak, hanya demam biasa."

"Aku belum bisa datang menemui Joshua, tagihan rumah sakit biar aku kirim ke rekening Joshua." Ujar Juna.

"Aku mengerti. Sebaiknya memang kamu tidak perlu datang. Bukankah kita sudah sepakat untuk mengubur masa lalu. Joshua juga belum terlalu paham dengan situasinya, dia tidak akan mencarimu lagi seandainya kamu tidak menemuinya lagi." Jelas Vierra penuh ketegasan.

Juna tampak mengepalkan tangannya perlahan.

"Aku hanya setuju mengubur masa lalu kita, tapi bukan berarti putus hubungan dengan Joshua. Joshua bukan bagian dari masa lalu, tapi masa depanku." Juna menekankan kalimatnya. Ada kemarahan dalam nada bicaranya.

Setelah mengatakan itu, Juna langsung menutup sambung telfonnya dan menonaktifkan ponselnya lagi.

...******...

"Mah, bagaimana kalau seandainya Jasmine dan Mas Juna bercerai.?" Gumamnya dalam hati.

Jasmine menatap nanar wajah sang Mama yang begitu antusias menyambut kedatangannya dan menanyakan keberadaan sang menantu.

1
Eti Alifa
ya Alloh sesabar itu jasmine.Mlm pertama pke pengaman hanya dan baru pertama kali di dunia pernovelan🤭
Eti Alifa
baru baca kok nyesek thor, si juna kebangetan😬
Wiwit
wkwkwkwkwkwk
Yelly _16
Luar biasa
momo2
ceritanya ringan tapi bikin nyesek dada
Awey
Kenapa Vie manggil mama sich,ke mama Dewi . kenapa tidak Tante aja.
Awey
Ich nyesek bnget di bab ini,😭😭😭
Rswt Slv
Biasa
Nissa Zafa
kasihan Jasmin. tpi kasihan Juna juga. 7 th terpisah dari anak dan wanita yg di cintai. walaupn itu juga bukan smua slh Juna.
Yani Mulyani
Biasa
Datu Zahra
malem pertama, pake pengaman. asli kalau gue ogah sih, enggak mau bikin bini hamil ada cara lain. penghinaan sumpah
Dee
Luar biasa
Dee
Ucapan adalah do'a kalau jadi berarti baby nya made in rumah sakit 🤭
Elicia Yeung
Luar biasa
Rina Rina
Alhamdulillah akhirnya
Shisiel Afwan
Kecewa
Shisiel Afwan
Buruk
Rina Rina
aduh Juna gk jentel bgt sih
Rina Rina
Thor tega bgt sih Ama Jasmine kasian Lo dia
berbaik hati la sama dia
Rina Rina
amin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!